Bab 11
.
About Rega
.
"Makasih tante, buat makan malamnya, sama maaf ya Deluna jadi ngerepotin disini."
"Iya sama-sama, ngomong apasih, nggak ngerepotin kok, tante harap kamu mau main kesini lagi malah."
"Iya Lun, jangan kapok main kesini."
Deluna terkekeh, merasa hangat berada di keluarga ini.
Entah Deluna lupa kapan terakhir kali dia merasakan masakan Mama, kapan terakhir kali dia makan malam dengan percakapan hangat bersama Papa, juga kapan terakhir kali keluarganya berbagi tawa.
Deluna lupa, tetapi seolah semesta berbaik hati padanya.
Dia menemukan Vina, membawa nya bertemu keluarganya lewat Rega, membuatnya kembali merasakan hangatnya keluarga.
Saat ini mereka tengah berdiri di teras, dengan Deluna yang tengah berpamitan akan pulang.
"Deluna pamit dulu ya, Om." setelah menyalami Regina dan Vina, Deluna beralih ke Gavin, sedari awal Deluna bertemu dengan Gavin dia hanya mendengar beberapa kata yang terucap, tetapi Deluna sama sekali tidak masalah, karena Gavin meskipun dingin tetapi dia menyayangi keluarga sepenuh hati, dingin yang hangat, dan Deluna ingin Ayah yang seperti itu, yang tidak otoriter, yang tidak semena-mena, yang tidak-
"Biar Rega antar kamu pulang." Gavin berkata datar, kepalanya menoleh ke arah Rega.
"Kok Rega, Yah?"
Gavin hanya mengangkat alis, sedikit mengeluarkan tatapan tajam yang membuat Rega mendengus tetapi tidak menolak.
Deluna menggeleng pelan, "nggak usah, Om, Deluna bisa pulang sendiri."
"Sama Rega."
Final.
Dan Deluna tidak bisa menolak.
Keduanya kemudian berjalan menuju ke garasi setelah becuap-cuap sedikit dengan Regina yang tidak rela Deluna pulang.
"Kontak mobil lo mana?" tangan Rega menengadah, membuat Deluna merogoh tas nya, kemudian memberikan kontak mobilnya ke Rega.
"Terus ntar lo pulangnya?"
"Ya pake mobil lo lah."
"Terus besok gue berangkatnya?"
"Gue jemput."
Deluna terdiam, tidak menyangka kata itu yang akan keluar dari mulut Rega.
"Terus ntar pulangnya lagi?"
Deluna bisa memastikan bahwa dia tidak pernah secerewet ini sebelumnya, dia berdehem, menjaga dirinya tetap seperti Deluna yang biasa.
"Cerewet."
Tetapi kalimat singkat Rega membuat Deluna yang sudah menguasai diri untuk tetap kalem menjadi mencebik kesal. Dia diam tidak menanggapi, kemudian tanpa bisa di cegah percakapannya dengan Vina kembali memutar dalam ingatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalopsia
Teen FictionDeluna tidak mengerti arti sempurna, tetapi dunia memaksanya untuk menjadi yang paling sempurna. Angelia juga tidak pernah mengerti makna keluarga. Bagaimana dia bisa mengerti jika frasa keluarga bahkan menyakitinya? Lalu ada Aldebaran Regatta, fras...