Chap 38- Aku merindukanmu, tolong kembalilah

1 1 0
                                    

" Seorang atlet renang tidak akan bisa menjadi atlet jika dia tidak pernah mengalami tenggelam berkali-kali, begitu juga orang biasa, tidak akan bisa menjadi kuat jika dia tidak pernah mengalami trauma. Jadilah orang yang lebih berani, walaupun sebenarnya kamu sedang ketakutan."

✿Selamat ෴ membaca✿


Brak!!!

Dengan wajahnya yang amat-amat gusar, laki-laki remaja berjaket bomber itu membanting motornya dengan cukup tergesa setelah dia turun dari motor, Jinyo panik bukan main, motornya yang besar itu dibiarkan saja tergeletak di tanah, untuk saat ini ia tak sempat memarkirkan motornya di garasi, bahkan barang belanjaannya pun ikut terjatuh.

Tanpa membawa barang belanjaannya, laki-laki itu langsung berlari ke arah pintu, keringatnya bercucuran, bahkan tangannya juga bergetar ketika ingin menempelkan telapak tangannya di sebuah kotak yang tertempel di samping pintu, untuk mengaksesnya pintu terbuka.

Ya Tuhan, trauma itu, trauma itu membuat Jinyo ketakutan setengah mati. Sosok bundanya yang meninggal dengan cara mengenaskan, terus terbayang di pikirannya. Jinyo tidak mau jika itu terjadi lagi kepada Clara. Jangan sampai, jangan sampai, Jinyo mohon.


Ceklek!




Saat pintu rumahnya terbuka otomatis, yang bisa Jinyo lihat hanya kegelapan, entah kenapa lampu rumahnya semua mati, ini sudah tidak beres, Jinyo tidak bisa berpikir positif lagi kali ini.

"Kak Clara?!! Kak Clara dimana? Ini aku Jinyo, kak!" Jinyo berteriak kencang, AC-nya masih menyala, tapi anehnya semua lampu mati. "Kak Clara... Aku mohon, kakak dimana?!" Suara Jinyo mulai serak, kedua matanya mulai memerah, salah satu tangannya pun yang masih bergetar mencoba merogoh kantong jaket untuk mengambil ponselnya, dan menyalakan senter ponsel.

Tanpa berlama-lama, ia segera mencari saklar lampu.

Akan tetapi yang membuat Jinyo lebih terheran-heran lagi, setelah memencet saklar, lampu semua menyala tanpa ada gangguan sedikitpun, seolah-olah lampu yang mati barusan bukan karena ada masalah, tapi memang ada seseorang yang sengaja mematikan lampu. Tidak mungkin bukan jika Clara sendiri yang mematikan lampu, lagipula untuk apa.

Jinyo lanjut berlari ke arah dapur, Clara mungkin saja masih ada disana, karena terakhir kali gadis itu berada di dapur. Hanya saja, langkah kaki laki-laki tampan berkulit putih itu langsung berhenti ketika ia baru menyadari sesuatu lewat ekor matanya.

Seketika kedua matanya pun langsung berpindah cepat ke salah satu titik, di saat itu juga Jinyo menemukan ada sesuatu yang aneh. Cairan apakah itu? Kenapa warnanya berwarna merah? Apakah itu darah? Tidak mungkin, Jinyo tidak percaya ini.

"KAK CLARA, KAKAK DIMANA??"

Tubuhnya menjadi sangat lemas luar biasa, kedua kakinya terasa berat untuk menopang tubuhnya, meskipun Jinyo tak sanggup lagi, dia bersimpuh di dekat darah itu.

Jinyo benar. Itu memang tetesan darah. Entah darah siapa, tapi tetesan darah itu menuju ke arah kamar mandi.

"Bunda, tolong lindungi Kak Clara...." Dia memohon dengan lirih sembari mengelap air matanya, meskipun dirinya masih shock, ia tetap memaksakan tubuhnya untuk berdiri lagi dan berjalan ke kamar mandi.

Semoga seniornya itu tidak apa-apa, tidak mungkin Clara dibunuh oleh seseorang juga, Jinyo sudah mengunci semua akses yang kemungkinan bisa dimasuki oleh seseorang, mustahil ada orang yang bisa masuk.



Tok! Tok! Tok!



"Kak Clara, ini aku Jinyo, Kak Clara lagi di dalam?"

Tidak ada sahutan dari dalam kamar mandi, pintu memang tertutup, tapi tak terdengar suara air yang mengalir atau apapun, ah ya Tuhan, Jinyo semakin panik, jika pintu tidak dikunci, berarti Clara tidak ada di dalam. Karena tidak ada pilihan lagi, Jinyo membuka pintu kamar mandi perlahan.

YOU'RE MY LIVE - ||BAE JINYOUNG||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang