Happy reading!
•••
Silau sinar matahari, serta suara alarm yang terus berbunyi di ponsel nya, membuat seorang gadis langsung terbangun dari tidur nya, ia mematikan alarm nya yang masih terus berbunyi.
Gadis cantik itu mengucek kedua mata nya, seraya menguap pelan, ia merenggangkan otot-otot nya yang merasa sangat kamu
"NENG TAMARA, CEPETAN MANDI TERUS SARAPAN" teriakan dari luar
Kamar nya itu membuat, Tamara, sedikit kaget"Iya, bi"
Tamara, bangun dari kasur nya, ia mengambil handuk nya yang tergantung, kemudian berjalan memasuki kamar mandi.
Setelah mandi, dan memakai seragam sekolah nya, ia turun ke bawah untuk sarapan, seperti biasa rumah nya terlihat sangat sepi karena kedua orang tua nya terlalu sibuk bekerja
"Pagi, bi" sapa Tamara, kemudian duduk di kursi nya
"Mau sarapan pakai apa neng?"
"Nggak usah bi, biar aku aja yang ambil sendiri, bi Surti, udah sarapan?" tanya Tamara, seraya menuangkan air putih kedalam gelas nya
"Udah kok neng," bi Surti tersenyum, hingga lipatan keriput di wajah nya terlihat sangat jelas
Tamara, mengangguk sebagai jawaban, ia melanjutkan kunyahan nya seraya membaca isi grup kelas nya. Bunyi klakson dari luar rumah nya, membuat Tamara tersentak kaget, dengan segera ia mengambil ransel nya, dan berjalan keluar dari rumah nya.
"Pagi, Ra" sapa seorang cowok, yang sedang bersandar di body mobil milik nya
"Pagi juga, tumben lo bawa mobil, Bum" ujar Tamara heran, karena biasanya cowok itu selalu memakai motor kesayangan nya itu
"Lagi musim hujan, ayo berangkat nanti kita telat lagi"
***
Tamara, turun dari mobil hitam milik, Bumi, seperti biasa saat mereka datang pasti seluruh mata tertuju kepada mereka berdua.
"Ayo, gue antar ke kelas lo" ujar Bumi, seraya menutup pintu mobil nya
Tamara menggeleng pelan, "Nggak usah, lo 'kan sibuk urusin jabatan lo yang mau lengser"
"Sesibuk apapun gue, lo akan selalu jadi prioritas gue, Ra." Bumi menunjukkan senyuman nya kepada, Tamara, senyuman yang selalu membuat perempuan di hadapan nya itu merasa tenang, dan salah tingkah
"Tapi, Bumi, kali ini yang harus lo prioritasin itu jabatan lo yang beberapa jam lagi lengser"
"Nggak bisa kayak--" ucapan Bumi terputus karena, seorang cowok datang di tengah-tengah pembicaraan mereka
"Hai, Ra"
Bumi berdecak kesal, ia menatap cowok di samping nya ini dengan tatapan yang tajam, sedangkan yang di tatap sama sekali tidak memperdulikan nya
"Hai juga, Batara"
"Mau ke kelas bareng sama gue?" tanya Batara, dengan satu alis yang terangkat
"Boleh" jawab Tamara, dengan senang hati
Batara tersenyum, ia mengulurkan tangan nya ke arah Tamara, dan perempuan itu juga menerima dengan senang hati uluran tangan, Batara.
"Duluan bro." Batara menepuk pundak kanan milik, Bumi, kemudian melangkah pergi bersama, Tamara
"Berangkat sama, Bumi, lagi?" tanya Batara, saat posisi mereka berdua sudah jauh dari, Bumi
"Setiap hari gue juga berangkat sama dia, Ta" ungkap Tamara, ia melepaskan tangan nya dari genggaman milik, Batara
"Nggak bosan gitu?"
"Nggak"
Mereka berdua berbelok di ujung koridor, kelas Tamara dan kelas Batara, memang searah bahkan kelas mereka saling berdampingan
"Kenapa?"
"Setiap gue sama, Bumi, gue ngerasa aman, dia selalu ada di samping gue," Tamara menyunggingkan senyuman tipis nya
"Gue sama, Bumi, dari kecil udah sama-sama, jadi wajar kalau kita bisa saling mengerti," sambung nya lagi
Seharus nya, Batara, tidak memulai obrolan ini sama sekali, itu sama saja membuat hati nya menjadi sakit sendiri
Batara menghela nafas nya pelan, "Gue boleh nanya sesuatu sama lo, Ra?"
"Boleh, apa?"
"Lo suka sama, Bumi?"
"Suka atau nggak nya, gue sama Bumi, itu bukan urusan lo, Ta," ia menatap sekilas cowok yang berdiri di samping nya ini
Mereka berdua menghentikan langkah nya, saat sudah sampai di depan kelas milik, Tamara.
"Gue masuk duluan ya, Ta"
Batara mengangguk sebagai jawaban, cowok itu mengepalkan tangan nya kuat, "Apa lo, punya rasa sama Bumi, Ra?" gumam Batara pelan
***
"Pagi, guys" sapa Kanaya, seraya berjalan menghampiri sahabat nya
"Pagi juga, Nay" ujar mereka secara bersamaan
Kanaya tersenyum, kemudian ia duduk di kursi milik nya yang berada di pinggir, pagi ini mood nya terlihat sangat baik, apalagi kemarin ia dan Senja, sudah saling memaafkan
"Ada tugas, nggak si?" Senja menaikkan kedua alis nya
"Hari ini kita nggak belajar, free class seharian" ujar Kinan, yang sibuk memoleskan bedak bayi di wajah nya
"Lo tau darimana, Nan, kalau hari ini kita free class?" tanya Kanaya.
"Dari grup kelas, emang lo semua nggak buka grup kelas?" tanya Kinan, yang mendapatkan gelengan kepala dari sahabat nya
Kinan berdecak sebal, percuma saja sahabat nya itu punya ponsel kalau tidak di gunakan, "di aula ada acara pengangkatan ketua OSIS yang baru, makanya kita free class"
"Berarti, Bumi, udah nggak jadi ketos mulai hari ini" kata Aza yang sedari tadi hanya cuman diam
"Kalau tau gitu, mending gue nggak ke sekolah hari ini" keluh Senja, seraya menelungkupkan wajah nyanya
"Eh, gue keluar dulu ya" ucap Kanaya, kepada sahabat nya, kemudian bangkit dari duduk nya dan, berjalan keluar dari kelas
•••
See you there next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi
Teen Fiction[[ 𝗰𝗼𝘃𝗲𝗿 𝗯𝘆 𝗽𝗶𝗻𝘁𝗲𝗿𝗲𝘀𝘁 ]] Dia Bumi, Bumi Lantang Dhanajaya. Siapa yang tidak mengenal dirinya? Berasal dari keluarga yang terpandang, ketua geng motor, sekaligus Ketua OSIS di sekolah nya, dan soal wajah kalian semua tidak perlu mera...