58. Pembunuh?

416 41 0
                                    

Yok yok vote dulu yok biar crush saya bangga. Biar cinta guweh di Terima😭.


58. Pembunuh?
______________________________________

"Setelah pindah sekolah, kenapa nilai kamu semakin anjlok seperti ini?"

Hampir setiap hari Kaila di suguhkan dengan kalimat memojokkan yang keluar dari mulut papa nya. Kaila yang sedari tadi hanya duduk di bangku belajar hanya diam membisu tanpa membalas tatapan Burhan.

"Kamu pikir papa tidak tahu apa saja yang kamu lakukan ketika di sekolah? Stella juga memberitahu papa kalau kamu sering bolos dan lebih memilih keluyuran bersama geng motor kamu itu"

Lagi dan lagi Stella. Gadis itu benar-benar tidak ada bosan nya  mencari masalah dengan Kaila. Bahkan sekarang dia mengarang cerita tentang apa saja yang Kaila lakukan di sekolah?

"Nilai ujian kamu kemarin benar-benar bikin papa kecewa. Lihat ini? Biasanya kamu selalu menjadi yang terbaik tapi sekarang?"

Brak!

Burhan menaruh lembar jawaban ujian Kaila di atas meja dengan kasar. Terlihat angka 89 melingkar sempurna pada salah satu kertas di sana.

"Dulu kamu sangat hebat, nilai kamu bahkan jauh di atas rata-rata, tapi lihat diri kamu sekarang? Kamu malah jadi bodoh seperti ini. Saat orang lain menjadi lebih baik kamu kenapa  malah jadi sebalik nya?"

Bentak Burhan membuat Kaila benar-benar mengepalkan kedua tangan nya dengan cukup kuat, jika saja Burhan bukan papa nya mungkin Kaila sudah menghabisi orang di depan nya itu sekarang juga.

"Kalian semua yang bikin Kaila kayak gini, kalian berubah, itu yang bikin Kaila stres dan frustasi" balas Kaila.

"LANTAS BELAJAR LAH LEBIH GIAT DAN COBALAH UNTUK BERUSAHA MATI-MATIAN" Bentak Burhan sambil menunjuk wajah Kaila.

"Bukan nya belajar kamu malah pergi ke club malam dan pergi tawuran bersama geng motor sialan kamu itu" lanjut Burhan.

"Papa bilang apa? Apa tadi papa merendahkan harga diri teman-teman nya Kaila di depan wajah Kaila?"

Kaila benar-benar tidak terima dengan ucapan papa nya. Ketika papa nya mengira bahwa teman-teman nya hanya sekelompok geng motor berandalan, Kaila benar-benar merasa sesak yang luar biasa. Bagaimana tidak? Bagi Kaila Teman-teman nya adalah rumah.

Ketika keluarga nya menyakiti dan membuat nya kecewa, di sisi lain anggota Vanostra lah yang menyembuhkan segala luka yang di ciptakan oleh keluarga nya.

Burhan tidak tahu saja bahwa geng motor yang baru saja ia rendahkan itu adalah sekelompok perkumpulan remaja yang benar-benar membantu setiap orang yang membutuhkan. Menyumbangkan uang puluhan juta kepada setiap panti asuhan dan sebagai nya. Lantas di mana letak tidak berguna nya seorang Vanostra geng?

"Papa pikir papa lebih baik dari teman-teman Kaila?" lirih Kaila dengan mata berkaca-kaca.

"Papa nggak pernah tahu apa yang selama ini Kaila lakuin kan? Papa cuma sibuk sama keluarga baru papa. Saat Kaila sedih dan di kecewakan oleh papa, Satu-satunya yang berhasil menghibur Kaila cuma mereka. Lalu siapa yang memberi anda hak untuk merendahkan mereka? SIAPA?" bentak Kaila dengan mata yang kian memerah.

"Papa nggak tahu bagaimana Kaila mencoba buat nerima semua yang papa lakuin. Di banding Kan berantem sama sekelompok preman, buat berbicara sama papa kayak gini jauh lebih menakutkan."

"Kenapa? karena Yang jadi korban nya adalah mental Kaila" Ucap Kaila sambil berusaha menahan air mata nya agar tidak tumpah.

"Beberapa kali saya perlu tegaskan? Jangan melawan jika berbicara dengan orang tua" Burhan memperingati.

K A R A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang