"Aku mengenal ayah sejak kecil, mengenal ayah dari dalam dan luar, bahkan lebih dari orang-orang di luar sana. Ayah adalah seorang pria yang baik, seorang pria yang tak akan mengotorkan tangannya sendiri, tapi mengapa mereka malah menuduh ayah? Seolah-olah mereka semua sudah mengenal ayah lebih dari 100 abad lamanya."
~Jinyo
✿Selamat ෴ membaca✿
"Jinyo, ayo! Kamu udah rapi belum? Nanti yang ada keburu jam besuknya ditutup. Ayo makanya cepetan!"
Berdiri di depan pintu luar kamarnya, Grizeel berteriak sangat tidak sabaran, Jinyo yang pada saat itu memang sedang memasukkan tempat makanan Tupperware-nya ke dalam tas, mendadak ikut juga panik saat ia teringat bahwa jam besuk hanya dijadwalkan sebentar saja.
Bahkan ditentukannya hanya 15 menit saja. Itu adalah waktu yang sangat singkat sekali untuk bertemu dengan ayahnya. Jinyo pun tidak tau alasannya, mengapa para petugas itu sangat pelit sekali.
"Jinyo kamu lagi ngapain sih memangnya? Ini sebentar lagi mau jam 4 loh, kamu memangnya mau gerbangnya udah ditutup duluan?!" Ancaman dari Grizeel membuat Jinyo semakin saja tergopoh-gopoh.
"Iya iya tante! Tunggu sebentar, ini Jinyo lagi siap-siap!"
Dari dalam kamar Jinyo membalas berteriak, kemudian sebelum keluar dari kamar, anak itu tiba-tiba termenung sejenak di tempat, memikirkan apakah ada barang yang ia lupakan.
Tapi sepertinya tidak. Barang-barang yang ia ingin bawakan untuk ayahnya, sudah komplit di dalam tas, semoga saja tidak ada satu hal yang ia lupakan, Jinyo sangat berharap itu.
Ceklek..
"Kamu nih lama banget ya Jinyo tante tungguin dari tadi! Bahkan tante hampir aja ngira kalau kamu ketiduran lagi di dalam kamar, lagian kenapa harus ditutup sih pintunya? Memangnya yang kamu bawa itu penting banget apa sampai-sampai tante gak boleh tau?"
Baru saja dia memegang kenop dan lantas membuka pintu kamarnya, tahu-tahu Grizeel dari luar langsung menyemprotkannya dengan berbagai banyak kata-kata yang sangat panjang seperti kereta api, Jinyo pun yang tersentak, tidak sempat untuk bernapas.
"T-tante..."
"Kamu tau gak sih, sekarang itu udah jam 4 kurang tau! Kalau kamu mau aja singkirin sifat egoisnya tadi, tante bakal bantu-bantu kamu buat ngerapihin barang-barang yang pengen kamu bawa sekarang!" Belum sampai disitu saja, Grizeel melanjutkan omelannya yang terlihat seperti seorang rapper.
"M-maaf tante... Jinyo tau ini salah Jinyo sendiri, tapi kan.. lagian sekarang belum terlalu terlambat banget bukan?" Tanya Jinyo pelan, takut menyinggung.
"Em ya, kamu benar. Terlambat sih ya enggak, tapi kedisiplinan itu yang paling penting, tante udah biasa tegas kayak gini ke anak-anak yang lainnya dan kamu seharusnya juga udah terbiasa walaupun belum keluar dari panti, Jinyo. Dengan begitu, kamu gak akan pernah menyesal di kemudian hari."
Perbedaan yang sangat kentara sekali. Ini sangat jelas, mendiang bundanya dan Tante Grizeel berbeda dari segi apapun, selama Jinyo hidup ia tak pernah diomeli oleh siapapun seperti ini, dan sekarang untuk pertama kalinya.
Walaupun Tante Grizeel tidak bermain fisik sedikit pun kepadanya, namun itu cukup keren di mata Jinyo, Tante Griz selalu bijak dalam bermain kata, karena itu ia selalu saja kehabisan kata-kata.
Kemudian Jinyo pun berpikir, mungkin Tante Grizeel cocok kali ya untuk menjadi penyair. Karena memikirkan hal konyol yang seperti itu, Jinyo lalu berusaha menahan tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MY LIVE - ||BAE JINYOUNG||
Non-Fiction"Tanpa adanya kegelapan, cahaya mungkin saja tidak pernah ada di dunia, begitupula juga hidupku, jika saja kehidupanku tidak gelap saat aku terpuruk, mungkin saja aku tidak pernah bertemu denganmu." "Aku ingin bunuh diri, hanya itu saja yang aku ing...