62. Di buang

671 48 8
                                    

1 2 3 Vote yuk sblm lanjut Baca.

VOTE GAAAKKK MAKSA NIH 🙄

62. Di buang.
______________________________________

Sejak kemarin sampai hari ini Kaila benar-benar tidak pernah beristirahat, ia begitu sibuk mengurus pemakaman Bi sarah. Tepat 10 menit yang lalu Bi sarah telah di makamkan. Orang-orang yang ikut melayat pun kini sudah terlihat begitu sepi. Di dalam area makam hanya ada Kaila dengan Ragha yang duduk di samping nya, dan juga inti Vanostra yang berdiri tepat di belakang tubuh Kaila.

"Sayang, Agha mohon kita pulang ya? Ini udah sore loh." Ragha memegang kedua pundak Kaila.

"Kaila juga dari kemarin belum istirahat, Agha takut kalau Kaila sakit."

"Pulang ya? Biar kamu bisa langsung istirahat." paksa Ragha dengan kedua tangan yang masih memegang kedua pundak Kaila.

Kaila menghela napas pelan, lalu mengusap beberapa kali nisan yang bertuliskan nama Bi sarah di sana. Setelah itu Kaila berdiri bersiap untuk pulang.

"Kita anterin lo pulang ya?" ucap Bara sambil mengusap lengan Kaila. Kaila hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Biar Agha aja ya?" ucap Ragha.

"Nggak usah, Kaila bisa sendiri kok." Kaila memaksakan senyum sambil menatap Ragha intens.

"Kita cuma khawatir lo kenapa-napa, Kaila." seru Veno.

"Dari kemarin lo belum istirahat, lo udah kayak mayat hidup tahu nggak?" sahut Raka sedikit bergurau.

"Lo udah tau, siapa pelaku nya?" tanya Alvin yang kini sedang berjalan di samping Ragha. Kaila mengangguk.

"Gue udah kasih pelajaran sama orang itu, Bang Varrel juga udah bawa dia ke kantor polisi semalam" jelas Kaila. Sekilas, bayangan orang yang telah merencanakan pembunuhan Bi sarah terlintas di benak Kaila. Dada nya terasa begitu sesak, Kaila tidak menyangka orang itu akan sekejam ini sampai harus mengorbankan nyawa orang lain hanya karena ingin membuat hidup Kaila sengsara.

"Gue khawatir lo bakal bunuh dia, makanya gue kasih tahu Bang Varrel kemana lo tadi mlm." Seru Raka.

"Agha berapa kali harus bilang sama kamu? jangan pergi sendirian, itu bahaya banget sayang." ucap Ragha sambil mengusap rambut Kaila yang berjalan di samping nya.

"Kaila nggak papa, Kaila cuma sedikit main-main aja semalam"

"maaf ya, udah bikin Kalian khawatir" sesal Kaila saat sampai di pintu gerbang pemakaman.

"Kalau gitu Kaila pamit ya, makasih Kalian udah sempetin waktu buat ikut ke pemakaman." Kaila tersenyum begitu manis ke arah teman-teman nya.

"Kalau ada apa-apa kabarin Agha ya?" pesan Ragha sambil mengacak singkat pucuk kepala Kaila. Kaila mengangguk kemudian berjalan menuju mobil nya yang terparkir tak jauh dari tempat nya berdiri sekarang.

"Belum selesai kasus soal mama nya, kini Kaila harus kehilangan Ibu asuh nya juga" ucap Buana sambil terus memperhatikan mobil kaila yang sudah berjalan meninggalkan area pemakaman.

"Hidup dia benar-benar di hancurkan sejak keluarga stella datang" sambung Bara.

"Gue harap lo nggak bakalan kecewain dia juga" Veno menepuk pundak kekar Ragha. Berpesan agar Ragha menjaga dengan baik kekasih nya sendiri.

"Gue bisa pastiin, dia nggak bakalan pernah kecewa lagi" balas Ragha.

*"*

Beberapa menit yang lalu saat Kaila sampai di rumah nya ia sama sekali tidak menemukan seseorang di sana. Ia cukup lega dengan hal itu, ia harap malam ini ia bisa beristirahat dengan tenang tanpa gangguan dari papa ataupun saudara tiri nya itu.

K A R A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang