Chap 19- Luka yang berbekas

15 13 13
                                    

Cinta adalah lautan yang penuh kegelapan. Saat kalian lebih memilih untuk menceburkan diri ke dalamnya, itu adalah kebodohan yang paling fatal.”

Krhisna Pabichara (Penulis Indonesia 1975)

✿Selamat ෴ membaca✿



Ini adalah mimpi paling buruk, yang seburuk-buruknya di antara beberapa mimpi lainnya yang pernah Clara mimpikan selama bertahun-tahun.

Sampai saat ini, Clara masih saja heran setengah mati, mengapa bisa-bisanya Grizeel memberinya hukuman yang seperti ini? Apakah wanita itu memang tidak bisa mengerti dengan perasaannya?

Clara frustasi, sejak tadi dirinya hanya duduk saja di dalam kamar ini, ditambah lagi suara Jinyo yang sedang melafalkan angka-angka, dia pusing mendengarnya.

Meskipun dia bisa juga menegur anak itu, tapi Clara saat ini sedang malas berbicara dengan Jinyo.

Dari dulu Jinyo itu berisik, cerewet, memangnya dia tidak malu apa dengan umurnya yang sudah remaja itu? Bahkan sifat Jinyo yang seperti itu bukanlah tipenya.

"Aku ada tv yang bisa nyambung ke YouTube, kalau Kak Clara gak gengsi, tonton aja tv, biar bisa hilangin bosen."

Suara Jinyo yang tiba-tiba menyeruak di dalam ruangan ini, membuat lamunan Clara buyar seketika.

Setelah mencerna kalimat yang baru saja dilontarkan oleh Jinyo, gadis berambut sepunggung itu kemudian menoleh ke arah Si pemilik kamar.

"Aku nggak bosen kok, lagian juga kamu gak usah sok peduli sama aku!"

Ujung alis Clara saling berkedut tanpa sebab, dan wajah cantiknya itu terlihat angkuh sambil menatap punggung Jinyo yang membelakanginya.

"Oh yaudah lah kalau gitu, berarti percuma aja dong, tadi aku bilangin, orang yang gengsinya udah selangit memang selalu gak pernah berterimakasih—"

"Apa yang barusan kamu bilang Jinyo?! Kalau kamu berani, coba ulangin lagi!" Sentak Clara merasa tidak terima.

Ditanyai seperti itu, Jinyo menghela napasnya dengan malas, lalu meletakkan bolpoinnya dan lekas membalikkan setengah badannya, menghadap Clara yang tau-tau saat ini sudah berdiri sembari berkacak pinggang.

Oh ya ampun, itu terlihat menyeramkan, jika seperti itu Clara mirip seperti hulk.

"Enggak kok, aku gak bilang apa-apa, tadi aku cuman lagi ngitung aja, aku saranin, jadi orang jangan baperan mulu ya..."

Dengan tampang tidak berdosa, Jinyo malah tersenyum manis, namun kenyataannya di mata Clara, senyuman itu seperti sedang mengejek dirinya.

"Ngapain kamu senyum-senyum mulu? Mending cakep, yang ada bikin orang enek tau!" Ketus Clara tanpa pikir panjang sebelum mengatakannya.

Mau nantinya juniornya itu akan menjadi tersinggung atau tidak karena ucapannya barusan, Clara tidak terlalu memperdulikannya.

"Uek!"

Ditambah lagi saat ini wajahnya pun juga ikut-ikutan, berpura-pura mual di depan Jinyo dengan sangat-sangat sengaja, dan berharap Jinyo menjadi kesal kepadanya, tapi ternyata tanggapan Jinyo selanjutnya, membuat jantung Clara mencelos seketika.

"Padahal dari tadi belum aku apa-apain Kak Clara, tapi Kak Clara udah muntah duluan aja. Awas aja ya, jangan sampai orang luar salah paham gara-gara dengerin Kak Clara muntah!"

"Jangan sekata-kata ya kamu Jinyo, kalau ngomong tuh di filter dulu dong. Kebiasan kamu!"

Clara mendesis geram, sungguh demi apapun, gadis itu benar-benar tak habis pikir dengan sikap Jinyo yang masih belum berubah juga.

YOU'RE MY LIVE - ||BAE JINYOUNG||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang