Chap 24- Hanya karena kesalahan

7 12 16
                                    

Kegelapan tidak bisa mengusir kegelapan, hanya cahaya yang bisa melakukannya. Kebencian tidak akan mampu menghapus kebencian, hanya cinta lah yang mampu melakukannya.”

- Martin Luther King
(Pastor Amerika Serikat)




"Oh iya, Kak Jinyo kok tumben pulang sekolahnya cepet banget? Guru-gurunya pada rapat kah?"

Setelah saling menyapa satu sama lain, Nara melemparkan pertanyaan lagi, sambil membuka topik duluan. Dan karena Nara bertanya, Jinyo pun menoleh kembali ke arahnya, lalu tersenyum khas seperti biasanya.

"Ujian akhir buat kenaikan sebentar lagi mau diadakan, dan kayak biasanya, karena pengen bagi-bagi kelas, guru-guru pada rapat, jadi kamu benar Nara."

Tidak ada alasan lagi yang Jinyo bisa katakan selain itu, hanya karena sekarang kepalanya pusing sekali, Jinyo tidak mau sama sekali membuat semua orang menjadi khawatir kepadanya.

"Ehh yang bener Kak Jinyo?! Padahal aku cuman asal tebak aja loh, wah ternyata aku hebat juga yaa!!" Seperti dengan sifat aslinya yang ceria, Nara mudah sekali tertawa, sampai bibirnya yang mungil tidak berhenti untuk tersenyum.

"Itu cuman kebetulan aja Nara, bukan kamu-nya yang hebat, lagian percaya diri banget sih kamu."

Jinyo langsung protes, tapi dari nadanya ia hanya bercanda saja, kemudian Jinyo terkekeh saat ekspresi Nara berubah menjadi kesal. Dari dulu Jinyo memang jahil, entah mengapa dia sering sekali menggoda junior-juniornya.

Bahkan sampai pernah membuat salah satu juniornya selalu menghindar ketika melihatnya.

"Tau ah, Nara kesel banget sama Kak Jinyo. Kalau bukan karena Kak Kirana, aku gak bakalan mau ngomong sama Kak Jinyo tau!"

"Loh kok aku yang dibawa-bawa sih?!"

Kirana yang sejak tadi hanya terdiam saja, tanpa aba-aba langsung menarik-narik ujung baju Nara, padahal dia tidak salah apa-apa, tapi kenapa namanya harus disebut juga?

Gara-gara hal itu, kedua mata Jinyo bahkan langsung melihat ke arahnya lagi, Kirana kan jadi gugup setengah mati.

"Apanya yang salah Kak Kirana? Aku bener bukan? Kak Kirana bukannya dari kemarin pengen ngasih buku itu, sekarang sok atuh kasih, mumpung Kak Jinyo-nya ada disini," kata Nara, lalu dagunya pun menunjuk ke arah buku yang saat ini berada di pangkuan Kirana.

"O-oh iya, aku hampir aja lupa, ma-makasih ya Nara udah ingetin aku." Suara Kirana yang sangat gemetar dan pelan itu, hampir saja tidak terbaca oleh Nara.

Meskipun umur Nara masih kecil, tapi di zaman sekarang di umur segitu, Nara sudah tau betul kenapa Kirana malah bertingkah seperti itu, dari kegugupannya saja Nara sudah bisa menebak, tapi bisakah Kirana bertingkah seperti orang pada umumnya saja? Jangan berlebihan.

Jika seperti itu, yang ada Jinyo malah menjadi curiga, apalagi kepala Kirana yang terus menunduk seperti orang sakit leher.

"Iya sama-sama Kak Kirana, sekarang bukunya kasihin dong, kesian Kak Jinyo pengen istirahat."

Melihat interaksi dan kedekatan dari mereka berdua, Jinyo hanya bisa tertawa dalam diam, kemudian tak lupa bersyukur karena Kirana sudah mendapatkan teman yang baik dan bisa mengerti dengan keadaannya.

Kepribadian Nara memang baik, padahal berteman dengan Kirana tidaklah mudah.

Jinyo juga bingung sebenarnya, kenapa mereka bisa sedekat itu, padahal dulu Nara dekatnya hanya dengan Clara saja.

"Buku ilmiah ini udah lama aku simpan di kamar, kalau dibuang, sayang banget, jadi ini buat kamu aja Jinyo, kalau kamu suka, aku juga seneng..."

YOU'RE MY LIVE - ||BAE JINYOUNG||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang