"Saat aku terlahir ke dunia, aku sudah mempunyai sesosok malaikat yang selalu berada di sampingku....
Dan ketika aku mengelilingi dunia, aku bisa terbang karena sepasang sayap bunda..Tapi itu hanya sebentar, kini, semuanya telah berubah, malaikatku sudah tidak ada lagi, begitupun dengan sayapnya yang hilang entah kemana..
sehingga aku pun langsung terjatuh."✿Selamat ෴ membaca✿
"Bunda! Bunda! Bunda ingat gak hari ini tanggal berapa?"
Sosok anak kecil itu tiba-tiba bertanya, dengan tidak sabaran dia menarik-narik ujung pakaian ibunya dari bawah.
Sedangkan wajah kecilnya itu terus mendongak, menunggu Sang ibu agar segera membalikkan badan ke arahnya dan menjawab pertanyaannya barusan.
"Ada apa, sayang? Kenapa kamu bangun dari tidurmu?" Wanita cantik yang tengah mengenakan apron berwarna merah itu kemudian tersenyum dengan lembut.
Kirana mematikan kompornya sebentar, lalu berbalik menghadap putranya secara langsung, merendahkan tubuhnya sedikit sehingga sejajar dengan tinggi putranya itu.
"Aku lagi nunggu ayah pulang kerja, bunda. Oh iya bunda, hari ini tanggal berapa? Apa bunda gak ingat dengan hari ini?" Dengan mimik wajah yang lugu, Jinyo bertanya, sementara tangannya masih memegang ujung pakaian ibunya.
Kirana tampak berpose sejenak seperti orang yang sedang berpikir, lama wanita itu berusaha untuk mengingatnya, kemudian Kirana menganggukkan kepalanya antusias, teringat betul hari ini tanggal berapa.
"Kayanya hari ini tanggal 27 Mei, sayang. Tapi kenapa kamu bertanya? Memangnya ada apa dengan hari ini?" Kirana mengernyit samar, bertanya lembut pada putranya yang masih berusia enam tahun itu.
Mendengar pertanyaan balik dari bundanya, Jinyo yang tengah dibalut piyama lalu merenggut kesal, bibirnya yang imut mengerucut hingga tiga senti.
"Hari ini hari spesial, bunda. Gimana bunda gak bisa ingat?!" Kesalnya kepada Sang bunda.
"Tapi hari ini enggak ada hari spesial, sayang. Mungkin kamu aja yang salah lihat kalendernya, coba dilihat lagi kalender di kamarmu, bunda yakin pasti kamu salah melihatnya."
Jinyo mendengus keras-keras, wajahnya semakin cemberut tidak setuju dengan saran ibunya itu.
"Apanya yang salah lihat, bunda? Jelas-jelas hari ini tanggal 27 Mei, bukan? Hari ini umurku bertambah tua. Kenapa bunda masih juga gak ingat?!" Dia mengomel dengan kukuh, tetap pada pendiriannya, wajah lugunya lagi-lagi cemberut.
"Bunda beneran gak ingat, sayang. Terus bunda harus bagaimana? Seingat bunda ulang tahunmu masih sangat jauh, gak mungkin hari ini kamu berulang tahun, bukan?"
Kirana juga tidak mau mengalah, namun ternyata dibalik semua itu, diam-diam dia telah menahan tawa gelinya, membohongi kepada putranya sendiri apakah itu akan menimbulkan dosa?
Sebenarnya Kirana ingin memberi Jinyo kejutan nanti, tapi dipikir-pikir kembali ketika melihat Jinyo yang kesal seperti ini, dia menjadi merasa bersalah.
"Sayang, ayah pulang!!!!"
"AYAH!!!!!!
Seketika Jinyo berlari dengan terbirit-birit, wajah tampannya yang sehabis baru bangun tidur tiba-tiba menjadi ceria di tengah malam hari, Jinyo berlari menuju ke ambang pintu, menuju kepada Sang ayah yang baru saja pulang telat dari kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MY LIVE - ||BAE JINYOUNG||
Non-Fiction"Tanpa adanya kegelapan, cahaya mungkin saja tidak pernah ada di dunia, begitupula juga hidupku, jika saja kehidupanku tidak gelap saat aku terpuruk, mungkin saja aku tidak pernah bertemu denganmu." "Aku ingin bunuh diri, hanya itu saja yang aku ing...