26. Nyawa di bayar nyawa.

560 60 0
                                    

Tanda bintang nya jangan lupa⭐
.
.
.
.
.

2

6. Nyawa di bayar nyawa.
____________________________________

"masih ingat saya? suaminya Kiara" ucap Burhan sambil mengulurkan tangan nya ke arah Bunda. Bunda hanya mengangguk sambil tersenyum kemudian membalas uluran tangan Burhan.

"Dia dulu sahabat terdekat mama kamu" ucap Burhan sambil mengelus lembut rambut kaila.

"Jadi, Bunda temen nya mama?" tanya kaila sedikit kaget sambil terus menatap Bunda yang masih setia menemani kaila di samping gadis itu.

"kenapa Bunda nggak cerita?" lanjut kaila. Bunda tersenyum lalu kembali mendekati kaila.

"Iya, Bunda dulu temen deket nya mama kamu" balas Bunda sambil mengelus lembut rambut kaila.

"Agha tau?" tanya kaila lagi, Ragha kemudian mengangguk.

"Kemarin Bunda cerita" balasnya

"wah, mama pasti seneng banget kan pah? kalo lihat putrinya dekat sama sahabat terbaik nya?" Kaila terlihat gembira sambil terus menatap Bunda dan Burhan secara bergantian.

"pah, aku boleh anggap Bunda kayak mama aku sendiri kan?" tanya Kaila sambil menatap ayahnya, Burhan bingung ia kemudian menatap Bunda.

"Boleh" jawab Burhan.

"makasih pah" balas kaila lalu memeluk Burhan dengan erat, Burhan hanya bisa tersenyum saat melihat putrinya yang terlihat sangat gembira.

"Bunda juga udah anggap kaila seperti anak perempuan Bunda" ucap Bunda lalu mengelus pipi kaila dengan lembut.

"Makasih Bunda"

"Hati-hati, nanti malah beneran jadi mama tiri" sahut varrel.

"ENAK AJA"

protes kaila dengan kesal, dia sangat tidak setuju jika harus mempunyai mama baru lagi, terlebih itu adalah calon mertuanya sendiri, yang ada masa depan dia dan Ragha menjadi suram nanti nya. pacarku adalah kakak tiriku? sangat tidak lucu sekali.

"papa gue bisa ngamuk kalo di tinggal Bunda" ucap Ragha di iringi dengan kekehan kecilnya.

"emang Agha mau jadi kakak tirinya kaila?" tanya kaila mencoba untuk menggoda Ragha.

"Nggak. maunya jadi suami kamu aja"
Balas Ragha dengan spontan karena sedikit kesal.

"Khem"

Burhan berdehem saat mendengar penuturan Ragha yang secara tiba-tiba. seketika itu Ragha sadar bahwa di dalam ruangan itu bukan hanya ada dia dan kaila, melainkan ruangan itu juga di penuhi anak-anak Vanostra dan juga keluarga kaila. wajah laki-laki itu seketika memerah saat mendengar gelak tawa teman-teman nya yang terdengar mengejek.

"Bunda kayak nya harus pamit duluan nih, soalnya ada yang harus bunda urus di butik" ucap Bunda sambil meraih tas  yang sebelumnya ia taruh di atas nakas.

"kok cepet banget sih Bunda" ucap kaila sedikit kecewa.

"maaf ya sayang, Bunda ada urusan soalnya" balas Bunda sambil menatap kaila dengan lekat.

"besok Bunda kesini lagi ya?" sambung Bunda sambil mengelus kepala kaila.

"nggak mau Bunda" rengek kaila sambil terus memegang tangan Bunda.

"sayang, tante tiara ada uru__"

"Bunda tiara pah, bukan Tante" koreksi kaila memotong ucapan Burhan. Seketika Kekehan papa dan Bunda beserta teman-teman nya kembali mengisi ruangan tersebut.

K A R A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang