"Melihatmu terbaring sakit membuat hatiku terasa remuk redam, Kirana. Jika boleh, ingin sekali aku menggantikan dirimu yang sedang sakit."
- Grizeel
✿Selamat ෴ membaca✿
Hari berganti lagi dan lagi, suasana di pagi hari ini selalu sejuk seperti biasanya, matahari sudah terbit sejak tadi, sinarnya yang terang benderang menembus jendela rumah, mencoba untuk membangunkan orang-orang malas yang masih tertidur di atas kasur empuknya, orang yang sadar diri mungkin akan langsung terbangun, tapi ada juga orang yang bodo amat, lebih memilih memasukkan wajahnya ke dalam selimut, dan kembali tertidur pulas sampai tengah hari.
Untungnya Jinyo tak seperti itu, karena di panti dia sudah terlatih untuk bangun pagi setiap hari. Sekarang dirinya pun bisa bangun sendiri tanpa bantuan jam alarm atau apapun. Hari ini ia bangun jam 5 pagi lebih awal, karena hari ini hari Senin dan ia bisa bersiap-siap pergi ke sekolah.
Dan tidak butuh waktu lama, jam 6 Jinyo sudah rapi dengan seragam lengkapnya, sekarang ia hanya tinggal memakai sepatu dan memanaskan motornya.
Oh iya, saat Jinyo melewati kamar bundanya, Jinyo teringat, sejak tadi dirinya belum melihat Clara sama sekalipun, apakah gadis itu masih tertidur pulas sampai sekarang ya? Mengurungkan niatnya untuk menuruni tangga, sepertinya Jinyo harus membangunkan Clara terlebih dahulu sebelum ia berangkat sekolah.
Tok! Tok! Tok!
Jinyo mengetuk pintu kamar milik bundanya beberapa kali, akan tetapi sayangnya di ketukan pertama Clara tidak menyahutnya dari dalam, untuk yang kedua kalinya Jinyo mencoba mengetuk kembali, sama saja, tidak ada sahutan apapun dari dalam. Sepertinya Clara masih tidur, jika begitu, lebih baik Jinyo pergi sekarang, sebelum dirinya terlambat.
Brak!
Tapi baru saja Jinyo membalikkan badannya berniat untuk pergi, dari dalam, ada suara hantaman yang cukup keras, suara yang membuat Jinyo terkejut bukan main, seolah-olah ada benda yang terjatuh ke lantai. Ya tuhan, apa yang jatuh barusan? Jangan sampai barang-barang milik bundanya rusak.
Ceklek....
Takut barang-barang milik bundanya dirusak oleh Clara, tanpa memikirkan lagi apa dampaknya nanti, Jinyo segera membuka pintu kamar tanpa meminta izin, dia tidak peduli jika Clara akan mengamuk nanti, jika ada barang bundanya ada yang rusak, Jinyo akan menyesal seumur hidup.
Lagipula salahkan saja seniornya itu, kenapa Clara tidak membuka pintunya saat Jinyo mengetuknya berkali-kali? Jinyo kan tidak punya pilihan lagi.
Bukan hanya suara dentuman tadi saja yang membuatnya terkejut, tapi yang membuatnya lebih tercengang lagi saat Jinyo membuka pintu kamar, dia melihat Clara yang tertidur di lantai dengan posisi tengkurap. Apa yang dilakukan gadis itu? Bisa-bisanya masih tidur.
"Ya ampun, udah jam segini masih aja tidur. Pantesan aja ya aku ketok-ketok gak nyaut."
Jinyo jengkel setengah mati, selimut, bantal dan guling ada dimana-mana, semuanya menjadi kotor, Jinyo mau tak mau harus mencucinya nanti.
Jinyo telah melupakan satu hal yang sangat penting, jika tidur, Clara menjelma seperti kerbau, dan seperti inilah hasilnya, benar-benar suatu kejadian yang tidak diinginkan oleh Jinyo. Ah sudahlah, ini sudah terlanjur, laki-laki itu tak bisa berkata apa-apa lagi.
Jinyo ingin marah, mengguncangkan tubuh Clara sekarang juga untuk membangunkannya dan menasihatinya secara habis-habisan, hanya saja, ketika ia melihat wajah Clara yang tampak pulas dengan rambutnya yang berantakan seperti sarang burung, hatinya tak sampai rela menganggu gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MY LIVE - ||BAE JINYOUNG||
Non-Fiction"Tanpa adanya kegelapan, cahaya mungkin saja tidak pernah ada di dunia, begitupula juga hidupku, jika saja kehidupanku tidak gelap saat aku terpuruk, mungkin saja aku tidak pernah bertemu denganmu." "Aku ingin bunuh diri, hanya itu saja yang aku ing...