Bab 12
.
Caitiff
.
Nomer 1 C.
Nomer 2 B.
Nomer 3 A.
Nomer 4... dibagi 6, 3, E.
Drrt drrt..
Gadis yang saat ini tengah berkutat dengan soal, dengan kening berkerut itu menoleh, sontak kehilangan fokus ketika mendengar suara ponselnya yang bergetar.
Si gadis mendengus sebal terlebih dahulu sebelum menggeser ikon hijau.
"Halo mbak, kenapa?" Suaranya terdengar biasa saja, seolah sebelumnya tidak pernah sebal lantaran terganggu dengan si penelpon.
"Angelia, mbak mau minta tolong, tolong kamu gantiin mbak kerja ya, soalnya mbak ada urusan keluar kota,"
Shit.
"Kok aku mbak?"
"Ya siapa lagi? Mbak nggak bisa minta tolong bartender lain, soalnya yang lain kan nggak jago meracik,"
"Kok nggak pake resep yang biasa aja mbak?"
"Hari ini ada pesta yang diadain di bar, jadi kita nggak bisa berpatok sama resep, udah ya mbak mau berangkat ini, makasih ya."
"Eh mbak-
Double shit.
Angelia menghela nafas kesal, tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain menutup bukunya dengan kasar, lalu bangkit dari tempat duduk dengan kaki yang sedikit dihentakan.
Kepalanya masih terbayang rumus soal nomor 5 yang belum sempat dia jawab ketika tangannya menyapukan brush make up di wajahnya, kemudian berganti pakaian dengan baju pendek hitam berkerah, juga celana jeans.
Suasana rumah sepi karena penghuninya tengah di kamar masing-masing, Angelia menenteng mantel panjang di lengan kanannya dan sling bag yang tergantung di pundak kirinya.
Dia melangkah keluar, berdiri di depan gerbang rumahnya menunggu taxi online pesanannya.
Beberapa menit kemudian dirinya telah sampai di bar, ya, dia memang bekerja di bar sebagai bartender, peracik koktail dengan rasa yang sudah tidak diragukan lagi.
Dirinya jago dalam hal takar menakar, mengukur berapa ml jenis-jenis cairan yang dicampur hingga menghasilkan rasa yang enak dia tau.
Tinggal di rumah orang tua yang tidak menganggapnya tentu membuat Angelia harus sadar diri dengan bekerja, dia membiayai kehidupan sehari-harinya dengan bekerja sebagai bartender, juga uang yang didapatnya dari olimpiade.
Sebenarnya pekerjaan sebagai bartender baru dia dapatkan ketika satu tahun yang lalu, satu bulan setelah datangnya Deluna Amadea ke Antariksa dan menghancurkan sumber penghasilannya.
"Lohh Angelia, bukannya ini bukan jadwal lo ya?"
"Iya, gue tadi di mintain tolong sama mbak Fira buat gantiin dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalopsia
Teen FictionDeluna tidak mengerti arti sempurna, tetapi dunia memaksanya untuk menjadi yang paling sempurna. Angelia juga tidak pernah mengerti makna keluarga. Bagaimana dia bisa mengerti jika frasa keluarga bahkan menyakitinya? Lalu ada Aldebaran Regatta, fras...