Bab 19
.
action
.
Pukul 02.45 pagi, di bagian sudut kamar Angelia.
Meja dengan laptop menyala yang tengah di charge juga dengan buku-buku yang memenuhi meja itu menjadi pemandangannya saat ini.
Angelia tidak bisa tenang, tidak bisa tertidur tanpa meminum obat tidur, iya, Angelia juga mengkonsumsi obat tidur, yang Angelia dapatkan lewat apotik diseberang jalan sekolahnya
Sialnya, persediaan obat tidurnya sudah habis, dia tau dirinya seharusnya menyiapkan tubuh agar besok fit dan bisa mengerjakan soal dengan baik.
Tetapi Angelia tidak bisa, perasaan ini.. sama seperti ketika dia baru saja mengikuti lomba untuk yang pertama kalinya, perasaan tegang yang menyelimuti, duduk pun tidak tenang
Menghabiskan waktu seharian penuh dengan belajar, tanpa makan, tanpa tidur.
Memangnya siapa yang akan bernafsu makan ketika dia diliputi rasa cemas yang menghantui? Beruntung jam delapan tadi, Angelia sudah stok makanan di kamarnya sekarang, itu artinya dia tidak perlu repot-repot turun dari kursi ini untuk mengambil makanan ketika perutnya terasa perih seperti sekarang.
Disaat seperti ini, entah mengapa dia memikirkan Deluna, apakah Deluna juga sama tidak bisa tidur sepertinya? Atau malah hanya dia saja yang terlalu cemas seperti ini?
Karena setelah melihat bagaimana kehidupan Deluna, dia jadi tau bahwa mungkin Deluna bekerja keras untuk mendapatkan semua hal yang didapatnya sekarang, atau.. memang selama ini Deluna sepintar itu?
Angelia tidak suka, tidak suka ketika dia tengah fokus belajar tetapi kemudian, pikiran lain merasuk dalam otaknya, membuat fikirannya seketika tidak fokus.
Dia kembali membaca buku paket setebal 800 halaman, membaca soal cerita yang menurutnya sangat membuang waktu.
Angelia lebih memilih mengerjakan soal matematika penuh huruf yang singkat dari pada harus membaca seperti ini, karena pelajaran bahasa, terasa sangat abu-abu, tidak memiliki titik temu yang pasti.
Denting jam terus berbunyi, bersahut-sahutan antara jam dinding juga jam weker yang tadi Angelia lempar ke kasurnya.
Sudah pukul setengah 6, dan Angelia masih belum sampai dinomor terakhir, dia mengerjakan dari halaman 571 sampai halaman 601.
Akhirnya dia bangkit berdiri, mengusap kening yang terasa sedikit pusing, mata nya memerah dengan kantung mata yang terlihat.
Deluna
lomba mulai jam 9, kita disuruh siap-siap, kumpul di ruang olimp jam 7
ya
Angelia yang baru saja sampai ke sekolah, langsung melangkahkan kakinya menuju ke arah ruang olimp berada, sudah ada Deluna disana.
Dia duduk disebelahnya, Deluna menatap lamat-lamat Angelia, "lo semalem nggak tidur?"
Angelia mengangkat bahu tak acuh, kembali membuka bukunya, membacanya dengan serius, matanya sudah sedikit lelah sebenarnya, dihadapkan dengan laptop yang menyala selama berjam-jam dalam keadaan kamar yang mengandalkan pencahayaan lampu belajar saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalopsia
Teen FictionDeluna tidak mengerti arti sempurna, tetapi dunia memaksanya untuk menjadi yang paling sempurna. Angelia juga tidak pernah mengerti makna keluarga. Bagaimana dia bisa mengerti jika frasa keluarga bahkan menyakitinya? Lalu ada Aldebaran Regatta, fras...