15

670 141 28
                                    

Bab 15

.

she is...

.

Rega tengah dalam perjalanan menuju ke rumahnya saat ini, setelah tadi mengantar Angelia dan Deluna pulang dengan selamat.

Sekarang pukul 10 malam, jalanan ibukota masih terasa ramai walau tidak seramai siang, Rega membelokan setir, memasuki gang yang nampak sepi, Rega terbiasa lewat gang ini untuk cepat sampai ke rumahnya, jalan tikus yang dia temukan beberapa waktu lalu.

Mata nya menyipit, disana didepannya, terdapat 3 orang lelaki mabuk dengan seorang perempuan disana.

Si perempuan terlihat memberontak kala dia disentuh dengan tidak sopan nya, lampu mobil Rega sudah sedari tadi menyorot, tetapi tidak di hiraukan oleh 3 preman itu.

Berbeda dengan si perempuan yang menatapnya sarat meminta pertolongan, Rega menghembuskan nafas, mengapa harus ada gangguan seperti ini ketika dia hendak pulang.

Kemudian Rega turun dari mobil nya, dia melemaskan badan, terasa sudah lama sekali dirinya tidak adu jotos semenjak memasuki Antariksa.

Rega berdehem, "Ekhem."

Para preman itu menoleh sesaat, tetapi selanjutnya kembali menggerayangi tubuh perempuan itu dengan tidak sopan.

Rega mana bisa dihiraukan seperti itu, ketika para preman itu hanya menatapnya seolah bocah ingusan lalu tidak menganggapnya ada.

Kemudian tanpa permisi, Rega lalu menyibak ketiga nya, berdiri di depan perempuan dengan rambut yang sudah acak-acakan, pun dengan pakaiannya, matanya sudah sembab dengan wajah cemong entah terkena apa.

"Mau apa lo bocah?" preman itu mendengus, menatap remeh Rega didepannya.

"Pak, Bapak nggak boleh giniin anak orang, kalo anak Bapak yang diginiin sama orang Bapak rela?" Rega bertanya dengan tenang.

"Nggak usah ikut campur, bocah." Sentak salah satu preman.

Rega mendengus, tidak menjawab.

Si preman satunya berdecak, "Gue lepasin asal," preman itu menunjuk ke belakang, dimana mobil Deluna berada, "mobil itu diserahin sama kita."

Tawa kesenangan terdengar dari ketiga orang itu, kemudian mereka saling beradu tos.

Rega terkekeh kecil, "Hahahah emang bapak bisa nyetir mobil?" dengan nada mengejek yang terdengar sangat menyebalkan.

Para preman itu menggerung marah, tidak terima dihina, "serahin baik-baik sebelum kita melakukan kekerasan."

Bah, Rega bahkan sudah menunggu momen itu terjadi dari tadi, untuk itu dia merogoh saku, manuai senyum kemenangan dari orang-orang dihadapannya, tetapi si perempuan dibelakangnya memegang lengannya, mendongak dengan mata berkaca-kaca seraya menggeleng pelan.

"Lo nggak perlu ngelakuin itu, jangan serahin mobil lo cuman demi buat nolongin gue."

Demi?

Rega mengernyit bingung, hendak membuka mulut tetapi salah satu preman sudah mendahului.

"Cepet bocah!" sentaknya.

KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang