Chap 31- Pertemuan yang berharga

10 7 11
                                    

"Cinta sejati adalah merasa nyaman bahkan ketika hanya duduk diam tanpa mengatakan sepatah katapun dan hanya saling memandang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cinta sejati adalah merasa nyaman bahkan ketika hanya duduk diam tanpa mengatakan sepatah katapun dan hanya saling memandang.”

- Merry Riana

✿Selamat ෴ membaca✿


"W-wahhh, sekaya apa kamu sebenarnya Jinyo?"

Dari rumah, mobil mewah, uang donatur untuk panti, dan lemari segede gaban milik Jinyo yang saat ini Clara lihat dengan kedua mata kepalanya sendiri, membuat sepenggal pertanyaan itu lolos dari bibirnya.

Clara langsung mengubah posisi tubuhnya, berhadapan langsung dengan juniornya tersebut, kemudian secara terang-terangan memperhatikan penampilan sederhana Jinyo dari kaki sampai ujung kepala.

Sebenarnya Jinyo itu siapa? Jujur, ini semua terasa seperti mimpi, Clara masih tidak menyangka bisa berteman dengan anak tajir yang mempunyai segalanya, termasuk hati yang baik dan tidak pernah memamerkan hartanya sedikit pun di depan anak-anak panti.

Sekarang Clara baru tersadar, jadi selama bertahun-tahun tumbuh besar di panti, Jinyo selalu menyembunyikan semua kekayaannya.

Di sisi lain, setelah terdiam beberapa menit, Jinyo akhirnya bersuara menjawab pertanyaan Clara.

"Kalau kamu tanya sekaya apakah aku, yang kaya itu bukan aku, tapi ayah bunda, semua harta yang ada di rumah ini milik mereka... Bukan milik aku, Kak Clara..." Jawabnya tetap rendah hati.

Semua anak-anak panti benar, hati Jinyo memang tulus, tepat setelah mendengar jawaban panjang lebar dari Jinyo, ada sebersit rasa haru yang dirasakan olehnya.

"Kamu baik banget Jinyo, aku harap kamu selalu bahagia...." Tangan kanannya yang bebas kemudian terjulur tinggi, dan menepuk-nepuk kepala Jinyo seperti sedang memberkati.

"Iya iya makasih atas doanya, sekarang cepetan gih pilih bajunya, kalau lama-lama Kak Clara pakai baju basah, nanti masuk angin."

Jinyo menurunkan tangan Clara dari kepalanya, memegang pundak ringkih gadis itu, sekaligus membalikkan tubuhnya kembali menghadap ke lemari.

"Habis milih kaosnya, ganti baju dulu sekalian mandi, nanti kesini lagi, biar kalau kegedean banget bisa dituker lagi, ngerti kan?"

Alih-alih menjawab, Clara memutarkan kedua bola matanya, baju Jinyo banyak sekali seperti dagangan, bagaimana bisa dia memilah-milah baju sebanyak ini sendirian, dan semua kaosnya rata-rata berasal dari import, sangat tidak cocok di tubuhnya.

Bahkan hanya kaos saja, tapi ada yang bermerek Gucci dan Dior.

"Aku mandi dulu ya, silahkan dipilih kaosnya, tenang aja, gratis kok..."






-({۝})-






Sepuluh menit telah berlalu, tanpa mau berlama-lama di dalam kamar mandi Jinyo sudah selesai mengganti pakaian serta menghangatkan tubuhnya supaya tidak masuk angin, ini menyebalkan, berenang di malam hari membuat semua telapak tangannya terkelupas.

YOU'RE MY LIVE - ||BAE JINYOUNG||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang