BUMI 51

723 23 0
                                    

Happy reading!

***

Upacara bendera sudah terlaksana sejak beberapa menit yang lalu, dan itu membuat seorang gadis yang berdiri di depan gerbang sekolah menjadi panik.

"Duh, gimana dong upacara nya udah di mulai"

"Lagian, gue juga ngapain pakek telat bangun, sih" Gerutu nya seraya menggesekkan telapak sepatu nya ke aspal

Gadis itu tiba-tiba tersenyum, ia mempunyai ide yang sangat cemerlang, dengan cepat ia bergegas menuju ke belakang sekolah. Dia menatap tembok di depan nya yang tidak terlalu tinggi

"Manjat aja kali, ya?" Tanya nya kepada diri sendiri

"Yaudah, manjat ajalah"

Dia melirik ke kanan dan ke kiri, untuk memastikan agar tidak ada orang lain yang melihat nya, dengan cepat ia naik ke atas tembok pembatas dengan bantuan tangga kecil yang entah sejak kapan ada di situ

"Ini cara turun nya kayak gimana." Dia meringis pelan saat ia menatap ke bawah, ternyata kalau sudah di atas terlihat cukup tinggi

"WOY! LO NGAPAIN DI SITU" Teriak seorang cowok, yang menggunakan almamater OSIS

"Kak Bumi" Gumam gadis itu

Ia menepuk jidat nya pelan. "Mampus, pake ketahuan lagi"

"Kanaya, lo ngapain di situ cepat turun" Perintah Bumi tegas

"Iya ini mau turun, tapi nggak bisa"

"Naik aja lo bisa, masa turun nggak bisa" Sindir Bumi, membuat perempuan yang masih duduk di atas tembok itu berdecak kesal

"Ini cara turun nya gimana dong, kak" Kesal Kanaya

"Ayo turun, gue bantu." Kedua tangan Bumi terulur

Tanpa basa basi Kanaya menerima uluran tangan kakak kelas nya itu, Bumi menarik tangan Kanaya. Dan sial nya membuat badan Kanaya terjatuh di atas tubuh Bumi.

Bumi menahan pundak Kanaya, agar bibir mereka berdua tidak saling menempel. Kanaya membulatkan mata nya kaget, dengan cepat ia menjauhkan badan nya dari badan Bumi

"Akhh, pinggang gue" Ringis Bumi, seraya berdiri

"Duh, sorry ya kak" Ucap Kanaya merasa bersalah

Bumi mendengkus pelan. "Cepat ke lapangan, hukuman udah menanti lo"

Bumi memperbaiki kerah seragam nya, ia memasukan kedua telapak tangan nya kedalam saku almamater nya

"Gue tunggu dalam lima menit, kalau lo belum sampai di lapangan hukuman lo nambah." Setelah mengucapkan itu Bumi menggerakkan kaki jenjang nya melangkah pergi

"Dih, nyebelin banget sih" Gerutu Kanaya

***

Jam istirahat pertama berbunyi, bertepatan juga dengan hukuman Kanaya yang selesai, dengan segera ia mengambil ransel nya yang berwarna biru langit itu di atas bangku taman.

Dia sangat-sangat kesal kepada Bumi, karena hukuman nya berbeda dengan yang lain nya, ia harus membersihkan taman belakang sekolah yang cukup luas, dan lagi dirinya harus mencabuti rumput liar yang tumbuh di sekitaran taman.

"Sumpah, demi apapun gue capek banget"

"Kalau bunuh orang nggak dosa, udah gue bunuh, kak Bumi dari tadi" Monolog Kanaya

Gadis dengan rambut yang terurai itu, membuka pintu kelas nya, ia berjalan menuju meja nya dan, mendudukkan bokong nya di kursi. Kanaya menelungkupkan wajah nya di atas meja membuat ketiga sahabat Kanaya bingung

"Lo kenapa, Nay?" Tanya Aza, seraya menaruh buku pelajaran nya di bawah laci meja

"Gue capek, habis di hukum sama kak Bumi" Jawab Kanaya pelan, sepertinya tenaga nya sudah habis walaupun cuman berbicara

"Emang lo di hukum apa sama, Kak Bumi?" Tanya Senja penasaran

"Di suruh bersihin taman belakang sekolah, dan cabutin rumput liar yang tumbuh di sekitaran taman" Jawab Kanaya malas seraya mengangkat wajah nya, mungkin kalau bisa ia akan pulang untuk mandi karena badan nya terasa sangat gerah

Kinan terbahak mendengar penuturan, Keyla. "Makanya jangan telat, kak Bumi, kalau ngasih hukuman nggak pernah main-main" Kata Kinan di sela-sela tertawa nya

"Mungkin kalau lo nerima cinta, Kak Bumi. Lo pasti nggak akan di hukum" Sambung Kinan lagi

Kanaya berdecak tidak suka mendengar ucapan sahabat nya itu. "Nggak usah bawa-bawa soal itu, Nan"

"Iya, maaf deh, Nay" Ujar Kinan merasa bersalah










•••

Terimakasih sudah mau baca, dan memberikan vote di cerita ini

Jaga kesehatan, ya.

Bumi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang