Chap 5- Kenapa dia menangis?

23 14 5
                                    

"Bahkan ketika seekor harimau sedang terperangkap karena jebakan manusia, aku masih tetap mau membantunya, tidak peduli bahwa hewan itu buas, begitu pula juga seseorang yang telah merendahkan harga diriku, aku masih mau mengulurkan tangan untuknya, walaupun tak dihargai."
-Jinyo-

✿Selamat ෴ membaca✿


Pada saat itu juga, suasana di dalam restoran itu benar-benar sangat ramai oleh gelakkan tawa dari para pelanggan yang ada disana, tidak ada seorang pun yang mau membantunya, jangankan membantu, bertanya apakah dia baik-baik saja tidak ada.

Ya Tuhan, apakah mereka semua tidak mempunyai hati nurani? Apa jangan-jangan mereka semua tidak mau membantu karena kelakuan Clara tadi, ya?

Padahal kan Clara itu adalah seorang gadis kecil, seharusnya dibantu saja daripada ditertawakan seperti ini. Clara malu, rasanya gadis itu ingin menangis dan menghilang begitu saja, semua orang di dalam restoran ini benar-benar jahat kepadanya.

"Kak Clara jangan menangis."

Seketika tubuh gadis itu membeku kaku, keningnya mengkerut samar, bersamaan juga suara tawa yang hilang dengan begitu saja, kemudian ia mendongak secara perlahan, sedangkan kedua bola matanya langsung mendapati sesuatu objek yang ia tidak duga-duga.

"Ayo kak, aku bantu, kakak pegang tangan aku ya, supaya kakak bisa berdiri lagi.."

Kedua mata Clara melongo terkejut, apalagi saat Jinyo mengulurkan tangannya, mulutnya tidak bisa mengucapkan satu kata patah pun, dia hanya memandangi uluran tangan kecil itu dengan tatapan tidak percaya.

Bagaimana mungkin Jinyo mau menolongnya? Bukankah ini yang sudah kedua kalinya Jinyo membantunya dan kedua kalinya juga ia menghina anak laki-laki itu? Kenapa masih juga Jinyo berbaik hati kepadanya, atau apakah jangan-jangan Jinyo ingin mencari perhatian dengannya?

"Kenapa kakak cuman diam aja? Lutut kakak sakit ya? Kalau sakit, boleh gak Jinyo lihat sebentar?" Tanyanya sangat perhatian, seperti seorang adik yang tengah mengkhawatirkan keadaan kakaknya.

Tapi ternyata, jangankan mengucapkan terimakasih, respon dari Clara malah menggelengkan kepalanya dengan angkuh,  ekspresi wajahnya bahkan tampak sangat sarkas.

"Enggak! Gak usah!! Aku bisa bangun sendiri! Kamu gak usah bantuin aku!! Karena aku bukan anak yang manja!" Tolaknya mentah-mentah, lalu ia mendorong uluran tangan Jinyo tanpa merasa bersalah sedikitpun, dan tanpa sadar, lagi-lagi ia telah membuat hati Jinyo menjadi terluka.

"Tapi kenapa kak, padahal kan aku cuman mau bantu kakak, tapi kenapa Kak Clara malah nolak?" Tanya Jinyo sedih, sedangkan bibirnya mengerucut terlihat seperti ingin menangis.

"Maksud kamu apaan sih!! Kalau aku gak mau ya gak usah pakai segala tanya!! Dan satu lagi, jangan sok cari perhatian, bikin aku muak aja!!" Cebiknya sembari mendengus kesal, lalu setelah ia mendirikan tubuhnya sendiri, kemudian Clara menepuk-nepuk telapak tangannya yang kotor.

Seperti kebiasaannya yang mempunyai sifat mengalah, Jinyo hanya diam saja ketika diomeli seperti itu, namun setelah kedua manik matanya tidak sengaja melirik ke arah tali sepatu Clara yang belum dibetulkan sejak tadi, tanpa ragu anak itu langsung berjongkok, dan seperti yang kalian duga, ia mengambil sepasang tali sepatu itu.

"Hei kamu mau ngapain?!!! Bukannya tadi aku udah bilang kalau aku bukan anak yang manja? Kenapa kamu tambeng banget sih??! Mentang-mentang dimanjain sama tante, kamu jangan lancang deh!!"

Untuk yang kesekian kalinya, Clara membentak, walaupun semua orang mulai membicarakannya secara diam-diam, gadis itu tidak peduli sama sekali.

"Apa-apaan kamu, Clara!!!"

YOU'RE MY LIVE - ||BAE JINYOUNG||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang