BUMI 17

1.1K 38 0
                                    

Happy reading!

****

Rumah mewah dengan halaman yang luas, bergaya seperti rumah joglo dengan banyak nya tanaman milik Zaskia dan kolam ikan hias milik Riyan

Setelah melakukan kumpul bersama dengan anak LEGION dan LION, Bumi memilih untuk pulang lebih cepat. Sejujur nya ia masih belum percaya dengan apa yang di katakan lintar tadi bahwa Kanaya dan Tama memiliki status pacaran, apa yang harus ia lakukan sekarang berjuang atau berhenti untuk mengejar?

Bumi berjalan menaiki anak tangga menuju kamar nya kemudian membuka pintu yang bertuliskan Bumi's room, kamar yang dominan berwarna hitam putih itu terlihat sangat nyaman dibagian sudut ruangan terdapat piano dan gitar, Bumi menyukai musik dan bagi nya musik adalah mood booster nya

"Suka sama lo adalah hal yang terindah sekaligus hal yang paling menyakitkan buat gue, sakit setelah gue tau kalau lo ternyata udah punya pacar," Bumi berjalan menuju balkon kamar nya

"Siapa yang kamu suka, Bumi?"

"Adalah, murid pindahan di sekolah aku"

"Cantik nggak?"

"Cantik bang .... AYAHH!" Bumi kaget kemudian berbalik menatap sang ayah

"Jadi, siapa perempuan yang kamu maksud hal terindah sekaligus menyakitkan itu?" Tanya Riyan yang membuat Bumi menggaruk tengkuk nya yang tak gatal

"Ayah, dari kapan disini?"

"Dari kamu hidup, Bumi"

"Hahaha, nggak lucu" ujar Bumi dengan muka datar nya

"Kamu suka sama cewe, Bum?" Tanya riyan membuat wajah Bumi seketika menjadi tegang

"Iya, Yah. Tapi dia udah punya pacar duluan"

"Gapapa dong, yang perlu kamu lakuin itu hanya berjuang dan berikan yang terbaik selama cewe yang kamu suka belum jadi istri orang lain," Riyan menepuk pundak Anak nya pelan

Bumi tersenyum menjadikan Ayah nya tempat berbagi cerita memang hal yang paling terbaik setelah sahabat-sahabat nya

"Jadi yang Bumi sekarang lakukan harus berjuang, Yah?"

"Iya" Jawab Riyan singkat

Mereka kembali terdiam, sama-sama memandang ke arah langit senja yang sebentar lagi akan tenggelam dan di gantikan dengan langit malam

****

Di hari rabu pagi, seorang gadis cantik tengah tersenyum di depan cermin di lengkapi dengan kemeja putih polos dibalut dengan jas almameter berwarna cream dengan rok yang berwarna senada dengan almameter nya, tak lupa rambut yang ia ikat satu

"Perfect" monolog nya

Setelah selesai gadis cantik itu mengambil ransel dan ponsel nya, kemudian menuruni anak tangga dengan senyuman yang sangat menawan

"Mi, pi. Naya berangkat dulu ya," Kanaya mencium punggung tangan kedua orang tua nya

"Loh, kamu nggak sarapan dulu?" Tanya Lovita

"Di sekolah aja,mi" suara klakson mobil terdengar di depan pagar rumah nya

"Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

Mobil mini cooper berwarna kuning dengan nomor plat B 4 za, kini tengah membelah jalanan kota jakarta dengan kecepatan di atas rata-rata

"Za, pelan-pelan anjir" ucap Kinan seraya memeluk lengan senja

"Diam aja lo, kita udah mau telat karena nungguiin lo doang anjir" ketus Aza

"Astagfirullah za, pelan-pelan aja gue masih mau berjuang buat kak Benua"

"Udah lo tenang aja, bentar lagi kita nyampe kok"

Setelah 15 menit mereka berkendara dengan kebut-kebutan, kini mobil mereka melesat memasuki parkiran Jaya Sakti. Mereka ber empat segera turun dari mobil dan berjalan beriringan menuju kelas

"Naya cantik banget sih, nggak heran kalau Kak Bumi suka sama dia"

"Aza juga cantik makanya Kak Skala udah lama suka sama dia"

"Senja, diam-diam aja banyak yang suka"

"Masyaallah, senyum Kinan manis banget"

"Halah modal cantik doang"

Mereka terus berjalan tanpa menghiraukan bisikan-bisikan murid disini, saat ingin berbelok Kanaya tidak sengaja menabrak tubuh tegap seorang siswa, hampir saja ia terjatuh ke lantai untung nya ada Aza dan Senja yang menahan tubuh nya

"Kalau jalan pake mata," Aza memandang anggota dan inti LEGION dengan sinis

"Kalau jalan pake kaki bukan pake mata, sayang" Sahut Skala lalu mengedipkan sebelah mata nya ke arah Aza

"Najis"

"Minggir dong kita mau lewat nih!" Nada bicara Kinan naik satu oktaf

"Suara lo berisik kayak kaleng rombeng" ujar Lintar dengan wajah yang malas nya

Kanaya hanya diam menyaksikan perdebatan sahabatnya dengan geng LEGION, gadis itu memusatkan pandangan nya ke arah Bumi yang sedari tadi hanya diam. Biasanya cowo itu akan menggangggu nya atau sekedar memberikan gombalan receh nya

Bumi membalas tatapan itu dengan sangat dalam, ingin menghindar tapi rasanya Kanaya tidak bisa ia ingin lebih lama memandangi manik abu-abu milik Bumi

"Minggir, ketua gue mau lewat" Guntur bersedekap dada memandang keempat cewe cantik dihadapan nya ini

"Lo aja yang minggir, lo cowo seharus nya lo yang ngalah"

"Minggir" kata Benua dingin, yang sudah mulai jengah

"Ogah" Balas Aza

"Buka jalan" Instruksi Bumi kepada semua anggota nya

"Kalian boleh lewat"

"Gitu dong dari tadi" keempat gadis cantik itu melangkah pergi

****

Segerombolan murid dengan almamater berwarna cream memasuki area kantin SMA Jaya Sakti. Bumi cowo berbadan tegap itu berjalan paling depan, di belakang nya ada Skala, Benua, Lintar, Guntur dan beberapa anggota LEGION

Suasana kantin pun seketika menjadi heboh saat melihat kedatangan Geng LEGION, semua mata murid perempuan tertuju pada objek yang sangat sayang untuk ditinggalkan. LEGION dengan segala aura yang mereka pancarkan

Bumi menghentikan langkah nya tepat di samping meja Kanaya dan sahabat nya, ia melepaskan almamater nya kemudian menutupi paha putih Kanaya yang sedikit terekspos

Bumi berbisik di telinga Kanaya "Gue tetap suka sama lo, sekalipun lo udah punya pacar"

Kanaya terkekeh pelan kemudian ia bangkit dari duduk nya "Tapi sayang nya gue nggak suka sama lo"

"Bukan enggak, tapi belum Nay!, dan gue akan buat lo jatuh cinta sama gue" ucap Bumi dengan tegas

Saat itu juga mereka berdua menjadi pusat perhatian seluruh murid di kantin, mulai dari memvideokan percakapan Bumi dan Kanaya lalu mengirim nya ke admin lambe turah jaya sakti, terlebih kaum hawa yang merasa iri dengan Kanaya karena disukai oleh leader LEGION

"Cuman lo satu-satu nya perempuan yang berani nolak gue secara terang-terangan"

"Lo adalah cowo ter goblok yang gue kenal selama ini, goblok karena masih aja ngejar perempuan yang jelas-jelas udah punya pacar" ucap Kanaya dengan tajam

"Tapi gue yakin mungkin besok, bulan depan atau tahun depan lo udah resmi menjadi pacar gue" ucap Bumi dengan sangat yakin

Kanaya menepuk pelan pipi Bumi "Bangun, jangan kebanyakan mimpi"

"Biarkan itu menjadi mimpi yang suatu saat akan menjadi kenyataan"

"Dan gue berharap semoga mimpi lo nggak akan menjadi kenyataan, karena mimpi lo adalah mimpi buruk buat gue"

Bumi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang