“Jika kau ingin menghapus kenangan pahit, janganlah dibuang, karena suatu saat nanti, mungkin akan bisa di daur ulang kembali, namun bakar saja, maka yang tersisa hanyalah asapnya yang akan terbang jauh darimu.”
- Kirana
Ayoooo.. disini kalian baca jam berapa?? Pokoknya bacanya jangan malam-malam ya, karena kalian harus menjaga kesehatan juga♡
✿Selamat ෴ membaca✿
"Kan-kanker jantung stadium 3? Tapi kenapa? Tapi kenapa orang tua kamu gak ada yang tahu sama sekali Kirana? Seharusnya kamu kasih tau aja tentang itu, karena setau aku, kanker bisa berbahaya dan menyebar..."
Jinyo mulai melupakan masalahnya sejenak, lalu ia bertanya khawatir, kepada Kirana yang saat ini tengah menundukkan kepalanya putus asa.
"Percuma." Dengan nada yang lirih, Kirana menjawab pelan, "percuma Jinyo, kalau aku kasih tau, mereka gak bakal peduli." Terang Kirana yakin, seolah-olah ia sudah pernah merasakannya.
Namun kemudian, karena ia tidak ada niatan sama sekali untuk membuat Jinyo khawatir, gadis itu segera mengangkat kepalanya kembali, sehingga bertatapan langsung dengan kedua netra Jinyo yang sangat jernih ketimbang dirinya.
"Itu artinya, sampai sekarang kamu selalu diam-diam minum obat-obatan ya Kirana?" Tanya Jinyo sedikit tidak menyangka dengan fakta yang selama ini Kirana sembunyikan dari siapapun.
"Em ya, kamu benar Jinyo. Dalam sehari aku bisa habisin 5 butir obat." Tanpa berbohong atau dilebih-lebihkan, Kirana menjawab jujur dan menganggukkan kepalanya, sementara wajahnya yang pucat itu membuat Jinyo kasihan padanya.
Terlebih lagi temannya itu belum terlalu dewasa untuk menahan penyakit sendirian, lalu bagaimana dengan keadaan kedua ginjalnya sekarang?
"Kenapa kamu kuat banget Kirana? Memangnya kamu gak capek apa minum obat mulu?" Jinyo heran, padahal orang tua gadis itu tak menginginkan anaknya lagi, namun mengapa Kirana masih bertahan sampai sekarang?
Apakah ada harapan lagi yang membuat dirinya harus bertahan hidup walaupun takdir menyakitinya secara kejam?
"Buat apa aku capek Jinyo? Aku gak capek sama sekali, karena aku minum obat dengan harapan semoga aku bisa sembuh dari penyakit ini," katanya seperti orang yang pantang menyerah, tapi tanpa sadar, ucapannya barusan membuat Jinyo pesimis seketika.
Setelah mendengar itu semua, Jinyo berpikir diam-diam.
Kirana dan dirinya kepribadiannya sangat berbeda sekali, walaupun Kirana mempunyai penyakit ganas yang dapat membunuh, tapi gadis itu masih berjuang untuk tetap hidup di dunia ini, sementara dirinya yang sudah diberi kesehatan sempurna oleh Tuhan, malah berniat untuk bunuh diri.
Jinyo merasa malu seketika, padahal dia laki-laki, tapi mengapa ia bisa selemah itu?
"Tapi sayangnya obat aku pengen habis, dan aku gak punya uang sama sekali. Sekarang aku bingung mau minta uang kemana lagi.."
Jinyo semakin terdiam setelah mendengar keluh kesah yang telah diutarakan teman perempuannya itu, entah seberapa mahalnya obat yang selalu dihabiskan oleh Kirana, tapi Jinyo tau betul, pasti Kirana sulit sekali untuk mendapatkan setiap obatnya.
"Kenapa gak bilang Tante Grizeel aja Kirana? Siapa tau tante bisa bantu kamu."
"Aku gak mau repotin siapapun Jinyo, apalagi bu guru. Bertahun-tahun aku beli obat dari tabunganku sendiri, tapi sekarang udah habis." Jelasnya parau, lalu dilanjut dengan gelengan lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MY LIVE - ||BAE JINYOUNG||
Sachbücher"Tanpa adanya kegelapan, cahaya mungkin saja tidak pernah ada di dunia, begitupula juga hidupku, jika saja kehidupanku tidak gelap saat aku terpuruk, mungkin saja aku tidak pernah bertemu denganmu." "Aku ingin bunuh diri, hanya itu saja yang aku ing...