🐱37

959 111 130
                                    

NO SILENT READERS ALLOWED!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NO SILENT READERS ALLOWED!

PLEASE VOTE AND COMMENT

°°°

Di malam yang gelap dan dingin seharusnya setiap manusia sudah menepikan diri dalam atap rumah dan ranjang serta selimut yang empuk. Bersemayam dalam mimpi yang indah. Namun, tak semua manusia beruntung untuk mendapatkan anugerah itu. Para tunawisma hanya bisa mendapat trotoar dan emper toko sebagai alas tidur mereka. Kalau pun dapat koran bekas, mereka beruntung dapat selimut walau ala kadarnya saja.

"Kau mau mencoba peruntungan lain agar hidupmu lebih baik, tuan?"

Seorang pria paruh baya, tunawisma yang hendak tidur beralaskan tumpukan karung baru saja ditemui seorang misterius dengan mantel dan topi fedora di kepalanya. "Siapa kau, berani sekali mengganggu jam tidurku malam ini." Pria tunawisma merasa terusik malamnya diganggu.

"Kau tidak perlu tahu siapa aku, yang jelas aku bisa menawarkan hidup yang lebih baik untukmu."

"Aku tidak mau."

"Oh ayolah tuan, anda hanya perlu mengikuti sebuah petualangan di hutan bebas."

"Siapa yang nampu bertahan hidup, ia akan jadi pemenangnya."

"Maaf... aku tidak mau."

Pria itu menolak keras tawaran yang diberikan orang bertopi fedora yang sebagian wajahnya tertutup itu. "Kau yakin tidak mau?" Ia menepuk bahu sang tunawisma, mengajak matanya saling bertatapan. Sedikit topi pria itu dinaikkan. Sialan, bukan mata biasa yang ada di wajahnya. Pria itu memiliki bola mata merah pekat dengan kemampuan ilusi hipnotis.

"Ikutlah denganku malam ini!"

Makhluk misterius yang jelas bukan manusia. Sugesti mantranya sukses membuat pria tunawisma berjalan seperti mayat hidup, berjalan patah-patah mengikuti ke mana pria itu pergi. "Aku mendapatkan satu hahaha..." Tawa jahat makhluk itu mengajak pria tunawisma tak berdaya ke sebuah tempat yang sepi.

"Semoga di alam yang lain, kehidupanmu beruntung."

"Manusia miskin!"

Aakkhhh... kkkkkkhhhh... kkhhh...

Dengan segenap kekuatannya, makhluk bermata merah mencekik pria tunawisma. Melayangkan nyawa dengan rematan tangan kuat yang mencekik nadinya. Tak bisa lagi bernafas pria tunawisma sampai mati lemas di tangannya. "Baiklah, waktunya membawa mayat orang ini ke hadapan Nona Lamia."

Asal kalian tahu, makhluk dengan mata merah menusuk ini adalah satu dari sekian tentara yang diperbudak Lamia untuk mengumpulkan korban. Dengan segala tipu daya, mereka mencari mangsa dengan iming-iming kehidupan yang lebih beruntung. Mereka yang tergoda akan digiring ke sebuah tempat dengan mantra yang menghipnotis mereka. Hingga tak ada yang menyadari bahwa sebenarnya mereka adalah tumbal dari monster singa besar menakutkan pemakan manusia, Mantikora.

[M] He's My CatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang