"Ada yang pernah mengatakan, bahwa rencana Tuhan itu lebih indah dan baik untuk diri kita sendiri, dan dulunya pun aku langsung percaya begitu saja. Namun sekarang, aku bingung, kenapa Tuhan tidak mengabulkan keinginanku, apakah ini termasuk salah satu rencananya? Padahal hanya ayahlah saja satu-satunya kebahagiaanku yang tersisa."
~Jinyo✿Selamat ෴ membaca✿
"Apa? Persidangannya hari Senin? Tapi kok, kenapa cepet banget persidangannya, tante? Apa mereka semua udah nemuin siapa pembunuh yang sebenarnya?" Tanya anak lelaki tampan itu, sedikit tidak menyangka dengan kabar yang terlalu mengejutkan ini.
Padahal kasus ini baru memakan waktu 3 hari, biasanya untuk kasus-kasus yang lainnya bisa sampai sepekan untuk menemukan banyak bukti-bukti yang kuat, apalagi Jinyo belum membantu ayahnya sama sekali untuk mencari bukti lain, bukankah ini terlalu cepat?
"Soal itu, tante juga kurang tau, Jinyo. Mungkin ayah kamu juga gak bakal tau, karena itu harus di privasi, saat di persidangan nanti, baru kita akan tau siapa pelaku pembunuhnya, atau mungkin aja belum ketemu." Jawab Grizeel seadanya saja.
"Oh, jadi gitu ya, tapi aku harap sih, mereka udah nemuin pembunuh aslinya agar ayah bisa keluar dari penjara, tante.. dan mereka semua yang udah penjara-in ayah, harus merasa malu sama dirinya sendiri! Mereka udah membuat ayah malu dimana-mana, bahkan nama ayah udah jadi cibiran orang-orang."
Jinyo berpikir, pasti tuduhan yang berdasarkan atas pembunuhan ini terlalu berat untuk ayahnya, berita seorang profesor berubah menjadi tersangka dalam sehari sudah tersebar dimana-mana, berarti nama ayahnya sudah hancur.
Jadi, apakah Raditya akan baik-baik saja setelah keluar dari penjara? Jinyo yakin sekali, pasti akan ada banyak wartawan yang saling mengajukan berbagai pertanyaan dan orang-orang yang memotretnya.
"Tante ngerti kok perasaan kamu, Jinyo. Tapi ayah kamu udah keluar dari penjara aja, kita harus bersyukur. Walaupun sebagian orang masih ada yang gak percaya sama ayah kamu, tapi yang terpenting kamu masih bisa bersama ayah kamu lagi."
Mendengar sepatah ungkapan itu, Jinyo lalu tersadar, seharusnya ia bersyukur, bukan selalu berpikiran negatif seperti ini, bahkan bisa berkumpul dengan ayahnya lagi ia senang bukan kepalang, lalu untuk apa dia malah berpikiran yang tidak jelas seperti barusan?
Tak lama kemudian anak lelaki berponi itu pun terlihat menganggukkan kepalanya ikut setuju, di dalam lubuk hatinya, mulai saat ini ia berjanji tidak akan berpikiran negatif lagi.
"Eum, tante benar! Ayah lebih penting daripada cibiran orang lain!" Jinyo berseru, sedangkan bibirnya yang mungil itu mulai tersenyum sangat lebar.
Oh ya ampun, jika tersenyum seperti saat ini, Jinyo manis sekali, dia benar-benar terlihat manis sampai membuat Grizeel pun menjadi terpesona sesaat. Hei, tolong katakanlah, apa yang harus dilakukan Grizeel sekarang? Tapi rasanya ia ingin pingsan saja karena tak kuat menahannya.
"Tante, tante, tante! Tante Griz kenapa? Kok tante malah melamun sih? Apa karena aku salah bicara ya?"
Dan di detik itu juga, Grizeel tersadar dari lamunannya, perempuan cantik itu sempat tersentak kecil, kemudian tiba-tiba ia menjadi gugup sendiri ketika menyadari bahwa ia telah kepergok oleh Jinyo.
Ada apa ini? Kenapa ia barusan menjadi terpesona dengan hanya seorang anak kecil? Apa damage Jinyo benar-benar sesempurna itu sampai membuatnya khilaf sejenak? Lagipula Jinyo keturunan gen dari siapa sih? Kenapa senyumannya bisa semanis ini?
"Nah, itu kamu tau! Kamu pintar banget, Jinyo! Tante jadi bangga hehe.." berusaha untuk menghilangkan kegugupannya sendiri, Grizeel hanya bisa cengengesan, sedangkan telapak tangannya lalu terangkat, mengacak puncak rambut Jinyo dengan gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MY LIVE - ||BAE JINYOUNG||
Non-Fiction"Tanpa adanya kegelapan, cahaya mungkin saja tidak pernah ada di dunia, begitupula juga hidupku, jika saja kehidupanku tidak gelap saat aku terpuruk, mungkin saja aku tidak pernah bertemu denganmu." "Aku ingin bunuh diri, hanya itu saja yang aku ing...