Extra part!

1.1K 63 13
                                    

Semoga suka.

Jangan lupa vote.

Extra part!

______________________________________

"Kamu nggak merasa kesakitan?" tanya salah satu perawat yang sedang menjahit luka pada lengan Kaila. Kaila tak menjawab dia hanya menatap kosong ke arah depan, tanpa meringis sedikitpun saat perawat itu menjahit luka nya.

Perawat itu menghela napas pelan saat lagi-lagi Kaila tidak merespon ucapan nya. Dari luar ruangan tempat Kaila di obati sekarang seorang laki-laki paruh baya sejak awal hanya memandang nya lewat kaca jendela dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

Laki-laki itu hanya berdiri, ia seperti ingin menghampiri Kaila tapi ragu. Namun tepat setelah perawat itu keluar dari ruangan itu, Burhan kemudian berjalan menghampiri Kaila. Ia masuk dengan perasaan seyakin mungkin.

"Ya tuhan__"

"Kamu kenapa terlihat sangat berantakan seperti ini, nak?" ucap Burhan.

Kaila hanya menatap nya sekilas lalu kembali menatap kosong ke arah depan. Sungguh! ia benar-benar terlihat tidak peduli sama sekali dengan kehadiran papanya.

Burhan mencoba mendekati Kaila, tangan nya dengan pelan mencoba untuk mengusap pucuk kepala putri nya.

"Ada yang sakit sayang? kamu terluka di bagian mana? kasih tahu papa." Burhan mengambil kedua tangan Kaila.

"Lepas__" sentak Kaila tanpa berniat menatap Burhan sedikit pun.

"tapi kamu terluka sayang"

"NGGAK ADA TULANG SAYA YANG PATAH, DAN SAYA BAIK-BAIK SAJA. SAYA HANYA INGIN SENDIRI SEKARANG." sentak Kaila sambil menatap Burhan tajam.

Burhan tercekat, rasa bersalah kini kembali menguasai perasaan nya. memori saat ia menampar dan menyakiti anak nya seakan berputar seperti kaset di dalam ingatan nya.

"kamu kemana aja? harus nya kamu menghubungi papa jika sesuatu terjadi sama kamu."

"kenapa anda menghawatirkan saya sekarang?"

"Anda juga tidak akan peduli meskipun saya mati kan?"

Seru Kaila dengan suara bergetar, air matanya mulai berjatuhan karena sakit. Bukan! bukan rasa sakit secara fisik, tapi hati dan mental nya benar-benar hancur.

"Jangan bicara seperti itu sayang" Burhan mencoba untuk menenangkan putrinya.

"Saya bahkan bukan anakmu lagi sekarang" sentak Kaila sambil menatap Burhan dengan intens.

perasaan Burhan benar-benar terasa hancur sekarang, ini salah nya dan ia menyadari itu.

"Sayang jangan bicara seperti itu" Burhan kembali menggenggam tangan Kaila.

"Bukan nya anda yang memutuskan itu sebelum nya dan bahkan lebih memilih hidup dengan keluarga asing itu."

"Jadi buat apa anda peduli kepada saya? karena saya bukan salah satu dari keluarga anda lagi." lanjut Kaila.

K A R A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang