Chap 32- Mengingat kenangan

6 7 20
                                    

Percaya pada dirimu dan kemampuanmu. Ketahuilah bahwa ada sesuatu di dalam dirimu yang lebih besar daripada rintangan apapun.”

- Christian Larson

✿Selamat ෴ membaca✿





"KIRANA!!!"

Grizeel berteriak histeris, suara itu menggema di sepanjang lorong, kedua bola matanya membola setelah tak disangka melihat pemandangan seorang gadis yang terkapar di lantai tak sadarkan diri bersama kursi roda yang terjatuh.

Wanita itu segera membuka pintu semakin lebar, menjeblaknya, dengan kedua kakinya yang bergetar dia berlari mendekati muridnya, dan lututnya ambruk ke lantai begitu saja, kue tart kecil yang dibawanya barusan sudah terjatuh, sementara jantungnya berdegup kencang ketika melihat telapak tangan Kirana yang sudah dibalut darah.

"Kirana sayang... Ka-kamu kenapa nak?"

Grizeel ketakutan setengah mati, dia mengangkat kepala Kirana, membawanya ke pangkuannya sambil menangis deras seperti hujan, apalagi darah kental yang terus keluar dari mulut Kirana membuat jeritannya semakin menjadi-jadi.

Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa semacam ini terjadi pada Kirana?

"KIRANA BANGUN!!"

Teriakan menggelegar tersebut menarik banyak perhatian murid-murid yang ada di ruang makan tepat disebelahnya kamar Kirana, semua orang-orang berbondong-bondong menghampiri asal suara itu, takut ada sesuatu yang terjadi.

Dan benar saja, setelah didatangi mereka semua mematung karena shock.

Sebagian heboh dan bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi? Suasana di pagi hari tiba-tiba menjadi mencekam, berbaur dengan tangisan Grizeel dan tangisan anak-anak kecil yang merasa ketakutan.

"Kirana sayang.... Kirana... Sadar nak, ini masih pagi, jangan buat bu guru khawatir..." erangnya pilu, sambil mengusap kening Kirana yang dingin.

"Katanya kamu mau kue Jinyo, ini bu guru udah bawain, tolong bangun sayang..." Grizeel terus terisak, ia tidak peduli dengan sekitarnya yang sudah ramai banyak orang, perasaannya sedang kalut dan tak karuan.

Sementara di waktu yang sama, lebih tepatnya di bawah anak tangga pertama, kedua murid berbeda jenis kelamin yang hendak naik tangga dengan membawa paper bag di tangan kanan dan kirinya itu terheran-heran, kenapa semua guru-guru tiba-tiba berlarian dari segala arah.

"Semua guru kenapa ya Jinyo? Kenapa mereka lari? Terus aku denger sedikit ada keributan di lorong."

Kening Clara mengernyit kusut, dia ingin bertanya ke salah satu guru, tapi sepertinya mereka tampak sibuk.

"Aku gak tau Kak Clara, tapi kayaknya mereka semua panik, dan perasaan aku juga jadi gak enak..."

Kepala Jinyo bergerak kesana-kemari, melihat raut wajah mereka satu persatu, tapi ia hanya bisa melihat kegelisahan yang terekam.

Jinyo berusaha menepis pemikiran negatifnya jauh-jauh, sialnya tidak bisa, ia malah menjadi tidak tenang.

Karena Jinyo tidak mengerti dengan semua ini, awalnya ia berniat ingin ke kamarnya saja untuk istirahat, namun baru saja kaki kanannya menjejaki anak tangga kedua, teriakan seseorang di tengah derap kaki-kaki yang saling berlarian, membuatnya menoleh dengan cepat.

"Kak Jinyo! Kak Jinyo!!"

Yang berteriak adalah Nara, gadis itu berlari dari kejauhan, menyambangi dirinya yang tengah dilanda kebingungan sejak tadi, saking terburunya rambutnya yang dikuncir dua berayun-ayun.

YOU'RE MY LIVE - ||BAE JINYOUNG||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang