"Suatu saat nanti, kamu akan bertemu teman yang banyak dan akan selalu ada untukmu walaupun kamu sedang terjatuh, jadi kamu jangan pernah putus asa meski dia tidak mau berteman denganmu."
✿Selamat ෴ membaca✿
Di luar panti, hujan semakin deras, akhir-akhir ini entah mengapa langit selalu saja menumpahkan butiran-butiran airnya dengan jumlah yang sangat banyak, tapi sepertinya menurut Jinyo itu adalah hal yang sangat lumrah sekali, karena bulan Desember adalah bulan yang termasuk ke dalam musim penghujan.
Jinyo melangkahkan kakinya seperti biasa, lalu ia menapaki tangga satu persatu yang lumayan cukup banyak, kemudian berjalan di sepanjang lorong lantai dua yang terlihat sepi sembari melongokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk mencari nomor kamar yang sudah dipersiapkan untuknya.
Apakah kalian tengah bertanya-tanya mengapa dia hanya berjalan sendirian saja dan tidak ada Nara yang mengantarkannya? Jawabannya itu tidak jadi, karena Nara disuruh Grizeel untuk membantu Clara yang kedinginan, sehingga dengan berat hati Jinyo pun mengalah.
Itu dia! Akhirnya ketemu!
Sebuah kamar dengan nomor D-7 sudah terlihat di ujung lorong. Anak lelaki itu lekas tersenyum, dengan perlahan Jinyo langsung mendorong daun pintu kamarnya, dan pintunya langsung terbuka, tidak terkunci.
Ternyata apa yang dikatakan Tante Grizeel benar, setelah wanita cantik itu menaruh kopernya di dalam kamar, Grizeel sengaja tidak mengunci pintu dan menaruh kunci kamarnya di selipan jendela, setelah Jinyo cari, kuncinya benar-benar ada.
"Bundaa... Bunda yang tenang ya di atas sana, Jinyo disini udah besar kok, bisa mandiri, jadi bunda gak usah khawatir, bunda doain aku aja ya semoga aku punya banyak teman.."
Anak itu sudah terduduk di pinggir kasur, menatap langit-langit kamar dengan sendu, dan kemudian karena ia tidak mau membuang-buang waktunya, Jinyo mulai mengeluarkan pakaiannya dari dalam koper satu persatu.
Tok! Tok! Tok!
"Jinyo, kamu bisa bantu tante sebentar gak?"
Pada saat itu juga, Jinyo dengan cepat menoleh ke arah pintu yang telah terbuka lebar, dan saat ia melihat wajah panik Tante Grizeel yang berada di ambang pintu, Jinyo terkejut sekaligus bingung.
"Tante kenapa?"
Dengan terburu-buru dan tanpa meminta izin terlebih dahulu, Grizeel langsung masuk ke kamar Jinyo. Nafasnya tersenggal-senggal, seperti habis berlari maraton.
"Badan Clara panas banget, Jinyo. Dia mendadak demam, pas tante cek dengan menggunakan termometer, suhunya sangat tinggi sampai 38 derajat! Tante bingung gimana caranya biar bisa bawa Clara ke rumah sakit, sedangkan sekarang masih saja hujan..." Grizeel menjelaskan dengan panik sembari menggigiti kukunya.
Mendapatkan kabar yang tak disangka itu, Jinyo juga terkejut, dia segera menaruh pakaiannya di atas kasur kemudian berdiri, "lalu sekarang Kak Clara ada dimana tante? Apa jangan-jangan Kak Clara menjadi sakit seperti ini karena barusan ya?"
Grizeel menghela napas, diikuti juga dengan kedua bahunya yang merosot sedih.
"Iya, tante juga sempet mikir kaya gitu, Jinyo. Tante jadi nyesel, mungkin karena tante udah marahin Clara di restoran, Clara jadi sakit seperti ini, dan sekarang dia juga gak mau makan, semua ini salah tante.." gumamnya menyalahkan diri, namun di detik berikutnya Jinyo menggelengkan kepalanya tidak mengerti.
Pasalnya, ayahnya dan Tante Grizeel selalu saja sama-sama menyalahkan dirinya sendiri, ia bingung, kenapa semua orang selalu seperti itu, padahal kan jelas-jelas ini sudah takdir dari Tuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MY LIVE - ||BAE JINYOUNG||
Literatura Faktu"Tanpa adanya kegelapan, cahaya mungkin saja tidak pernah ada di dunia, begitupula juga hidupku, jika saja kehidupanku tidak gelap saat aku terpuruk, mungkin saja aku tidak pernah bertemu denganmu." "Aku ingin bunuh diri, hanya itu saja yang aku ing...