Chap 26- Seorang gadis cantik

6 10 23
                                    

Selamat tinggal adalah kata yang harus kau ucapkan lebih awal, jangan mengulur waktu, supaya kamu tak menyesal nantinya.

Karena jika saatnya sudah tiba,
mungkin saja kau tidak sempat untuk mengucapkannya, begitulah penyesalan, selalu muncul di akhir.

✿Selamat ෴ membaca✿



"Apa yang lagi kakak pikirin, Kak Clara?"

Perempuan cantik itu langsung tersentak ketika sebuah suara lembut yang sangat-sangat familiar menyapa indra pendengarannya, bersamaan juga dengan bahunya yang ditepuk dari belakang.

Tanpa menoleh ke belakang, Clara jelas tau siapa oknum tersebut, Nara yang baru saja memasuki area dapur maju selangkah dan berdiri di samping seniornya.

"Cucian piringnya banyak banget, mau aku bantu?"

"E-eh gak usah, lagian ini gak terlalu banyak kok, karena piringnya sebagian udah dibantu sama pembantu yang lain." Katanya sambil menggelengkan kepala, menolak dengan halus.

"Beneran gak apa-apa nih? Nara hitung kayaknya masih tiga puluh enam piring, itu udah termasuk banyak tau kak."

Gadis cilik yang pendeknya hanya sedada Clara saja mendongakkan kepala, lalu kedua alis tipisnya itu terangkat, karena ragu dengan jawaban Clara yang menolak.

"Iya gak apa-apa kok, aku udah terbiasa ini, setiap malam tugas aku kan memang selalu kayak gini, aku cuman mau meringankan tugas pembantu yang ada disini aja, kamu gak perlu khawatir Nara.."

Tanpa memberhentikan kegiatannya walau barang sejenak, sepasang tangan Clara masih sibuk membilas piring-piring yang sudah diberi sabun sebagian.

Rasanya memang melelahkan, telapak tangan Clara bahkan sudah mengelupas saking terlalu lamanya terkena air.

Tak lama dari itu, Clara mendengar, sesosok murid panti yang sampai sekarang masih berdiri di sampingnya tampak menghela napas lesu secara tiba-tiba, namun dari cara menghelanya malah terdengar imut.

"Lagian kamu ngapain kesini Nara? Tumben banget, habis makan kan seharusnya kamu ke kamar, kamu tau kan, nanti dimarahin bu guru yang ada." Tanya Clara, bukan hanya sekadar penasaran saja, melainkan ia benar-benar bingung dengan Nara yang tiba-tiba kesini tanpa membawa alasan dan mengajaknya mengobrol.

Memainkan jemari-jemarinya di kitchen bar, Nara kemudian menjawab. "Aku mau nanya ke Kak Clara, soal apa yang aku lihat tadi sore."

Di detik itu juga, darah Clara langsung berdesir deras di dalam tubuhnya, tidak mungkin bukan jika Nara melihatnya bulak-balik masuk ke dalam kamar Jinyo? Padahal kan ia sudah berhati-hati semaksimal mungkin supaya tidak ada orang yang melihatnya.

Berusaha untuk tetap tenang, Clara kembali mengatur raut wajahnya, semoga saja Nara tidak berpikir macam-macam.

"Memangnya kamu liat apa?"

Untuk yang kedua kalinya Clara bertanya, tapi bedanya kali ini tampak hati-hati.

Tidak langsung menjawab, Nara berpikir terlebih dahulu, "ah itu gak mungkin," Nara mengumam sendiri, lalu setelah berperang dengan pikirannya, ia menggeleng.

"Tadi sore kamu liat apa sih memangnya? Kok kayak ragu gitu, kalau mau tanya, tanya aja Nara," ujar Clara, terdengar mendesak tidak sabar, meskipun jantungnya berdetak tak karuan.

"Enggak itu.. Nara cuman lihat Kak Clara habis keluar dari klinik sambil bawa nampan, Nara heran, kok Kak Clara tumben banget ke klinik."

Oh ya ampun, hanya karena itu jantung Clara nyaris saja lepas, namun setelah mengetahui jawaban Nara, dia lega bukan main.

YOU'RE MY LIVE - ||BAE JINYOUNG||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang