BUMI 46

736 24 0
                                    

Happy reading!

•••

Kanaya menghentikan mobil nya di depan minimarket, ia turun dari mobil nya, kemudian melangkah masuk ke dalam minimarket. Kaki jenjang nya berjalan memuju kearah rak cemilan dan minuman, bahkan ia harus menggunakan dua keranjang untuk cemilan-cemilan favorit nya itu. Setelah memastikan tidak ada yang kurang ia melangkah menuju kasir untuk membayar nya

"Total nya 150.000 mbak" Ucap penjaga kasir

Kanaya mengangguk pelan, kemudian membuka sling bag nya untuk mengambil dompet, tapi dompet nya tidak ada di dalam tas nya, yang ada hanya tissue basah dan ponsel milik nya

"Bisa nggak belanjaan nya saya taro disini dulu? Soal nya dompet saya ketinggalan di rumah saya" Ucap Kanaya sedikit gugup

Mbak penjaga kasir yang tadi nya tersenyum kini merubah muka nya menjadi judes. "Kalau nggak punya uang bilang aja mbak"

"Udah tau nggak punya uang ngapain mbak pergi belanja disini" Sambung nya lagi

"Saya punya uang kok mbak, tapi dompet saya ketinggalan dirumah" Ucap Kanaya membela diri nya sendiri, kalau bukan di tempat umum ia pasti sudah emosi saat mendengar ucapan yang dikeluarkan dari mulut mbak penjaga kasir itu

"Itu pasti hanya alasan mbak saja"

"Ini beneran kok mbak bukan alasan, kalau perlu saya taro kunci mobil saya sebagai jaminan disini"

Kini dua orang perempuan itu menjadi pusat perhatian pengunjung minimarket karena perdebatan mereka

"Biar saya yang bayar" kata seorang laki-laki, seraya menyodorkan kartu nya, dan barang belanjaan nya

Kanaya menoleh. "Kak Bumi" Gumam nya pelan

Bumi, menatap Kanaya, sekilas, kemudian ia mengambil kartu dan, barang belanjaan nya, setelah itu ia melangkah keluar dari minimarket di susul oleh Kanaya,yang berusaha mengejar nya, ia berusaha untuk mensejajarkan langkah nya dengan langkah, Bumi, yang lebar

Kanaya menarik pergelangan tangan Bumi, agar cowok itu berhenti, Bumi berbalik seraya menatap dingin ke arah nya

"Makasih, nanti uang lo gue ganti kok" kata Kanaya, seraya melepaskan genggaman tangan nya di tangan Bumi

"Nggak perlu" kata Bumi singkat, saat ingin kembali melangkahkan kaki nya lagi-lagi ia di tahan oleh Kanaya

"Apa lagi?" Tanya Bumi dingin

"G-gue minta maaf soal ucapan gue yang buat lo sakit hati" Kata Kanaya seraya menundukkan kepala nya

"Gue, nggak bermaksud untuk ngomong kasar hari itu, gue emosi waktu gue tau kalau lo mukulin, Tama, lagi kak" Sambung nya lagi

"Udah?"

Kanaya mengangkat kepala nya, ia menatap mata Bumi, yang sedang menatap nya juga

"Gue nggak peduli." Setelah mengatakan itu Bumi melangkah pergi, Bumi benar-benar sudah melupakan Kanaya saat ini, diri nya sadar kalau apa yang ia lakukan waktu itu hanya sia-sia

Tanpa sadar air mata Kanaya menetes saat mendengar ucapan Bumi tadi, kenapa hati nya terasa sakit saat Bumi benar-benar tidak memperdulikan nya lagi

****

Bumi memperlambat laju motor nya saat melihat seorang anak geng motor yang sedang mengacak-acak salah satu tenda pedagang kaki lima, bahkan sang pemilik tenda terlihat pasrah tanpa ada nya perlawanan sama sekali dan tidak ada bantuan dari orang sekitar saat melihat kejadian itu

Bumi menghentikan motor nya kemudian turun untuk membantu pria itu, di dalam ajaran keluarga nya ia selalu di ajarkan untuk membantu seseorang yang sedang mengalami kesusahan

Bumi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang