Happy reading!
••••
Kanaya, berjalan menyusuri koridor, dengan tatapan nya yang kosong, entah, kenapa ia merasa kehilangan sosok Bumi di hidup nya, tidak ada lagi bekal di laci meja nya dengan note berwarna pink, tidak ada gombalan yang selalu dilayangkan kepada nya setiap pagi, dan tidak ada lagi yang mengusik diri nya setiap saat
Seharus nya, Kanaya, bersyukur karena Bumi tidak mengganggu nya lagi, dengan gombalan-gombalan yang membuat diri nya merasa risih setia saat. Tapi kenapa ia merasa seperti kehilangan sosok, Bumi?
"Harus nya gue seneng dong, dia nggak ngedeketin gue lagi" ujar Kanaya kepada diri nya sendiri
Dia duduk di salah satu kursi taman dengan pandangan yang lurus kedepan, sejujur nya, ia tidak bermaksud untuk mengucapkan kalimat yang menyakiti hati, Bumi, tempo hari yang lalu
"Nggak mungkin gue suka sama kak Bumi, gue cuman ngerasa bersalah aja karena udah ngomong kasar ke dia. Lagian gue udah punya Megan" Ucap Kanaya sambil menggelengkan kepala nya
****
Bumi dan beberapa anggota Legion sedang membolos di Warung bang Salman, di hadapan mereka sekarang sudah ada banyak makanan yang di buatkan oleh bang Salman
"Nggak kerasa beberapa bulan lagi kita udah mau lulus, dan masa jabatan kita di Legion akan lengser" Ucap Skala seraya mengunyah bakwan goreng nya
Mereka berempat menganggukkan kepala nya setuju.
"Lo udah siap, Bum, kalau bentar lagi jabatan lo sebagai leader Legion akan lengser?" Tanya Guntur
"Siap nggak siap sih, gue harap siapapun nanti ketua nya dia bisa bawa nama baik Legion"
"Lo udah siapin nama calon ketua baru?"
Bumi mengangguk. "Gue udah punya dua kandidat tapi, gue harus diskusi dulu sama ketua-ketua sebelum nya"
"Siapa emang?" Tanya Lintar kepo
"Junet sama Ansel"
"Serius lo milih Junet? Lo 'kan tau kalau dia sebelas dua belas sama Skala, suka bercanda"
Skala yang nama nya di bawa-bawa mendengus kesal. "Sialan lo"
"Gue percaya kok sama dia, ada satu hal yang buat gue yakin kalau dia cocok buat jadi kandidat ketua Legion" Kata Bumi sangat yakin
"Kalian udah ada rencana mau apa setelah lulus?" Tanya Skala
"Kalau gue mau nikah ajalah, udah capek belajar" Jawab Guntur asal
"Lo kalau nikahi anak orang, lo mau kasih makan pake apa, pake cinta?"
"Dih ngeremehin lo, lo lupa kalau gue punya toko distro yang ada di beberapa cabang?" tanya balik, Guntur, dengan dagu yang ia angkat tinggi
"Sombong amat, kalau lo, Ben, mau kemana setelah lulus?" Skala menatap Benua yang sedari tadi hanya diam saja
"Kuliah"
"Singkat banget lo jawab nya"
Bumi terbahak. "Lo kayak nggak tau dia aja, Skal"
"Iya juga sih"
Mereka berlima sudah bersahabat sejak duduk di bangku dasar, delapan belas tahun bersahabat membuat mereka mengerti sifat dan karakter satu sama lain, bagi mereka berlima persahabatan lebih penting. Karena yang mengerti kita pasti sahabat kita sendiri
"Nanti kalau udah lulus.... Kita masih bisa ketemu nggak ya?" Tanya Lintar pelan
Bumi menaikan alis nya, tumben sekali Lintar memikirkan hal yang seperti itu, biasanya dia hanya bersifat bodo amat. "Kita pasti bisa ketemu kok, lagian kita masih ada di kota yang sama"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi
Teen Fiction[[ 𝗰𝗼𝘃𝗲𝗿 𝗯𝘆 𝗽𝗶𝗻𝘁𝗲𝗿𝗲𝘀𝘁 ]] Dia Bumi, Bumi Lantang Dhanajaya. Siapa yang tidak mengenal dirinya? Berasal dari keluarga yang terpandang, ketua geng motor, sekaligus Ketua OSIS di sekolah nya, dan soal wajah kalian semua tidak perlu mera...