38

476 88 40
                                    

Bab 38
.

Revealed

.

Dibawah, setelah teriakan Deluna yang menghentikan pukulan Ily terhadap Rega membuat suasana tegang tidak berangsur hilang dari sana. Ily kembali duduk ditempatnya, begitu pula dengan Regatta. Laki-laki itu menatap Ayahnya menuntut.

"Jelasin."

Braja menghela nafas, dirinya tenggelam dalam rasa bersalah pada satu-satunya perempuan yang kini dia miliki, dia merasa tidak berguna sebagai Ayah yang seharusnya menjadi panutan bagi anak-anaknya.

"Papa nggak sengaja."

"Gimana bisa Papa kecolongan?"

"Papa nggak tau kalo Deluna ada disana, Ily."

"Harusnya Papa hati-hati, harusnya Papa lebih memperhatikan Deluna, jangan cuman peduliin pelaku-pelaku apalah itu tapi Papa lupain anak Papa."

Apa.. ini?

"Maaf." Benar, ini salahnya, salah Braja yang terobsesi mengungkap pelaku dari tabrak lari yang menyebabkannya menjadi kehilangan Mentari.

"Udah nggak guna sekarang, Pa. Papa liat Deluna, dia udah dapet terlalu banyak luka, Pa."

Braja menggeleng pelan, sebagai satu-satunya pria dewasa disana, dia merasa tidak berhak untuk merasa sedih, padahal yang pergi adalah istrinya. "Bukan cuman Deluna yang luka, Ily."

Hening.

Pria itu bangkit dari sana. "Papa capek, Papa istirahat dulu, kalian juga."

Lagi-lagi hening.

Sebelum kemudian laki-laki dengan luka memar itu menghampiri Ily.

"Bang, gue bisa jelasin."

Ily menatapnya tajam. "Nggak ada penjelasan apapun karena intinya lo udah ngelukain adek gue."

"Bang, please! Deluna udah nggak mau denger penjelasan gue, seenggaknya gue bisa ngejelasin yang sebenernya sama siapa aja, bukan malah terus-terusan salah paham semua sama gue."

Ily hendak bersikukuh berkata tidak, tetapi Angelia melarang. "Biarin dia jelasin, Kak, seenggaknya satu-satu harus kita selesein."

"Gue nggak ada niatan, sedikitpun," Rega mulai penjelasan, dia berkata dengan tegas, tidak ingin menampilkan keraguan barang sedikit saja. "Sedikitpun buat lukain Deluna. Karena.. gimanapun gue udah sayang sama dia—"

"Terus ngapain lo selingkuh, tolol!"

"— enggak bang, nggak ada yang selingkuh, nggak ada yang dijadiin selingkuhan disini. Gue ketemu sama cewek itu pertama kali waktu gue nolongin dia dari preman, selanjutnya waktu dia dalam keadaan luka-luka di halte, waktu malam-malam."

Jeda.

"Di pertemuan pertama, waktu gue nganterin cewek itu balik, gue liat Om Braja dirumahnya."

Ingatan Angelia lompat ke percakapan beberapa menit lalu.

"Gue nggak nyangka kalo dia bakalan nelponin gue terus, awalnya gue nolak, tapi dia bilang dia disiksa sama ibunya karena nolak kehadiran Ayah baru."

Tubuh Ily tersentak.

"Dan karena gue nggak percaya, waktu gue nganterin dia gue nggak langsung pulang."

Ingatan Rega melompat ke pertemuan keempat mereka.

KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang