Happy reading!
Semoga kalian suka sama cerita saya
....
"Tumben nggak bawa motor, tar" tanya Bumi kepada lintar, mereka berdua saat ini sedang berjalan menuju parkiran. Kalau kalian bertanya dimana Skala, benua dan guntur mereka sudah pulang duluan
"Tadi pagi gue anterin nyokap ke salon" jelas lintar dengan memutarkan kunci mobil nya di jari telunjuk nya
"Gue duluan ya" pamit lintar dengan membuka pintu mobil nya
"Yoi, hati-hati"
Lintar menurunkan kaca mobil nya membuat Bumi menaikan kedua alis nya bingung
"Kanaya di halte, kayak nya nggak ada yang jemput dia" lintar menunjuk gadis yang sedang berdiri di depan halte sekolah
Benar saja, kanaya sedang menunggu dengan memainkan ponsel nya
"Lo samperin gih, ajak pulang bareng" kata lintar yang ada benar nya, hitung-hitung buat pendekatan
Lintar kembali berpamitan yang di angguki oleh Bumi, Cowok bertubuh atletis itu menaiki motor nya sambil memandang kearah gadis cantik itu
Bumi mendongak ke atas menatap langit yang sudah mendung pertanda hujan akan turun, dengan cepat Bumi memakai helm full face nya dan menjalankan motor nya menuju ke halte
"Makan ubi dihari kamis, hai manis" pantun Bumi lalu membuka kaca helm nya
Kanaya mengangkat kepala nya saat mendengar suara berat seorang cowok "Ngapain lo?"
"Mau nganter lo pulang" jawab Bumi enteng
"Ogah lo bau, udah bau jelek lagi"
Bumi membulatkan mata nya "Sialan lo, mau gue patahin leher lo?"
Kanaya mengangkat bahu nya acuh
"Mau pulang bareng gue?" Tawar Bumi
Kanaya diam ia tidak menjawab sama sekali
"Budeg lo?" Tanya Bumi sengit
Kanaya mendengus kesal "Nggak mau, gue bisa pulang sendiri"
"Yakin? Bentar lagi hujan loh, lagian ini udah sore nggak bakal ada taxi yang lewat"
Kanaya diam, ia masih berfikir mau menerima tawaran senior nya itu atau tidak. Dan akhir nya ia memilih untuk menerima tawaran dari Bumi
"Oke gue mau, tapi kak Bumi jangan geer. Gue nerima tawaran lo karena bentar lagi hujan"
Bumi menerbitkan senyum nya "Iya, terserah lo aja"
Kanaya menaiki motor KLX Bumi, ini sudah kedua kali nya ia di bonceng oleh lelaki tampan ini. Bumi menyalakan motor nya kemudian melajukan motor nya dengan kecepatan yang sedang
Sepertinya dewa keberuntungan tidak berpihak kepada dua manusia yang berbeda jenis kelamin itu, hujan turun dengan sangat deras nya membuat mereka berdua harus berteduh di halte yang sudah diisi oleh sebagian orang yang ikut berteduh juga
Sudah lumayan menunggu cukup lama namun tidak ada tanda-tanda hujan akan berhenti, Bumi menoleh kesamping nya ia melihat kanaya yang sedang memeluk dirinya sendiri
"Nih, lo pake aja" perintah Bumi dengan menyodorkan jaket levis milik nya
"Nggak usah, nanti kak Bumi kedinginan"
"pake aja, gue nggak mau lo sakit" ujar nya lalu memakaikan jaket nya di tubuh kanaya
"Makasih kak" ucap kanaya dengan menerbitkan senyum nya
"Sama-sama, Nay"
Mereka kembali terdiam, sama-sama menatap ke arah jalan yang sudah basah karena deras nya air hujan yang turun
"Kak!" Panggil kanaya memecahkan keheningan
"Kenapa, hm?" Tanya Bumi dengan alis yang terangkat satu
"Gimana, kalau kita terobos aja hujan nya"
"Nggak, nanti lo sakit" tolak Bumi dengan mentah
"Tapi, kak. Bentar lagi mau maghrib kalau nunggu hujan nya reda kita bisa sampai malam disini" ucap kanaya yang semakin membuat Bumi bimbang
"Yaudah, ayo" kata Bumi dengan pasrah
Bumi memakai helm nya kemudian menaiki motor nya, dalam hitungan detik tubuh Bumi sudah basah hingga terlihat jelas kaos hitam polos sebagai dalaman nya
Kanaya dengan jaket Bumi yang terlihat sangat kebesaran di badan nya itu, ia berjalan ke motor Bumi kemudian menaiki nya, lalu Bumi menjalankan motor nya dengan kecepatan yang sedang
Udara dingin mulai menusuk masuk di kulit Bumi, tangan nya yang memegang stang motor sudah mati rasa
"Lo, gapapa kak?" Tanya Kanaya dengan sedikit berteriak
"I'm okay"
Bumi terpaksa berbohong, udara sore kali ini sangat dingin membuat tubuh nya menggigil. Ingin rasa nya ia berhenti sejenak untuk menghangatkan tubuh nya tapi merasa tanggung ia sudah di setengah perjalanan
Deg!
Bumi tersentak kaget saat dengan tiba-tiba sebuah tangan melingkar di perut nya, ia menunduk melihat jari-jari lentik milik kanaya saling menaut erat. Jantung Bumi berdebar tak karuan sekarang
"Hujan dan pelukan" batin nya
....
677 kata
Hi pren, gimana dengan kabar kalian?
Gimana dengan part kali ini? Semoga kalian suka ya
Mohon maaf jika cara penulisan nya masih kuran jelas, Dan saya masih berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang saya tulis
Jangan lupa vote, komen. Dan berikan kritik atau saran kalian
See you the next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi
Teen Fiction[[ 𝗰𝗼𝘃𝗲𝗿 𝗯𝘆 𝗽𝗶𝗻𝘁𝗲𝗿𝗲𝘀𝘁 ]] Dia Bumi, Bumi Lantang Dhanajaya. Siapa yang tidak mengenal dirinya? Berasal dari keluarga yang terpandang, ketua geng motor, sekaligus Ketua OSIS di sekolah nya, dan soal wajah kalian semua tidak perlu mera...