🐱6

1.9K 189 121
                                        

Harap pencet ☆ di pojok kiri bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harap pencet ☆ di pojok kiri bawah

SPAM COMMENT

sepi?

Ya gak usah harap lanjut

°°°


William tak bisa melanjutkan kata-katanya, lidahnya kelu dengan bibir yang mendadak bungkam. Ia tak tahu harus mengatakan apa, ia benar-benar hilang ingatan tentang siapa jati diri manusia setengah kucing ini sebenarnya. "Hoamhh..." Yoona menguap, rasa kantuknya kembali setelah kepalanya dingin diterpa semilir malam.

"Sudahlah, kau tidak perlu menjawabnya sekarang hoamhh..."

"Aku sudah mengantuk sekarang."

"Ayo kembali, kita tidur... besok aku harus pergi ke kampus dan bekerja."

Yoona membawa William turun dari atap, mengajaknya kembali ke kamar untuk pergi tidur. "Oh ya ampun..." Sampai di kamar, seolah Yoona diingatkan kembali tentang apa yang harus ia bawa ke kampus besok. "William, ingatkan aku untuk membawa buku ini besok ya!" Yoona menunjuk sebuah buku yang sengaja ia taruh di meja belajar — tentu saja untuk memudahkan dirinya dan supaya Yoona ingat kalau besok ia harus membawa buku.

Meooww...

William masuk ke kantung tidurnya, disusul Yoona yang menarik selimut sampai sebatas dada setelah menggantikan lampu yang terang menjadi lampu tidur yang redup. "Selamat tidur William!" Yoona memejamkan matanya, kenyataan di dunia selalu berat untuknya. Setelah bangun pagi nanti ia punya kesibukan yang sudah jadi kewajiban untuk ia jalani.

Yoona lebih dulu terlelap daripada si manusia kucing. William malah memperhatikan wajah terlelap seorang manusia berparas cantik di atas tempat tidur. William merasa ada sesuatu yang mengikat antara Yoona dan dirinya. Rasanya lebih dari kekaguman dan rasa peduli semata. William merasa tak ingin berpisah apalagi sampai kehilangan Yoona.

"Aku tidak tahu misi yang harus kuselesaikan itu apa, tapi aku harap aku tidak akan kehilangan Yoona."

"Kenapa ya William selalu senang kalau di dekat Yoona?"

"William sayang Yoona, tapi kenapa begini ya rasanya?"

"Hmmm..."

Sang manusia kucing membuat posisinya setengah berlutut, ia bisa melihat wajah Yoona terlelap. "Yoona cantik ya..." William tersenyum dengan telunjuk yang menyentuh pipi Yoona. Ia pun menundukkan wajah, mencium pipi halus teman manusianya.

"Selamat tidur Yoona..."

William kembali masuk dalam kantung tidur, setelah mencium pipi Yoona, ia malah seperti orang yang baru saja menelan kafein yang membuat jantungnya berpacu lebih kencang. William merasakan denyut jantung dengan tangan yang ia taruh di dada sebelah kirinya.

[M] He's My CatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang