24. most beautiful kiss.

587 61 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca⭐⭐

Nggak susah kok, tinggal pencet tanda bintang di samping kiri bagian bawah. Mudah kan, jangan pelit, jangan jadi pembaca gelap.🌝💣.
.
.
.
.
.

24. most beautiful kiss.
_____________________________________

Tepat pukul 7 pagi kaila akhirnya bangun dari tidur nya, matanya bengkak, kepalanya terasa sakit, di wajahnya juga terdapat banyak luka lebam akibat pukulan yang ia dapatkan semalam.

Saat ia meneliti sekitar ruangan, tatapan nya kemudian terfokus pada laki-laki yang tengah terlelap dengan posisi duduk menggunakan tangan nya sebagai tumpuan.

kaila mengambil napas panjang lalu menghembuskan nya dengan pelan, kemudian gadis itu berusaha untuk bangun dari tempatnya.

"kaila? udah bangun?" Varrel yang merasa tidurnya terusik oleh pergerakan kaila akhirnya ikut terbangun.

"sejak kapan kaila di sini?" tanya kaila sambil melirik infus yang melekat di tangan nya.

"tadi subuh Bang Varrel langsung bawa kamu kesini, badan kamu panas banget" ucap Varrel sambil merapikan rambut Kaila yang terlihat berantakan.

"kaila kenapa? " balas kaila.

"Kata dokter kaila demam, jadi kaila harus istirahat yang cukup ya?"

"Demam doang bang, nggak papa"

"nggak papa gimana?" ucap Varrel sedikit kesal, dalam keadaan seperti ini kaila masih saja terlihat sok kuat.

"Abang nggak kuliah?" tanya kaila mulai mengalihkan topik pembicaraan.

Varrel menggeleng lalu kembali duduk di atas kursi tempat dimana sebelumnya ia terlelap di samping brangkar tempat tidur kaila.

"kakak nggak ada kelas hari ini, di kantor ada kerjaan sih, tapi itu urusan belakang"

ucap Varrel dengan senyuman khas nya, di sela-sela kesibukan nya laki-laki itu masih menyempatkan diri untuk menemani kaila di rumah sakit. Rasanya Varrel tidak tega jika harus meninggalkan adik bungsu nya itu, Varrel takut jika nanti terjadi apa-apa dengan kaila.

Tapi di sisi lain, banyak yang harus Varrel urus di perusahaan nya, mengingat bahwa hari ini Varrel harus bertemu salah satu klien dari luar negri untuk menganalisis kesepakatan kerja sama bisnis.

"abang ke kantor aja, kaila udah baikan kok, nanti juga sembuh" ucap kaila meyakinkan Abangnya.

"nggak papa, biar kakak temenin di sini"

"Bang"

"hmm?"

"sana ke kantor aja, kaila nggak papa kok sendiri di sini"

"kaila juga perlu istirahat"

Ucap kaila memaksa, Varrel menghela napas berat, lalu berpikir sejenak. memang banyak yang harus varrel selesaikan di kantor, tapi ia juga merasa tidak tega jika harus meninggalkan kaila sendirian.

"nggak papa bang, serius. " ucap kaila.

"Beneran nggak papa?" tanya varrel sedikit Ragu, namun kaila hanya mengangguk dengan senyuman di bibir pucat nya.

"yaudah, Bang Varrel ke kantor ya? nanti Abang suruh papa buat kesini" ucap Varrel sambil berdiri dari duduk nya.

"Hati-hati abang" ucap kaila lalu memeluk Varrel. Varrel mengangguk lalu membalas pelukan sang adik.

"sarapan nya jangan lupa di habisin ya, habis itu minum obat" pesan varrel sambil menunjuk semangkuk bubur yang ada di meja kecil dekat tempat tidur kaila. kaila hanya mengangguk sebagai jawaban.

K A R A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang