“Kadang-kadang aku merasa dunia sangat sempit. Awalnya kamu dan aku terlihat seperti orang asing, tapi ternyata kita dipersatukan oleh takdir.”
-Clara
✿Selamat ෴ membaca✿
Anak laki-laki remaja itu berjalan di lorong dengan langkah tergesa-gesa, raut wajahnya terlihat gelisah dengan alis yang bergerak-gerak tak nyaman, lalu kian lama, semakin cepat pula langkah kakinya sehingga terlihat seperti dikejar oleh sesuatu.
Wanita itu. Siapa, siapa dia yang sebenarnya? Dan kenapa harus ada tanda lahir kecil di telinga Grizeel? Kenapa harus sama dengan pembunuh itu? Kenapa?!!
"Uggh!!"
Langkah Jinyo terhenti seketika, saat kondisi bundanya yang tragis terus terbayang di dalam benaknya, dada Jinyo tiba-tiba berdenyut-denyut sakit.
Berpegangan pada dinding, Jinyo berusaha menormalkan napasnya yang tak beratur, tapi percuma, lututnya pun dengan refleks jatuh ke lantai.
"Sa-sakit..."
Jinyo tidak kuat jalan lagi, ia memegangi dadanya yang tanpa sebab kesulitan bernapas, seperti dicekik kuat-kuat. Ada apa dengan dirinya saat ini? Kenapa jantungnya terasa ngilu setengah mati? Seolah-olah raganya sedang ditarik keluar.
"B-bunda s-sakit...."
Saking sakitnya jantung Jinyo, air matanya jatuh dengan deras, demi Tuhan Jinyo kesakitan, bahkan nafasnya pun sampai tersengal-sengal, kepalanya pening dihantui suara mic yang rusak. Siapapun tolong. Tolong selamatkan dirinya.
"T-tolong aku... Ayah bunda... Tolong aku.."
Rintihan anak itu menguap di udara, suara tangisannya tersendat-sendat di tenggorokan, dan wajahnya semakin memerah, dengan susah payah, Jinyo memukul dadanya pelan, berharap rasa sakit ini segera berhenti.
Ia sudah tak kuat lagi, dan anggota tubuhnya pun seperti lumpuh.
"Ji-Jinyo? Hei Jinyo!! Itu kamu? Ya Tuhan kamu kenapa?!"
Dengan pandangannya yang remang, Jinyo bisa melihat seorang gadis berlari ke arahnya, itu Clara, Jinyo bisa tau hanya dari suaranya saja. Dan dari aroma tubuh gadis itu, Jinyo langsung mengenalinya.
"K-kak Clara..."
"Jinyo!! Kamu kenapa?! Apa yang sakit Jinyo?!! Jawab aku!"
Pertolongan pertama, Clara menepuk-nepuk kedua pipi Jinyo, lalu disusul juga mengguncang tubuh Jinyo supaya anak itu tidak memejamkan kedua matanya. Melihat wajah Jinyo yang memerah dan pucat seperti ini, Clara nyaris jantungan.
"Hei sadar Jinyo! Kamu harus sadar! Bilang ke aku apanya yang sakit?"
Dengan tangannya yang gemetar, Clara menangkup kedua rahang Jinyo yang ingin terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MY LIVE - ||BAE JINYOUNG||
Non-Fiction"Tanpa adanya kegelapan, cahaya mungkin saja tidak pernah ada di dunia, begitupula juga hidupku, jika saja kehidupanku tidak gelap saat aku terpuruk, mungkin saja aku tidak pernah bertemu denganmu." "Aku ingin bunuh diri, hanya itu saja yang aku ing...