Bab 13
.
Conceal
.
Deluna tengah berdiri di depan cermin saat ini, merapikan rambut nya yang baru saja dia berikan haircare, sedikit merapikan dasi yang sudah terlihat rapi.
Beberapa menit kemudian dia menuruni tangga, melihat meja makan yang sudah terisi nasi goreng buatan Mbak Nia, asisten rumah tangganya, dia duduk, sedikit meneguk air putih lebih dulu.
"Papa nggak pulang, Mbak?"
Mbak Nia yang tengah mengulurkan sosis goreng kemudian menoleh, menjawab dengan pelan, "Enggak Non."
Deluna menghembuskan nafas pelan, sikap Braja yang hanya pulang untuk memberinya ancaman sedikit membuat hati Deluna tercubit, apa dia tidak sepenting itu sampai-sampai Papanya lebih betah berada di kantornya dari pada melihat Deluna yang menuruni anak tangga kemudian menyambutnya dengan senyuman pagi yang hangat.
Deluna kemudian tersenyum kecut, mulai membuka mulut untuk menyuap nasi gorengnya.
Di suapan ketiga bel rumah berbunyi, Mbak Nia dengan sigap membukanya, terlihat Rega yang sudah rapi berdiri didepan pintu.
"Temennya Mbak Luna ya?"
Rega mengangguk, kemudian melangkah masuk mengikuti langkah wanita di depannya, setelah di suruh masuk.
Dia melihat Deluna yang tengah makan nasi goreng, duduk di sebelahnya membuat Deluna menoleh.
"Lo udah sarapan?"
"Belum." Rega menjawab pelan, memang dirinya belum sarapan saat ini, dia tadi terburu-buru, memastikan tiba di rumah Deluna sebelum pukul setengah 7 pagi atau dia akan merusak citra seorang murid paling teladan se Antariksa.
"Yaudah sarapan aja dulu." Deluna bangkit, mengambil piring di depan kursi yang tidak ada penghuninya.
"Emang nggak bakal telat?" mata Rega mengikuti setiap pergerakan Deluna yang tengah mengambil nasi goreng untuknya.
"Enggak," Deluna menoleh ke arah Rega, menunjukkan piring yang sudah diisi, "segini?"
Rega hanya mengangguk, menerima.
Mbak Nia yang tadi di belakang terlihat dengan membawa sapu ditangannya, "mbak bisa minta tolong ambilin air putih?"
Mbak Nia mengangguk, meletakkan sapu kemudian mengambilkan air putih.
"Ini Non."
"Makasih, Mbak." tangan Deluna mengangkat gelas, menaruhnya di samping piring Rega.
Rega sedari tadi mengamati, dia juga mengamati ekspresi Deluna yang saat ini sudah kembali menikmati sarapannya dengan wajah datar.
Ingatan Rega kembali ke kejadian semalam, membuatnya tanpa sadar memperhatikan Deluna dengan lamat-lamat tanpa memakan sarapannya.
Tiba-tiba Deluna menoleh, "kok nggak di makan?"
Membuat Rega seketika menunduk, menatap piringnya sesaat, "dimakan kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalopsia
Teen FictionDeluna tidak mengerti arti sempurna, tetapi dunia memaksanya untuk menjadi yang paling sempurna. Angelia juga tidak pernah mengerti makna keluarga. Bagaimana dia bisa mengerti jika frasa keluarga bahkan menyakitinya? Lalu ada Aldebaran Regatta, fras...