Chap 33- Manisnya senyuman

3 7 4
                                    

Kini kita berdua sudah menjadi teman, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, aku membantumu, dan sebaliknya, kamu harus membantuku juga di suatu hari nanti. Dan kita harus saling percaya satu sama lain, karena itulah adalah bentuk dari frasa teman."

-Clara

✿Selamat ෴ membaca✿







PLAKKK!!!

Jinyo terdiam kaku setelah wajahnya tertoleh ke samping, bersamaan dengan rasa panas yang langsung menjalar di sekitaran kulit pipinya, ia tercekat, tidak menyangka bahwa Grizeel menamparnya dengan keras.

Ini adalah tamparan yang pertama, sebuah tamparan yang sangat menyakitkan membuat rambutnya berantakan dan pipinya ikut memerah. Suasana disana pun langsung hening, atmosfer di rumah sakit terasa mencekam sampai membuat nafas Jinyo tercekik.

"Jadi kamu pelakunya...."

Jinyo menolehkan kepalanya secara perlahan, dengan kedua tangannya yang tiba-tiba menjadi bergetar, kemudian ia menatap wajah seorang wanita muda di depannya yang penuh dengan guratan emosi.

"Tante kenapa nampar aku?" Tanya anak laki-laki itu sangat pelan, merasa begitu tersakiti, lalu Jinyo menyentuh pipinya bekas tamparan yang masih terasa panas.

Sementara itu, telapak tangan Grizeel yang digunakan untuk melayangkan tamparan kepada Jinyo barusan jatuh meluruh, seakan-akan dosa menampar murid setara dengan membunuh seseorang.

Wanita itu mengusap wajahnya kasar, mengalihkan matanya ke sembarang arah, ia tidak mau melihat Jinyo yang tampak kesakitan, saat ini kemarahannya lebih besar dibandingkan rasa kasihannya.

"Selama ini tante mencoba merawat kamu sampai dewasa, selalu menyayangi kamu lebih dari anak panti lainnya, tapi kenapa malah ini balasannya Jinyo?"

Grizeel mengepalkan kedua tangannya, hatinya sungguh sesak dan ada perasaan menyesal besar setelah menampar Jinyo yang sejak dulu telah dianggapnya sebagai anak kandung sendiri.

Kening Jinyo mengernyit samar, merasa bingung tatkala ia tak sengaja melihat tangan Grizeel yang mengepal.

"Aku gak ngerti maksud tante apa? Aku minta maaf kalau tante merasa marah karena gak becus jagain Kirana, aku janji setelah Kirana sadar—"

"Apa tante perlu ngejelasin semua kelakuan jahatmu Jinyo? Perlukah tante melakukannya supaya kamu bisa berhenti berpura-pura polos?" Nada wanita itu meninggi, tangannya lantas terangkat tinggi, menunjukkan kepada Jinyo sebuah amplop besar berwarna coklat. "Yang membuat Kirana kritis seperti ini, karena ulah racun itu Jinyo!"

Jinyo tidak terkejut sama sekali, dari awal ia sudah bisa memprediksi cepat atau lambat, Grizeel akan mengetahui hasil diagnosa dari dokter.

Responnya tidak berlebihan, Jinyo hanya menghela napas sedih, kemudian menundukkan kepalanya lesu, namun tanpa mengambil amplop besar yang berwarna coklat tersebut.

"Aku juga gak nyangka Kirana keracunan, entah karena apa, tapi aku merasa ada seseorang di panti yang sengaja menaburkan bubuk racun ke makanan Kirana-"

"Jangan membulak-balikkan kesalahan Jinyo.... Mau sampai kapan kamu berbohong terus, mengaku saja kamu kan yang menaburkan bubuk arseniknya?"

"A-apa?!"

Kepalanya terangkat seketika, satu frasa tersebut langsung lolos dari mulutnya begitu saja, jantungnya yang sedang berdetak seolah mencelos, Jinyo tidak menyangka Grizeel bisa menuduhnya segampang itu.

Hal ini sungguh di luar dugaannya.

Apakah dia salah mendengarnya? Ataukah semua ini hanya mimpi saja?

YOU'RE MY LIVE - ||BAE JINYOUNG||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang