"Jika di dunia ini kalian mencintai seseorang, cintailah saja kenangannya, karena suatu saat nanti kau akan berpisah dengan orang yang kau cintai, tapi tidak dengan kenangannya yang tidak akan pernah berpisah denganmu sampai kapanpun."
✿Selamat ෴ membaca✿
Semuanya terjadi begitu cepat, dari dirinya masih kecil hingga sekarang, tanpa sadar, waktu selalu berkerja seperti jantung tanpa henti. Tatapan Jinyo yang kosong pun menerawang kembali kenangan-kenangan bersama dengan ayahnya, sampai dia tak menyadari bahwa air matanya perlahan menetes.
"Ayah..."
Ia pun hanya bisa mengatakan pasrah itu dengan lirih, sampai akhirnya, beberapa detik kemudian, tak diduga tubuhnya terjatuh dan tidak sadarkan diri di atas lantai yang dingin.
"Jinyo!!!!!"
Grizeel yang melihatnya segera berlari, karena panik ia langsung bersimpuh, dan menaruh kepala Jinyo di atas pahanya, sambil menumpahkan air matanya sangat deras seperti hujan.
"Nak bangun nak! Jinyo sayang bangun!! Kamu harus kuat, sayang.. harus kuat ya, disini kan masih ada tante, tolong jangan buat tante panik, Jinyo!!! Kamu harus bangun, sayang!!!!!"
Hati Grizeel porak poranda, wanita itu menjerit dengan sekuat tenaganya, sedangkan tubuhnya gemetar hebat, telapak tangannya yang kurus terus menepuk-nepuk pipi Jinyo, berharap anak itu mau membuka matanya.
Dengan kedua matanya yang dibanjiri oleh air mata, tatapannya beralih ke tangan muridnya, lalu ia genggam tangan yang bersuhu tinggi itu, dan ternyata semua penderitaan Jinyo bisa ia rasakan lewat tangan ini.
Sembari memejamkan kedua matanya, batin wanita itu kemudian bertanya-tanya.
Kenapa Ya Tuhan? Kenapa anak sekecil ini selalu ditimpa masalah... Apa salahnya...
Dan tarikan napas panjang pun keluar dari lubang hidungnya, saat dia mengakui bahwa skenario Tuhan itu memang membingungkan seperti teka teki dan tidak ada yang bisa menebaknya seorang pun.
Entah itu terjadi pada di tahun depan, bulan depan, atau bahkan di keesokan hari, itu semua di luar nalar manusia.
Bahkan seseorang pun tidak ada yang bisa mencegah kejadian-kejadian hal buruk yang suatu saat nanti akan datang menghampirinya.
Lalu pada kesempatan yang sama, gadis yang sejak tadi sudah stand by di ruang makan, perasaannya menjadi tidak nyaman, dia sudah menunggu Jinyo lebih dari 10 menit, tapi batang hidung anak itu belum terlihat juga.
Bahkan dirinya pun sempat beberapa kali tidak fokus ketika berbincang bersama teman-teman sepantaran dengannya.
"Kamu kenapa? Kayaknya kamu lagi cari seseorang ya..."
Gerakannya yang cukup gelisah itu rupanya sukses menarik perhatian salah satu teman perempuannya yang berada di sebelahnya.
Dan karena itu, otomatis semua teman-temannya yang tadinya tengah tertawa kini langsung menoleh ke arahnya.
"Hehe iya nih, dia dari tadi belum dateng juga, padahal kan janjinya pengen kesini sebelum kegiatan makan malam dimulai, tapi kok dia belum dateng juga yaa.." jawabnya sangat khawatir, jari-jarinya pun yang berada di kolong meja tidak bisa diam juga.
"Memangnya siapa dia? Temen baru kamu kah? Kok gak bilang-bilang ke kita semua kalau punya temen baru?" Salah satu diantara mereka, ada yang ikut menimpali, seperti ingin protes.
"Iya, dia temen baru, sebenarnya aku pengen ngenalin ke kalian semua, makanya karena itu aku suruh dia kesini." Tanpa ada yang disembunyikan dari temannya, Kirana menjawab jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MY LIVE - ||BAE JINYOUNG||
No Ficción"Tanpa adanya kegelapan, cahaya mungkin saja tidak pernah ada di dunia, begitupula juga hidupku, jika saja kehidupanku tidak gelap saat aku terpuruk, mungkin saja aku tidak pernah bertemu denganmu." "Aku ingin bunuh diri, hanya itu saja yang aku ing...