67. Kecelakaan.

896 45 0
                                    

Halo everyone, aku update lagi nih. Jangan lupa vote yah. Komen juga kalo ada typo.

Happy Reading semoga suka.
💋❤

67.Kecelakaan.
______________________________________

Saat ini Kaila sedang duduk di kursi tunggu di luar ruang perawatan di mana Varrel sedang terbaring lemah. Kaila dengan setia menunggu Abang satu-satu nya itu. Duduk melamun, sesekali air mata nya menetes.

Varrel sudah di pindahkan ke ruang perawatan beberapa jam lalu. Ia masih belum sadarkan diri.

"Kaila" Segerombolan inti Vanostra datang mendekati Kaila. Setelah pemakaman om Reyhan mereka langsung ke rumah sakit karena khawatir dengan keadaan Kaila.

"Kalian?"

"Gue kangen banget sama lo" Bara segera memburu dan memeluk Kaila erat. Kaila tak bisa untuk tidak terisak, ia menangis sejadi nya di dalam pelukan Bara. Di sisi lain Veno membelai lembut punggung Kaila. Bara melepas pelukan nya kemudian menghapus air mata sahabat nya itu.

"Kita cuma perlu menunggu Bang Varrel buat bangun dari tidur nya. Dia pasti tidur nyenyak banget." Raka mendekat lalu membelai lembut rambut Kaila. Kaila diam, gadis itu masih menangis.

"Udah dong nangis nya, masa jagoan nya Vanostra yang jago berantem cengeng gini." Bara mencubit gemas pipi Kaila. Kaila akhirnya tersenyum kemudian menghapus air mata nya.

"Maaf ya, kita baru bisa dateng. Kita harus mengurus pemakaman om Reyhan dulu.

"om Reyhan? "

"Iya, om Reyhan meninggal. Lo udah tahu kan siapa dalang dari kecelakaan itu? " sahut Alvin. Kaila diam, ia tahu soal itu tapi yang ada di pikiran nya sekarang hanya Ragha. Ia ingin tahu bagaimana keadaan laki-laki itu sekarang. Kaila tidak bisa membayangkan bagaimana terpuruk nya Ragha saat harus kehilangan papa nya dengan cara tidak wajar seperti ini.

"Ragha baik-baik aja kok, dia nggak nyalahin siapapun apalagi lo. Cuma ya,,,lo pasti tahu gimana dia kan? Dia nggak mungkin diam aja setelah tahu siapa pembunuh om Reyhan yang sebenarnya"

"Dia juga pengen banget ketemu sama lo, dia pengen minta maaf buat semuanya." seru Veno panjang lebar, Kaila masih menatap nya kosong.

"Ini salah gue, gue nggak seharusnya dateng ke rumah Bunda dan nuduh om Reyhan kalau dia yang udah bunuh mama" Kaila mulai di kuasai rasa bersalah.

Sebuah ingatan berputar jelas saat dimana kaila datang ke rumah Ragha dengan tidak sopan nya dan memaki keluarga yang selama ini telah menganggap nya seperti anak sendiri.

"lo nggak boleh berfikir kayak gitu." Veno menyadari perubahan raut wajah Kaila.

Gadis itu menunduk sambil menautkan jari-jari tangan nya, tetes demi tetes air mata nya membasahi punggung tangan nya.

"gue boleh izin peluk?" izin Veno sambil menyelipkan rambut Kaila ke belakang telinga. Tanpa berkata apapun Kaila kemudian memeluk tubuh Veno, mencari kenyamanan agar dia juga sedikit tenang.

"Bunda tulus banget sayang sama lo, apalagi Ragha. Dia juga sebenarnya takut banget kehilangan lo, tapi keadaan kemarin memaksa dia buat ngejauhin lo. Dia nggak mau lo benci sama dia." Veno sedikit menenangkan sambil membelai lembut belakang kepala Kaila.

"Kita bakal bantu lo buat cari waktu yang pas buat ngomong sama dia." sahut Bara, inti Vanostra yang lain kemudian mengangguk setuju.

"Maaf, gue lagi-lagi ngerepotin kailan semua." Kaila melepas pelukan nya.

K A R A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang