"Jangan takut gelap, jangan percaya saat ada yang mengatakan bahwa semua yang ada di dalam kegelapan juga terlihat di bawah cahaya. Itu tidak benar."
- Kendare Blake
✿Selamat ෴ membaca✿
"Hei Kak Clara, mau ikut gak? Mukanya jangan meles gitu deh, padahal tadi saya cuman dorong doang, kalau gak bisa jalan, ngesot aja bisa kan?"
Benar-benar kurang ajar. Clara menyumpah serapah tertahan di dalam hatinya, Clara tidak berniat sama sekali membalas perkataan anak itu yang seperti orang kurang berpendidikan, dia hanya bisa melayangkan tatapan super tajam mirip psikopat, membiarkan murid-murid itu pergi dengan sendirinya.
Atau lebih tepatnya setelah mereka merasa puas memaki caci dan menghina Clara.
Plak!!!
"Tante kecewa sama kamu Jinyo!! Kenapa kamu malah jadi kayak gini? Dari dulu tante udah berusaha ngerawat kamu, tapi kenapa balasannya kayak gini?!"
"Tante sakit hiks... Sakit tante.... Bukan Jinyo pembunuhnya, Jinyo gak berani.... Tolong percaya sama Jinyo tante..."
Suara tangisan Jinyo terdengar sampai ke telinga Clara, terdengar sendu, rintihannya bergema di koridor, dan banyak murid yang mengerubungi Jinyo, hanya bisa diam seolah mereka semua sedang menonton atraksi seru.
"Sampai sekarang kamu masih berharap tante bakalan percaya sama kamu Jinyo? Astaga, jangan harap, jelas-jelas sekarang Kirana lagi keracunan di rumah sakit, mana mungkin tante mau mempercayai seorang pembunuh?!"
"Bukan aku tante! Bukan aku!"
Karena terhalang dengan punggung anak-anak panti, Clara tidak bisa melihat wajah Jinyo, ia hanya bisa mendengar suara putus asa itu, yang mencoba untuk membela dirinya walaupun suaranya sendiri sudah bergetar.
"Maksud kamu apa Jinyo?! Dari tadi kamu ngomong itu terus maksudnya apa? Bukan kamu apa? Kalau bukan kamu pembunuhnya, buktiin kalau kamu gak salah, jangan bersembunyi di dalam kamar!"
Di saat yang bersamaan, air mata Jinyo jatuh dengan deras, wajahnya pucat, tatapannya yang polos bertubrukan dengan mata Grizeel yang terlihat kecewa, sepertinya seberusaha apapun Jinyo membela dirinya, tidak ada seorang pun yang akan percaya padanya, dia teringat kembali dengan masa lalu ayahnya.
Sekarang Jinyo tau, Jinyo menjadi tau bagaimana perasaan ayahnya dulu saat dituduh seperti ini, Jinyo tau betapa sakit dan betapa hancurnya berdiri di posisi yang sama seperti ayahnya, dituduh sebagai pembunuh dan dijauhkan oleh semua orang.
Dan satu lagi, dijuluki pembunuh oleh semua orang di dunia ini, bahkan mungkin saja Tuhan juga tidak percaya padanya.
"Maaf tante... Ma-maaf, karena Jinyo udah... mengecewakan tante..."
Hanya kalimat itulah yang tersisa untuk diucapkan olehnya, Jinyo terlanjur putus asa, dia tidak peduli lagi dengan hidupnya, bahkan sekarang wanita yang sudah ia anggap sebagai ibu kandungnya dari dulu, sudah tidak percaya lagi dengannya.
Sekarang, dia hanya ingin menyusul ayah dan bundanya, serta pergi sejauh mungkin dari dunia kejam, lama-lama mentalnya tidak betah.
"Percuma kamu minta maaf Jinyo, ayo kamu ikut Tante, jelasin semuanya alasan motif kamu meracuni Kirana."
Tiba-tiba Grizeel menarik pergelangan tangan Jinyo, tapi beberapa detik kemudian Sang empunya menghela napas pasrah, sebelum Grizeel membawanya pergi, dengan matanya yang sembab, Jinyo menatap satu persatu mata murid panti, sampai akhirnya tatapannya tidak sengaja jatuh ke satu titik.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MY LIVE - ||BAE JINYOUNG||
Saggistica"Tanpa adanya kegelapan, cahaya mungkin saja tidak pernah ada di dunia, begitupula juga hidupku, jika saja kehidupanku tidak gelap saat aku terpuruk, mungkin saja aku tidak pernah bertemu denganmu." "Aku ingin bunuh diri, hanya itu saja yang aku ing...