Bab 16
.
sudut kelas
.
Jam istirahat kedua hari ini berlangsung lebih lama dari pada hari biasanya karena ini hari Jumat, Deluna, Natha dan Anin tengah berada di kantin dengan makanan masing-masing.
"Tadi pagi muka lo agak kusut, Lun, lo nggak papa?" Anin bertanya seraya menyeruput es teh manisnya.
Natha sontak menatap lekat Deluna, memperhatikan sudut mata Deluna yang sedikit menghitam.
Deluna mengangguk, "iya, nggak papa kok."
"Beneran?"
Deluna tersenyum tipis, "semalem gue nonton drama, sedih banget, ditinggalin."
"Drama apa?" Natha menyahut dengan antusias, gadis yang pagi ini tampak begitu bersemangat dengan jepit rambut pink baby nya itu adalah seorang maniak drama, apalagi Korea.
Deluna tertawa kecil, "lo nggak bakal suka, soalnya ini bukan romance, tapi action."
Bahu Natha melemas, dia pecinta drama romance, bukan drama yang saling pukul beradu kekuatan.
Anin dengan rambut yang pagi ini di gerai mendengus, "lo jangan keseringan nonton romance."
"Kenapa?"
"Ntar kebanyakan halu."
Deluna tertawa, "Bukannya sekarang juga udah kebanyakan ya?"
Anin ikut tertawa kecil, melakukan tos dengan Deluna.
Natha mencebik, "sialan kalian."
Jam menunjukkan pukul setengah 12, artinya baru setengah jam mereka istirahat, dan sisa satu jam setengah lagi bel masuk berbunyi.
Iya, memang selama itu, 2 jam penuh untuk istirahat dihari jumat, membuat siswi-siswi merasa bosan kadang kala, meskipun senang juga.
"Gilaa bosen bangett," Natha saat ini tengah berbaring di tikar kelas yang sudah di gelar disudut kelas bagian belakang, dia mendesah bosan.
"Eh mau ikutan dong," Anin memandang salah satu kumpulan teman-temannya yang membawa make-up, dia menghampiri, ikut penasaran dengan bedak-bedak yang banyak itu.
Natha menganga, "Lun, Anin kesurupan deh, Lun, kayanya."
"Heh gue denger ya," sewot Anin.
Deluna tertawa, "biarin lah, mungkin Anin sekarang mau glow up."
Natha mendengus malas, kemudian duduk di depan Deluna yang tengah duduk bersila.
"Lun, kepangin rambut gue."
Deluna mengangguk, melepas kunciran rambut Natha, juga jepit rambut yang sama seperti yang Deluna dan Anin pakai.
Deluna menyisir pelan rambut Natha menggunakan jarinya, kemudian mulai mengepang, "mau yang biasa?"
"Yang dari samping kanan, terus samping kiri, terus dijadiin satu itu," request Natha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalopsia
Novela JuvenilDeluna tidak mengerti arti sempurna, tetapi dunia memaksanya untuk menjadi yang paling sempurna. Angelia juga tidak pernah mengerti makna keluarga. Bagaimana dia bisa mengerti jika frasa keluarga bahkan menyakitinya? Lalu ada Aldebaran Regatta, fras...