"Kesepian yang kamu rasakan sebenarnya adalah kesempatan untuk terhubung kembali dengan orang lain dan dirimu sendiri. Sangat mudah untuk berdiri di tengah keramaian, tetapi butuh keberanian untuk berdiri sendiri. Kamu tidak sendirian. Tanpa kamu sadari, ada aku yang selalu menemanimu setiap saat."
✿Selamat ෴ membaca✿
"Jinyo, aku mau pulang. Aku mau balik lagi ke panti."
Suara lirih yang mungkin saja selalu membuat candu siapapun yang mendengarnya itu, tak sengaja memasuki gendang telinga seorang laki-laki remaja yang sedang bermain game dengan playsticknya, jari-jari kekarnya yang sedang berolahraga berhenti spontan, setelah ia menekan tombol pause.
"Mau ngapain??!" Tanpa menoleh ke lawan bicaranya, Jinyo melemparkan pertanyaan singkat, suaranya yang terkesan dingin itu membuat Clara ragu-ragu meneruskan omongannya.
"Ma-maaf Jinyo, aku cuman pengen pulang, aku takut bu guru khawatir.." gadis itu menundukkan kepalanya, rambut panjangnya yang tergerai, menutupi wajahnya yang masih pucat.
Walaupun tanpa melihat wajah Jinyo, Clara masih bisa mendengar helaan nafas yang samar dari sebelahnya, dan setelah helaan nafas itu keluar, Clara merasakan sofa yang didudukinya bergerak, seolah-olah Jinyo sedang merubah posisi tubuhnya menjadi menghadap ke arahnya.
"Kak Clara bosen ya disini? Makanya mau pulang? Maaf ya, gara-gara Jinyo main game mulu dari tadi, jadi cuekin Kak Clara-"
"Bukan! Bukan itu Jinyo maksudku!" Mengangkat kepalanya dengan cepat, Clara menggelengkan kepalanya. "Aku gak bosan, tapi..."
"Tapi kenapa Kak Clara?" Melihat Clara yang tiba-tiba menggantungkan kalimatnya tanpa sebab, Jinyo langsung menyahut, lalu tersenyum kecil ketika kedua mata mereka bertatapan, mata Clara yang dulunya selalu tajam saat menatapnya, kini berubah menjadi tatapan polos seperti anak kecil yang belum mempunyai dosa apapun.
Entah mengapa, jantung Jinyo berdegup lagi dan lagi, degupan yang membuat Jinyo selalu ketagihan untuk mendekati Clara. Gadis itu, gadis cantik itu, bolehkah suatu saat nanti menjadi gadisnya?
"Disini kita cuman berdua aja Jinyo... Aku takut kita berdua kenapa-napa..."
Di akhir kalimat, Clara mengecilkan suaranya, dia takut Jinyo berpikiran bahwa dirinya yang telah membangunkan hawa nafsu Jinyo, padahal Clara hanya mengingatkan saja.
Semoga Jinyo tidak berpikir macam-macam.
"Hah? Apasih maksud Kak Clara? Kak Clara takut kita berdua kenapa-napa? Memangnya kita kenapa?"
Berpura-pura sok memasang ekspresi bodohnya, Jinyo diam-diam dengan sifat nakalnya semakin memperpendek jarak diantara mereka.
Dasar mesum! Clara memaki anak tengil itu, memangnya dikira Clara bodoh apa? Jinyo tidak mungkin sepolos itu, mana ada laki-laki di dunia ini yang tidak mengerti hal-hal begituan?!
"Jinyo... Jangan buat kesabaran aku habis ya. Aku lagi gak bercanda, aku mau pulang!" Tepat disebelah telinga Jinyo, Clara berteriak, dia sengaja, biarlah telinga Jinyo menjadi budek atau apalah.
Diteriaki seperti itu, Jinyo menggosok telinga kanannya. "Aduhhh bawel banget sih, disini kenapa sih memangnya? Jelasin dulu makanya Kak Clara, aku gak ngerti tau!" Jinyo mengaduh, dia sedikit menahan tawanya ketika seniornya itu memutar bola matanya.
"Alah! Dasar buaya! Jadi nyesel aku bahas ginian. Pokoknya aku mau pulang Jinyo, tolong-"
Cup...
Waktu berhenti di detik itu juga, tubuh Clara menjadi kaku dan jantungnya berhenti kaget, seolah-olah dirinya baru saja tersengat listrik, ia tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun lagi, bibirnya kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MY LIVE - ||BAE JINYOUNG||
Non-Fiction"Tanpa adanya kegelapan, cahaya mungkin saja tidak pernah ada di dunia, begitupula juga hidupku, jika saja kehidupanku tidak gelap saat aku terpuruk, mungkin saja aku tidak pernah bertemu denganmu." "Aku ingin bunuh diri, hanya itu saja yang aku ing...