🐱35

1K 118 126
                                    

Maaf mungkin dari 35 sampai seterusnya part-partnya kurang menarik karena ya isinya mulai bahas soal konflik Negeri Goyangi soal pengkhianatan dan kekejian Lamia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf mungkin dari 35 sampai seterusnya part-partnya kurang menarik karena ya isinya mulai bahas soal konflik Negeri Goyangi soal pengkhianatan dan kekejian Lamia

Ya mungkin ga terlalu menarik sih buat kalian yang mungkin bukan nyari itu

Tapi alasan dari kenapa ini chapternya banyak ya karena ini dibagi beberapa section

Cerita ini gak hanya fokus soal kisah cinta dan genrenya yang mature doang

Ada konflik yang merujuk ke fantasi sesuai genre yang diambil

Oke udah bacotnya

Happy reading

Jangan lupa di VOTE/COMMENT

No silent reader allowed!

°°°


"Appa..."

Yoona datang membawakan segelas air hangat. "Ayo minum dulu agar merasa lebih baik!" Hyun Bin membuat kepalanya bersandar pada sandaran ranjang bertumpuk bantal empuk. "Apa masih terasa sakit kepalamu, appa?" Hyun Bin nampak masih sering mengerjapkan matanya, masih ada sedikit rasa sakit di kepalanya.

"Ooh ya ampun..."

Digerakan sedikit, rasa pusing malah terguncang lagi. "Pelan-pelan appa, jangan dibawa sekaligus!" Yoona sedikit khawatir dengan kondisi ayahnya yang mulai sakit-sakitan setelah tidak dinyatakan aktif lagi sebagai tentara. Hyun Bin meraih gelas air hangat yang diberikan Yoona, kepalanya terasa lebih baik setelah meneguk air hangat pemberian putrinya.

"Appa..." Lirih Yoona.

Gara-gara William mengumbar semua fakta yang harusnya tidak disebutkan gamblang di waktu yang terburu-buru ini, Yoona jadi takut Hyun Bin murka padanya. "Apa appa akan marah padaku?" Tidak ada yang bisa Hyun Bin lakukan selain membuang karbon dioksida dan menyerap oksigen dengan tarikan nafas dari hidungnya.

"Terlalu lama marah, tekanan darahku tidak stabil nanti. Aku tidak mau hipertensiku kambuh dan memburuk." Hyun Bin harus menerima kenyataan yang terjadi sekarang.

"Jadi appa..."

"Tentu saja aku marah." Potong Hyun Bin.

"Appa..." Lirih Yoona dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Aku kecewa anakku, aku sedikit kecewa dengan apa yang sudah kau lakukan." Bukan marah, Hyun Bin kali ini membuat bulir air matanya terjatuh menetes mengenai selimut. "Aku dan Ye Jin membesarkanmu supaya kau, satu-satunya putri kami sukses mengejar cita-citanya."

"Appa..."

"Aku dan ibumu sangat mendukung cita-citamu, kami rela melepasmu hidup sendirian di Seoul. Kau sendiri yang bilang ingin belajar hidup mandiri dan berjanji akan menjaga diri selama jauh dari kami."

[M] He's My CatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang