Bab 6
.
Nadir
.
Rega tidak tau apa yang tengah dia saksikan saat ini, sama sekali belum pernah terlintas dipikirannya bahwa dia akan menyaksikan kejadian, dimana Kakaknya—Vina— berlari dengan panik mengejar seorang perempuan yang terlihat kalut.
Maka dari itu, dia ikut turun dari motor, setelah memarkirkan motor, juga merapikan motor yang tadi di kendarai oleh cewek yang Rega kenal bernama Deluna, teman sekelasnya.
Ketika matanya menangkap Kakaknya dan Deluna tengah duduk berdampingan di kursi tunggu depan ruang ICU, langsung saja Rega melangkah ke sana.
Keningnya mengernyit mendapati ada seorang gadis lain yang terlihat seperti sedang mengintip, kemudian tatapan Rega jatuh ke arah kaki cewek itu, ada dompet yang terjatuh disana, dia mengambilnya, kemudian menepuk pundak cewek itu.
Rega tidak tau kenapa tubuh cewek itu harus menegang sepersekian detik dan setelahnya berbalik dengan patah-patah.
"Dompet lo jatuh." dia mengulurkan dompet di tangannya, cewek didepannya tampak melirik kesana-kemari dengan panik.
"A-ah ya makasih." kemudian pergi begitu saja dengan langkah yang terlampau buru-buru.
Dia kembali ke tujuannya sekarang, menghampiri kedua gadis yang sekarang sedang duduk dengan saling berdiam diri.
Deluna yang merasakan kehadiran orang lain mengangkat kepalanya.
"Lo?" dia terperanjat, sedikit kaget ada seorang murid baru yang muncul di depannya.
"Kalian saling kenal?" sedangkan Vina mengernyit bingung.
"Kita sekelas Kak," Rega yang menjawab, tatapan Deluna masih menghunusnya.
"Kak?"
"Sekelas? Bukannya Deluna sekolah di Antariksa ya?"
"Lo sih sibuk mulu makanya nggak tau kalo gue pindah."
"Pindah? Lagi?"
Selanjutnya Deluna tidak terlalu memperhatikan percakapan keduanya karena seorang dokter yang merawat ibunya datang.
Deluna langsung bangkit berdiri dari duduknya, menghampiri dokter itu dengan tergesa-gesa, "Dok, Dok, Dokter nggak bakal nyabut alat-alat Mama kan, Dok?"
Dokter itu, Agra, terlihat bingung sekarang, "Nyabut?"
"Iya, Papa bilang alat-alat Mama bakal di cabut jam 5 sore, itu bohong kan? Jawab Dok." Deluna mendesak, tangannya menggoyang-goyangkan lengan Agra.
Agra menggeleng, "Maaf Del—"
Belum selesai kalimat yang diucapkan Agra, Deluna sudah menggeleng dengan keras, air matanya reflek menetes secara tidak sadar, "ENGGAK, AKU NGGAK NGIJININ DOKTER BUAT AMBIL ALAT-ALAT MAMA!"
"Deluna kamu tenang dul—"
"GIMANA AKU BISA TENANG KALAU DOKTER MAU AMBIL MAMA AK—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalopsia
Teen FictionDeluna tidak mengerti arti sempurna, tetapi dunia memaksanya untuk menjadi yang paling sempurna. Angelia juga tidak pernah mengerti makna keluarga. Bagaimana dia bisa mengerti jika frasa keluarga bahkan menyakitinya? Lalu ada Aldebaran Regatta, fras...