BUMI 11

1.6K 54 0
                                    

Happy reading!

Semoga kalian suka sama cerita saya

....

"Hai, kanaya" sapa guntur saat melihat kanaya melewati gerombolan geng legion yang sedang berkumpul di koridor

"Mau gue antar ke kelas, nggak?" Tambah guntur membuat kanaya mendengus kesal, sebenarnya salah dirinya apa? Sampai harus berurusan sama ketua geng ini dan seluruh anggota nya

"Jiwa fuckboy nya keluar" sahut salah satu anggota geng legion

"Guntur baru aja putus dari pacar nya, makanya dia cari pengganti" kata lintar dengan enteng, membuat seluruh anggota legion tertawa

"Hati-hati, gun. Cewe yang lo mau anterin ke kelas itu, punya ketua lo" ujar benua yang bersandar pada tembok dengan kedua tangan yang ia masukan ke saku celana nya

Benar-benar tampan

"Eh, pak ketua udah datang" teriak salah satu anggota legion ketika melihat bumi yang baru datang dengan jas almamater OSIS yang melekat di tubuh nya

"Ngapain lo?" Tanya bumi kepada guntur dengan raut wajah yang datar saat melihat guntur berdekatan dengan cewe yang ia sukai

"Bang guntur, katanya mau nganterin kanaya ke kelas" kata junet mengompori

"Sialan lo" umpat guntur lalu menginjak kaki junet

"Nggak usah, biar gue aja" jawab bumi "Ayo gue antar ke kelas" bumi berjalan kearah kanaya dan menarik tangan cewek itu untuk berjalan

"Gue bisa sendiri" dengan cepat kanaya menghempaskan tangan bumi

"Tapi, gue mau nganterin lo" ucap bumi tenang

"Emang lo siapa gue?" Tanyanya dengan menatap manik abu milik bumi

"Bukan siapa-siapa, dan nanti akan menjadi orang yang spesial di hati lo"

"In your dream" setelah menjawab cewe itu berjalan tanpa menoleh sedikitpun kearah bumi

"Anjir, anjir, seorang bumi ditolak?" Heboh skala, apa perlu skala berkaca?

"HAHAHAHA"

"Diam atau leher lo semua gue patahin" ancam bumi dengan tatapan nya yang tajam

****

"Zeroz, ngajak kita tawuran di lapangan kosong dekat SMA trisakti," guntur meletakan ponsel nya di atas meja

Saat ini seluruh anggota legion yang berasal dari sekolah lain sedang berkumpul di markas utama mereka

"Lo mau nerima tawaran mereka, Bum?" Tanya benua yang tengah fokus dengan game di ponsel nya

Bumi menggelengkan kepala nya "Nggak penting"

"Tajam dan menusuk" sahut lintar dengan mengunyah permen karet di mulut nya

"Gue heran sama geng zeroz, kenapa dia selalu ngajak kita tawuran? Dan berakhir kita yang menang" celetuk skala

"beri tahu ke semua anggota buat terus berhati-hati, " pandangan bumi lurus kedepan menatap dinding yang terdapat gambar burung elang disana

"Jangan pernah takut sama mereka" tambah nya lagi

Benua mematikan ponsel nya dan menaruh di saku celana nya "Kejadian dua tahun yang lalu, ngebuat mereka semakin menjadi-jadi sama kita"

"Ananda arkatama, ketua geng zeroz yang meninggal kerena tawuran dua tahun yang lalu" jelas lintar

"Udah lah, itu semua cuman masa lalu yang harus kita lupain"

"Masa lalu memang harus di lupain, gun. Tapi bagi geng zeroz, nyawa harus dibayar dengan nyawa" ucap skala yang menyandarkan tubuh nya di badan sofa

Bumi menghela nafas nya, cowok berbadan tegap itu bangkit dari duduk nya lalu melangkah keluar dari basecamp

****

Kelopak mata kanaya membuka perlahan,Tangan nya meraba nakas dan meraih jam weker di atas nya, mata nya membulat saat jam menunjukan pukul 07.15

"WHAT?! Jam 7, gue udah telat" pekik kanaya panik, dengan cepat ia berlari masuk kedalam kamar mandi melaksanakan ritual mandi nya dengan cepat, alias mandi bebek.

Gapapa yang penting mandi

Lalu ia beralih memakai seragam nya "kenapa mami nggak bangunin gue sih" ucap nya dengan tangan yang sibuk mengancing seragam sekolah nya

Selang beberapa menit kanaya sudah siap, lalu dengan cepat ia menuruni tangga dengan sangat tergesa-gesa

"Mami, kemana sih?" Monolog kanaya kerena sedari tadi ia tak melihat batang hidung, mami nya

Dengan langkah yang cepat gadis itu membuka pintu garasi nya, kemudian masuk kedalam mobil sport berwarna merah

Hukuman menanti kamu, kanaya

****

Bumi, berjalan dengan santai di koridor sekolah yang sudah sepi, karena pelajaran KBM sudah dimulai sejak 30 menit yang lalu. Bumi tidak bolos tapi kebetulan hari ini jadwal nya untuk melakukan razia di kelas-kelas lain.

Saat ia menoleh kearah lapangan, sorot mata nya tidak sengaja menangkap seorang perempuan yang sedang hormat dibawah tiang bendera ditemani dengan cuaca yang sangat terik, dengan langkah yang santai bumi, berjalan ketengah lapangan

"Nay?"

Mendengar ada yang memanggil nama nya, kanaya menoleh kesamping dan melihat bumi yang sudah berdiri disamping nya

"Lo di hukum?"

"Lo nggak buta dan bisa melihat dengan jelas" jawab kanaya ketus, wajah nya sekarang sudah di banjiri dengan keringat

"Kok bisa dihukum?" Tanya bumi lagi

Kanaya menghela nafas nya kasar, ayolah sekarang lagi panas-panas nya ditambah dengan kedatangan laki-laki yang tidak ingin ia lihat muka nya

"Lo mending pergi dari sini, bikin tambah panas aja" ucap kanaya dengan tidak santai

Bukan nya pergi, Bumi malah berdiri di hadapan kanaya untuk menghalau cahaya matahari dengan badan nya yang tegap

"Biar lo nggak kepanasan" ucap bumi dengan membalikan badan nya menatap kanaya

Kanaya mendongakkan kepala nya, membuat mereka saling tatap satu sama lain. Kanaya tidak munafik ia mengakui kalau Bumi itu tampan ralat maksud nya sangat tampan dengan rahang yang tegas, hidung mancung, alis tebal dan bola mata yang berwarna abu-abu

Kanaya menggeleng pelan, ia lebih dulu memutuskan acara tatap-tatapan itu, kemudian mata nya kembali lurus kedepan

"Mending lo pergi, nanti kalau Bu susi ngelihat lo. Lo juga bisa kena hukuman"

"Gapapa, biar sama-sama dihukum"

"Yaudah"

Beberapa menit berlalu, hingga suara bel istirahat berbunyi yang artinya hukuman yang kanaya dapatkan sudah selesai, kanaya bernapas lega kaki nya sudah sangat pegal untung saja dia tidak pingsan

"Lo keringatan" Bumi melap keringat di muka kanaya dengan sapu tangan yang selalu dia bawa kemana-mana

Kanaya menggigit bibir bagian dalam nya, berusaha untuk tidak tersenyum. Coba kalian bayangkan diperlakukan seperti ini oleh seorang cowok most wanted di sekolah

"Udah selesai, gue pergi dulu ya" pamit Bumi lalu melangkah pergi meninggalkan kanaya sendirian di tengah lapangan

"Pliss, jangan baper, lo udah punya pacar. Kanaya" ucap kanaya pada dirinya sendiri

"Gue harap, lo nggak terlalu jauh untuk masuk di dalam kehidupan gue, kak" gumam kanaya






.....

Hai semua nya, apa kabar? Semoga kabar kalian baik-baik saja

Gimana sama part ini?

Jangan lupa tinggalkan vote,komen, kritik dan saran kalian

Dan jika ada kesamaan dengan alur cerita lain nya, saya minta maaf karena ini asli dari fikiran saya

See you the next chapter

Bumi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang