"Semua persahabatan dimulai dengan adanya pertemuan, dan sekarang dengan gampangnya, kesibukanlah yang telah memisahkannya."
✿Selamat ෴ membaca✿
"Tolong jawab yang jujur, apakah kamu menyukai Kak Clara, Jinyo?"
Dalam hitungan beberapa detik kemudian, Jinyo langsung terdiam membeku setelah mendengar pertanyaan ambigu yang telah ditunjukkan untuknya dengan pandangan menuntut seperti itu dari Kirana.
Antara bingung atau dirinya yang tidak tau harus menjawab apa, Jinyo lalu hanya bisa mengalihkan pandangannya ke arah lain, sambil mencoba untuk menahan tawanya mati-matian karena pertanyaan konyol itu.
Lagipula bagaimana Kirana bisa-bisanya berpikiran seperti itu?! Apakah ia memang terlihat seperti sedang jatuh cinta kepada seorang gadis?
"Kenapa kamu diam aja Jinyo? Aku tanya serius!"
Kirana mendesis pelan, menegur Jinyo yang sampai saat ini belum menjawab pertanyaannya barusan, padahal kan dia sudah terjebak oleh penasaran luar biasa.
"Hah? Aku suka Kak Clara? Mana mungkin, itu gak akan pernah. Kamu aneh Kirana! Lagian ngapain sih kamu pake segala nanya kaya begituan, dari dulu atau sampai kapanpun aku gak bakal suka Kak Clara, dia itu kan galak, cerewet lagi, hahaha!!!"
Tawa Jinyo lepas dengan begitu saja, anak itu tertawa terbahak-bahak sembari memegangi perutnya yang tiba-tiba cram, sampai membuat Kirana yang melihatnya sedikit agak tercekat.
"Aku tanya gini soalnya kamu keliatan deket banget sama Kak Clara, Jinyo. Dan biasanya seseorang yang membenci ke lawan jenisnya, nantinya bakal kena krama saling suka."
Dengan gerakan bibir yang Jinyo bisa terjemahkannya itu, Jinyo memberhentikan tawanya secara mendadak. Apa yang dikatakan Kirana itu memang mitos, tapi entah mengapa perasaan Jinyo menjadi tidak enak.
Apa-apaan ini, pokoknya sampai kapanpun dia tidak boleh jatuh cinta kepada Clara! Terlebih lagi Clara itu berstatus sebagai senior dirinya sendiri, jika itu sampai terjadi, mau taruh dimana mukanya nanti?!
"Udah aku bilang aku gak suka Kak Clara, Kirana!! Tapi kalau kamu tanya gini, apa jangan-jangan kamunya yang lagi cemburu hm?" Tanya Jinyo random, dan tanpa disadari olehnya, pertanyaannya itu benar-benar tepat sasaran.
Ya itu benar. Kirana mengakui bahwa ia menyukai teman laki-lakinya itu sejak lama, tidak ada yang tau, dan hanya dirinya saja yang mengetahuinya.
"Aku gak cemburu, kamu ngaco aja kalau ngomong ya Jinyo!" Kirana menyanggah itu secara mentah-mentah, untuk menghilangkan rasa kegugupannya. "Oh iya ngomong-ngomong, kamu suka tipe perempuan yang seperti apa Jinyo?" Bahkan dia pun malah bertanya yang lain untuk mengganti topik pembicaraan.
Tapi sebenarnya gadis itu bukannya pengecut, Kirana hanya merasa saja, bahwa dirinya tidak pantas untuk menyukai Jinyo yang kehidupannya sangat sempurna.
Dan maka karena itulah, Kirana takut sekali jika saja Jinyo mengetahuinya.
"Aku? Suka tipe yang mana? Kalau aku sih kira-kira tipe perempuannya yang selalu apa adanya, yang selalu buat aku nyaman setiap saat, walaupun perempuan itu sederhana." Ungkap Jinyo, sambil menyertai dengan seulas senyuman kecilnya.
Hanya dengan kalimat itu, bodohnya Kirana malah berharap semoga saja apa yang dimaksud Jinyo barusan adalah dirinya sendiri, dan dia pun berpikir mungkin saja Jinyo nyaman setiap berada di dekatnya, namun setelah mendengar kalimat selanjutnya yang dilontarkan dari Jinyo, Kirana merasa bahwa dirinya baru saja jatuh dari langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MY LIVE - ||BAE JINYOUNG||
Sachbücher"Tanpa adanya kegelapan, cahaya mungkin saja tidak pernah ada di dunia, begitupula juga hidupku, jika saja kehidupanku tidak gelap saat aku terpuruk, mungkin saja aku tidak pernah bertemu denganmu." "Aku ingin bunuh diri, hanya itu saja yang aku ing...