🐱8

1.7K 164 113
                                    

AREA WAJIB VOTE/COMMENT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AREA WAJIB VOTE/COMMENT

TEKAN ☆ DI POJOK KIRI BAWAH

SPAM COMMENT

°°°

Dua ekor ikan dari pasar.

Yoona bingung, harus diapakan ikan-ikan ini. Ia sudah berjanji tidak akan pernah mengotori sepetak kamar yang udaranya terbatas dengan bau amis. Entah ikan atau apapun benda yang berbau amis. Namun, yang terjadi sekarang — William malah memaksa membuat ia membeli ikan, artinya Yoona sudah melanggar sebuah aturan yang tidak terkodifikasi yang ia buat. "Harus bagaimana aku memperlakukan ikan-ikan mentah ini?" Di perjalanan keluar dari pasar ia frustasi.

William yang berjalan duluan di depan bergerak mundur, rekan manusianya malah diam di tempat dengan tubuh yang lemas. "Meoww... Yoona kenapa?" Ia memperhatikan gadis Lim yang menundukkan kepala sambil meremas kepalan tangannya. "Yoona, ada apa denganmu?" William ikut khawatir.

"Huwaaaaaaaaaaa!!!!!"

Yoona berlutut, kepala yang semula menunduk ke bawah kini mengadah ke langit. Ia berteriak kencang meluapkan semua emosi dalam jiwanya. "Y-Yoona kenapa?" William mendekat pada gadis itu, sungguh Yoona ingin mencakar William saat ini.

"Ini semua ulahmu kucing nakal!!!!"

Tatapan Yoona sinis dan tajam, William ketakutan melihatnya. "Y-Yoona marah padaku?" Luapan marahnya berubah menjadi isak tangis yang kencang. "Y-Yoona..." William panik, ia tidak tahu harus berbuat apa pada gadis manusia.

"Yoona, katakan padaku apa salahku sebenarnya?"

William meraih Yoona masuk dalam dekapannya. "Maafkan aku, maaf aku selalu membuatmu marah Yoona." Isakan Yoona berganti segukan. "Aku harus apa agar kau tak marah lagi?"

Yoona mendorong William menjauh darinya, "Y-Yoona..." Si manusia kucing terlempar, bokongnya mendarat di tanah usai Yoona dorong sampai jatuh. "Yoona..." William memanggil tapi gadis Lim terus menghiraukannya.

"Yoona hei, mau ke mana kau sekarang?"

Gadis Lim melihat arloji yang melingkar di pergelangan lengan kirinya. "Aha... aku tahu harus apakan ikan ini!" Langkah yang sempat terhenti kini kembali dimulai. Bahkan langkah gadis ini begitu lebar beriring dengan senyum sumringah ketika mendapatkan kembali inspirasi yang William tidak pahami.

"Yoona... Yoona..."

"Mau ke mana kau?"

Meski William terus memanggilnya, Yoona seolah tuli tak mendengar sahutan dari si manusia kucing. "Yoonaaaaa..." William mengikuti ke mana gadis itu pergi.

Rupanya, sebuah kedai barbeque yang Yoona tuju.

Arloji di pergelangan tangan kiri telah mengingatkannya untuk segera bekerja sebagai pelayan di sana. "Selamat sore pak Choi!" Yoona menemui pemilik kedai barbeque tempatnya bekerja.

[M] He's My CatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang