"Hilangkan perasaan cinta, maka persahabatan akan utuh selamanya. Karena egois adalah penyakit utama, yang selalu hadir di dalam persahabatan."
✿Selamat ෴ membaca✿
"Jika diketahui akar-akar persamaan kuadrat adalah -3 dan 7. Tentukanlah persamaan kuadratnya. Berarti jawabannya adalah X²+4x-21=0. Kira-kira Kak Clara bener gak ya jawabannya?"
Setelah membaca sebuah soal yang tertera di buku paketnya, kedua netra Jinyo bergulir ke arah buku tulisnya.
Jinyo membaca lampiran langkah-langkah dari jawaban Clara, takut dirinya salah, maka Jinyo membacanya berulang kali secara hati-hati. Dimulai dari soal pertama, hingga soal-soal cerita lainnya, Jinyo memeriksa seluruh jawaban Clara.
Namun sedetik kemudian, anak remaja yang mempunyai otak cerdas itu tiba-tiba berhenti menghitung dengan begitu saja, karena dari ekor matanya Jinyo sepertinya menangkap sesuatu pergerakkan.
Dan benar saja, ketika dia menoleh, Clara tau-tau sudah terbangun sambil menguap lebar.
Namun bodohnya, Jinyo malah memperhatikan Clara terus menerus, tapi setelah Clara menoleh ke arahnya, Jinyo buru-buru mengalihkan pandangannya.
"Jam berapa sekarang?"
Clara yang masih duduk di atas kasurnya Jinyo, bertanya setelah menguap.
Untuk menghilangkan rasa kegugupannya sendiri, Jinyo menjawab cepat. "Eng kayaknya jam 12 deh, soalnya tadi aku lihat anak-anak yang lain pada ke ruang makan, Kak Clara memangnya mau makan sekarang?"
Mendengar pertanyaan balik dari Jinyo, Clara kemudian berdiri dan melipat kedua tangannya angkuh.
"Kalau iya memangnya kenapa? Ngapain kamu segala tanya-tanya?" Tanya Clara judes.
"Em itu, sebenarnya aku mau minta tolong, karena aku belum makan siang, boleh gak Kak Clara ambilin aku makanan kesini? Kalau aku gak makan, takutnya maag aku kam-"
"Aku gak peduli, mau maag kamu kambuh atau apa kek itu, aku gak mau tau!" Potong Clara cepat. "Lagian memangnya aku babu kamu apa?!" Lanjut Clara dengan sarkas.
Bukan hanya itu saja, gadis kurus itu pun kemudian mendengus kesal, dan menghampiri Jinyo yang masih duduk di kursi belajarnya.
"Ingat ya Jinyo, disini yang sebagai senior itu aku, bukan kamu, gak sopan banget sih jadi junior!"
Clara menggebrak pelan meja Jinyo, sebenarnya dia melakukan seperti itu hanya menegur Jinyo saja, bukan menakuti, lagipula mana berani Clara memarahi anak perusahaan dan anak dokter.
"Aku tau Kak Clara senior disini, tapi bisa gak sih gak usah mukul-mukul meja aku?! Ini kan meja yang dikasih dari bunda! Kalau nanti rusak gimana?" Balas Jinyo kesal, suaranya terdengar sedikit meninggi dari biasanya.
Sedangkan tangannya yang memegang pulpen terkepal kuat, karena gelagat itu, kening Clara kemudian berkerut dalam.
"Jangan baper deh, aku cuman bercanda aja, gak serius, lagian tadi aku gebraknya juga pelan."
Gadis cantik itu berusaha untuk mengontrol emosinya, meskipun suaranya terdengar pelan dan tenang, namun sejujurnya setiap berbicara, Clara harus menahan dirinya mati-matian supaya tidak mengumpati anak itu.
"Mau bercanda atau enggak, ini tetap meja yang dikasih dari bunda Kak Clara! Aku-"
Krukkk....
Kalimat Jinyo terpotong karena bunyi perutnya sendiri, anak itu langsung meringis, kemudian telapak tangannya mengusap perutnya yang terasa perih.
"Aduhh... Laper banget aku..." Jinyo merintih kesakitan, seolah-olah dialah yang paling tersakiti di dunia, Clara yang malas melihat kelakuannya, langsung merotasikan kedua bola matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MY LIVE - ||BAE JINYOUNG||
Non-Fiction"Tanpa adanya kegelapan, cahaya mungkin saja tidak pernah ada di dunia, begitupula juga hidupku, jika saja kehidupanku tidak gelap saat aku terpuruk, mungkin saja aku tidak pernah bertemu denganmu." "Aku ingin bunuh diri, hanya itu saja yang aku ing...