[🔞Mature Content🔞]
Yoona menemukan kucing liar dalam perjalanan pulang. Ia kasihan dengan kucing oranye yang lusuh dengan banyak luka di tubuhnya. Kucing itu dibawanya pulang, Yoona merawatnya sampai si kucing oranye kembali sehat dan menggemaskan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gak kerasa udah menuju chapter-chapter terakhir
Tolong VOTE/COMMENT
°°°
Dikisahkan Amunra, dewa dari segala dewa kucing telah memiliki dua keturunan. Sepasang saudara perempuan yang lahir hampir bersamaan. Amunra menamai kedua putrinya, Lamia dan Bast. Setelah mereka tumbuh menjadi gadis kecil yang bisa diajak berinteraksi secara aktif, Amunra mulai melatih kekuatan keturunannya sebagai persiapan jika suatu nanti Goyangi harus menurunkan tahta kepada titisan Amunra.
Hanya Amunra satu-satunya pimpinan Goyangi yang berwujud sebagai laki-laki. Biasanya para dewi yang berkuasa karena garis keturunan yang diambil adalah matrilinear. Amunra sangat beruntung mendapatkan dua anak perempuan kembar yang bisa meneruskan kepemimpinannya di Goyangi suatu hari nanti.
Lamia dan Bast, kedua saudari yang memiliki kemampuan dan sifat yang berbeda. Lamia adalah putri yang jenius, ia mampu mengendalikan elemen-elemen kekuatan sejak usianya masih muda. Dan jauh sebelum kita mengenal Bast yang bersahaja, ia hanya sosok yang lemah dan cengeng. Amunra selalu menyaksikan sendiri bagaimana kedua putrinya mengembangkan diri dengan kekuatannya.
Suatu hari, Lamia dan Bast berlatih dengan elemen mereka di tepi sungai. Lamia cukup membuat ayahnya terkesan dengan kemampuannya menguasai elemen petir. Gadis itu juga jenius untuk meramu berbagai jenis tanaman hingga dijadikannya sebagai obat. Penduduk Goyangi terkesan dengan kehebatan Lamia yang jenius meski usianya masih muda.
Lamia bukan sosok yang hangat, ia memang dingin sedari kecil. Tetapi walau begitu, ia peduli dengan adiknya — Bast. Sang adik yang selalu menangis karena tidak bisa sehebat kakaknya, Lamia yang memberi semangat agar Bast terus berlatih sampai menemukan kekuatannya sendiri.
Hingga suatu hari, serangan buas Mantikora untuk pertama kalinya terjadi. Semua penduduk Goyangi panik. Amunra sebagai pemimpin negeri bersama pasukannya maju untuk menghentikan monster yang mengamuk entah darimana asalnya. Amunra hampir sekarat karena kewalahan bertarung mengalahkan sang monster. Lamia dan Bast pun maju sebagai pengganti sang ayah yang kekuatannya sudah lemah karena terlalu banyak membuang energi.
Lamia menyerang dengan elemen petirnya, "Bast, bantulah aku!" Ketar-ketir Bast kebingungan harus melakukan apa. Ia belum tahu kekuatannya sendiri itu seperti apa. "Bast, kumohon!" Lamia hampir terdesak dan nyaris dilalap Mantikora.
"Aaaaaaaaaaa!!!"
Di tengah kepanikannya Bast memilih berteriak, dalam situasi tersebut akhirnya kekuatan sejatinya muncul. Dari punggung gadis muda itu keluarlah rantai-rantai raksasa yang kemudian membelit tubuh Mantikora.
"B-Bast..."
Lamia pun terpana dengan kehebatan sang adik yang akhirnya mampu mengendalikan kekuatannya sendiri. "Bagus, ayo kita segel makhluk buas ini!" Bersama-sama putri dari Amunra menyegel monster singa besar ini di balik jeruji yang kuat dan tersegel secara rahasia.