BUMI 57

682 17 0
                                    

Happy reading!

***

"Jadi, Tama selingkuhin lo, Nay?" tanya Kinan dengan menggebu-gebu

Kanaya menangguk pelan. Ketiga sahabat nya itu langsung mengintrogasi dirinya, saat ia datang ke sekolah dengan mata yang sembab akibat menangis tadi malam, dan alhasil dirinya harus menceritakan semua nya yang terjadi tadi malam.

"Bajingan juga mantan lo itu" ujar Aza seraya menggelengkan kepala nya tidak habis pikir dengan apa yang ada di otak, Tama.

"Berarti yang, Bumi, kasih tau ke lo, soal Tama yang selingkuh itu benar, Nay," lanjut nya lagi

Lagi-lagi Kanaya hanya mengangguk saja, saat mendengar ucapan-ucapan dari sahabat nya.

"Yang sabar ya, Nay, memang penyesalan itu selalu datang belakangan." Senja mengelus pundak sahabat nya itu dengan lembut

Kanaya beralih menatap Senja yang mengelus pundak nya. "Maksud lo apa, Nja?" tanya Kanaya, seakan-akan ia tidak suka dengan penuturan yang keluar dari mulut Senja

"Ya, memang benar 'kan kalau penyesalan itu selalu datang belakangan, lo baru menyesal karena lo nggak mau dengerin omongan Kak Bumi, waktu itu,"

"Lo nolak kak Bumi, mati-matian waktu itu, cuman buat pertahanin hubungan lo yang udah toxic dengan Tama, dan puncak nya itu tadi malam,"

"Yang ada di samping lo tadi malam, adalah orang yang lo tolak, dan orang yang nggak pernah lo anggap" lanjut Senja dengan intonasi yang pelan namun penuh dengan penekanan

"Bisa nggak sih? lo nggak usah ungkit-ungkit soal itu lagi?" tanya Kanaya seraya menatap Senja tajam

"Gue tau gue salah, Nja, tapi lo nggak perlu menceritakan itu lagi di hadapan gue, di saat keadaan gue sekarang sedang tidak baik-baik aja"

"Udah-udah, kenapa kalian berdua malah kayak gini, sih," Kinan berusaha untuk melerai kedua sahabat nya itu, sedangkan Aza lagi menenangkan Kanaya yang menangis. Untung nya kelas lagi sepi

"Gue cuman mau di ngertiin doang, di saat posisi gue lagi kayak gini," Kanaya menangis di dalam pelukan Aza

"Dunia ini bukan cuman tentang lo doang, Nay, dan bukan cuman lo doang yang harus di ngertiin" cetus Senja dengan tenang

Kinan tidak habis pikir kenapa, Senja, bisa berkata seperti itu walaupun apa yang di ucapkan sahabat nya itu memang benar, tapi Kinan juga tahu kalau Kanaya tidak sepenuh nya salah

"Lo sebenar nya kenapa, sih, Nja? sampai segitu nya kalau lagi ngebahas, Kak Bumi?" tanya Kinan penasaran

"Itu bukan urusan lo, Nan," Senja bangkit dari duduk nya, kemudian melangkah keluar dari kelas

"Sebenar nya, Senja, itu kenapa, sih?" gumam Kinan

***

"Nggak seharusnya, lo kayak gitu sama sahabat lo sendiri, Nja" cetus seorang cowok yang duduk di samping, Senja.

"Gue kayak gitu, karena, dia itu salah kak, andai aja, Kanaya, mau dengerin omongan lo pasti ujung nya nggak kayak gini," Senja menghela nafas nya pelan, setelah memilih untuk keluar dari kelas, ia menghubungi Bumi, dan menyuruh nya untuk ke rooftop

"Dan lagi, lo adalah orang yang pertama datang, dan nenangin dia saat dia lagi sedih, padahal dulu lo adalah orang yang paling, Kanaya, jauhi"

Bumi tidak habis pikir, tidak seharusnya Senja berkata seperti itu terhadap sahabat nya sendiri, padahal tidak semuanya salah, Kanaya. Bumi bangkit dari duduk nya, kemudian berjalan menuju pembatas besi rooftop

"Gue pernah bilang 'kan sama lo, jangan pernah lo menyudutkan orang di saat orang itu dalam keadaan nggak baik-baik aja," Bumi berbalik dan menatap adik sepupu nya itu

"Dan lo nggak berhak buat ikut campur, Nja, karena ini urusan gue dengan, Kanaya, lagian itu udah masa lalu," ia menjeda kalimat nya sebentar

"Gue udah move on, nggak ada lagi nama, Kanaya, di hati gue, jadi semuanya udah selesai"

"Lo terlalu naif kak" sahut Senja.

Bumi terkekeh pelan, "I don't care, yang terpenting lo harus minta maaf sama, Kanaya, gue nggak mau persahabatan kalian rusak cuman karena lo belain gue"

"Ngapain gue minta maaf, gue nggak salah kok"

"Lo salah, dan lo harus nurunin ego lo buat minta maaf," sambar Bumi dengan cepat, Lama-lama ia gemas sendiri dengan adik nya ini, ego Senja sangat tinggi

"Ngerti nggak lo?" tanya Bumi dengan nada yang mengintimidasi, "Kalo lo belum minta maaf sama, Kanaya, jangan harap gue mau bantuin lo buat ngerjain tugas-tugas lo itu"

Senja mengangguk-angguk saja, ia tidak mau kalau kakak sepupu nya itu, tidak membantu nya lagi dalam mengerjakan tugas-tugas nya, yang ada nilai nya menurun.

"Iya-iya, nanti gue minta maaf sama, Kanaya" ujar nya dengan nada yang malas

"Good girl"




***

Dapat ucapan selamat natal dari, Bumi Lantang Dhanajaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dapat ucapan selamat natal dari, Bumi Lantang Dhanajaya. Katanya jangan bosan-bosan ya untuk baca cerita tentang dia

Bumi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang