Bab 5
.
Achromatic
.
Mana yang lebih menyenangkan, dari tiga hal ini, yang pertama diabaikan, yang kedua dibenci, dan yang ketiga dibeda-bedakan.
Jika kalian bertanya kepada Angelia, maka dia akan menjawab dengan santai, yaitu diabaikan.
Karena pilihan kesenangan, kebahagiaan untuk Angelia sangat terbatas pilihannya.
Maka ketika Angelia mendapatkan perhatian sedikit saja dari warga sekolah yang memujinya, entah itu kecantikan, kepintaran atau apapun itu, dia merasa sangat senang, merasa dianggap oleh orang-orang disekitarnya.
Hal itu terjadi selama satu tahun, sebelum kemudian peserta didik baru bernama Deluna Amadea merusak segalanya.
Merebut posisinya yang digadang-gadang sebagai siswi terpintar se Antariksa.
Waktu itu Angelia kelas 11, berjalan hendak menuju ke ruang olimp untuk melakukan bimbingan.
Matanya menyipit saat melihat ada orang lain yang dipanggil selain dirinya dan itu kelas 10.
Angelia tidak apa-apa sebenarnya, bahkan ketika Bu Elin mengatakan, "maaf ya Angelia, untuk lomba minggu ini akan diisi oleh Deluna, kamu minggu depan ya."
Angelia sudah mengiyakan tentu, dia tetap sabar ketika untuk pertama kalinya dalam kurun waktu satu tahun dia bersekolah di SMA Antariksa ada siswi lain yang namanya disebutkan dalam upacara bendera.
Lalu kemudian minggu-minggu seterusnya hanya ada Deluna, Deluna dan Deluna.
Angelia terlupakan, seolah-olah namanya tidak pernah menuliskan prestasi untuk Antariksa sedikitpun.
Hari-hari nya yang berjalan tanpa warna kembali karena adanya Deluna, seolah Deluna adalah magnet yang mengambil seluruh warna dalam jiwanya, meninggalkan segenggam warna hitam yang terpupuk karena kebencian.
Saat ini dia sedang melangkah di rumah sakit, mengobati pelipis karena terantuk meja setelah di paksa oleh kakak ipar yang sifatnya lebih baik dari kakaknya sendiri.
"Kamu beneran nggak papa Lia?"
Angelia tidak suka sebenarnya ketika orang lain memanggilnya Lia, terasa kampungan untuknya, tetapi karena ini adalah orang yang menolongnya maka akan dia ijinkan kali ini.
"Hmm, cuman pusing dikit."
"Mending kamu istirahat disini aja deh, jangan pulang dulu ya," Priyanka namanya, kakak ipar Angelia berwajah lembut selembut sifatnya.
"Gue nggak papa kak."
"Tapi nanti Mama marah lagi sama kamu."
"Bukannya udah biasa ya?"
Angelia menoleh ke arah Priya, tatapannya datar, berbanding terbalik dengan tatapan Priya yang menatapnya sendu.
"Pas gue udah dapet kesempatan ikut olimpiade lagi aja Mama tetep nggak puas, Kak Erik juga, dipikiran mereka cuman ada Dira anak Mama yang paling pinter, itu doang."
Priya tidak bisa berbuat apa-apa jika begini, posisinya disini sebagai orang asing, Angelia tidak akan cukup bahagia ketika hanya Priya yang berada di pihaknya, tetapi mungkin itu lebih dari cukup dari pada tidak ada sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalopsia
Teen FictionDeluna tidak mengerti arti sempurna, tetapi dunia memaksanya untuk menjadi yang paling sempurna. Angelia juga tidak pernah mengerti makna keluarga. Bagaimana dia bisa mengerti jika frasa keluarga bahkan menyakitinya? Lalu ada Aldebaran Regatta, fras...