35. Aghanteng

363 45 0
                                    

Biasakan apa sebelum membaca?? 🤗

Vote⭐

Pinter! Readers kesayangan mamih😚
.
.
.
.
.

35.Aghanteng
______________________________________

"Bar, kucing lo udah di makamin belum?"

"Bacod setan"

Umpat Bara sambil terus berjalan dengan lemas. baru saja ia melangkahkan kaki nya masuk kedalam kelas, Danendra dengan jahil nya langsung menyuguhkan pertanyaan menyebalkan tersebut kepada Bara. karena kesal bara hampir saja memukul kepala Danendra dengan tas punggung milik nya.

Memang untuk saat ini, laki-laki itu tidak ingin membahas soal hal menyedihkan itu, karena luka dan rasa duka nya kian masih membekas. Wkwk:D

Jika mengingat kenangan nya bersama Pushy, tanpa di minta air matanya akan keluar dengan sendiri nya. bahkan pagi ini Bara datang dengan mata sembab, sepertinya cowok itu mengenang kepergian Pushy semalaman hingga tidak tidur sampai larut malam.

Dengan lesu Bara kemudian duduk di bangku kosong paling belakang, matanya kembali memerah saat melihat gantungan kunci milik nya yang terdapat foto menggemaskan milik Pushy.

"sumpah gue nggak munafik, ternyata kehilangan kucing kesayangan lebih sakit dari pada kehilangan seorang pacar"

Bara bergumam sendirian, ia kemudian menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan nya di atas meja. bayangan Pushy yang selalu setia menemaninya setiap hari kembali berputar jelas di kepalanya. saat-saat di mana ia dan Pushy makan sepiring berdua, tidur berdua, tidak lupa dengan morning kiss mereka berdua setiap pagi, bahkan ketika Bara ingin berak dan takut pergi ke toilet sendirian, Pushy adalah satu-satunya orang yang selalu siap menemani Bara.

Ingat, Bagi seorang Abara GhaniMahardika, Pushy adalah salah satu 'orang' bagi nya. bukan hewan.

"Kenapa tuh anak?"

Kaila yang baru saja sampai di kelas langsung mengerutkan alis nya heran saat melihat Bara yang sedang merenungi nasib sendirian di bangku pojok paling belakang.

"Biasa, masih berduka" jawab Raka tanpa mengalihkan tatapan nya dari layar laptop di depan nya.

Kaila hanya sedikit tersenyum sambil menggelengkan kepala heran kemudian duduk asal di samping Raka. pantas saja pagi ini kelas sedikit tenang, pawang keributan sedang patah hati karena kucing ternyata, pikir nya.

"Agha mana, ven?" tanya kaila, sejak tadi dia tidak menemukan keberadaan Ragha. biasanya dia tidak pernah ketinggalan berangkat bersama teman-teman nya, tapi pagi ini?.

"Kirain bakal berangkat sama lo. nggak tahu gue" balas veno sambil menggigit asal sebuah kayu berbentuk sumpit mini yang ada di jemari nya, kaila hanya mengangguk mengerti, ia kemudian beralih menatap Raka yang sedari tadi masih sibuk mengotak-atik laptop nya.

"lo lagi ngapain sih, fokus banget?" kaila sedikit memiringkan tubuh nya agar ia bisa melihat layar laptop Raka dengan jelas.

"Biasaa" balas Raka singkat.

"Otak lo jago banget gila, belajar di mana sih?"

Kaila terkagum sekaligus heran dengan laki-laki di samping nya itu saat melihat layar laptop Raka penuh dengan angka dan hurup-hurup kecil yang hampir memenuhi layar laptopnya.

Otak peretas memang tidak ada tandingan nya. di saat orang lain memakai tenaga, maka beda hal nya dengan Raka, ia lebih memilih menggunakan otak untuk menyelesaikan beberapa masalah tertentu. melacak CCTV, melacak lokasi seseorang, sampai melacak indentitas seseorang hanya lewat bekas sapuan tangan orang pada layar handphone. oiya! satu lagi, jangan lupa bahwa Raka juga sangat ahli dalam membobol rekening bank!.

K A R A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang