"Kekuatan cinta memang luar biasa, bisa membuat seseorang bangkit lagi dari kekalahan, jiwanya lebih hidup, dan selalu tersenyum ketika membayangkan pujaan hati. Namun sayangnya saat cinta itu terluka, maka semuanya akan hilang dalam sekejap."
✿Selamat ෴ membaca✿
"Tuan, apakah tuan serius tidak ingin ke panti dulu untuk mengantarkan teman perempuan anda?"
Si supir itu bertanya, sebelum menyalakan mesin mobil, ia melirik tuannya terlebih dahulu dari kaca spion tengah yang duduk di kursi belakang bersama dengan seorang gadis, sepertinya namanya adalah Clara, karena itu yang ia dengar sayup-sayup saat tuannya mengobrol.
Mendapatkan pertanyaan ragu tersebut, Jinyo menoleh ke arahnya, kemudian menyenderkan punggungnya ke jok sambil mengambil napas panjang.
"Gak usah pak, mumpung dia ketiduran, soalnya Om Kenzi takut nungguin aku terlalu lama disana." Jawab Jinyo, lalu melirik Clara kembali yang tertidur di sampingnya.
Gadis itu aneh, padahal tadi Jinyo hanya menggendongnya saja, tapi tau-tau kedua mata gadis itu sudah terpejam di gendongannya. Apakah Clara memang benar-benar lelah?
"Maaf jika saya lancang tuan muda, tapi saya khawatir dengan teman perempuan anda, bagaimana nanti jika dia marah begitu bangun?"
Tawa Jinyo seketika pecah di detik berikutnya, supirnya itu memang benar, dimanapun, kapanpun, Clara selalu memarahinya habis-habisan, tanpa peduli bahwa Jinyo adalah anak dari CEO.
"Yah dia memang pemarah, itu sifatnya, tapi biarin aja, aku udah terbiasa kok..." Jinyo mengangkat kedua bahunya, masih dengan sisa-sisa tawanya.
"Baik tuan, jika dia marah-marah lagi kepada anda, saya yang akan menghadapinya!"
"Gak usah pak, Kak Clara bukan harimau, jadi gak bakal gigit aku." Si anak CEO itu tersenyum geli, melihat wajah Clara yang tertidur seperti ini hati Jinyo rasanya tenang.
Sampai akhirnya mobil yang ditumpanginya pun akhirnya melaju pelan, menjauh dari pemakaman.
Jinyo lagi-lagi tersenyum sendiri, dan selama perjalanan, wajah itu terus dipandanginya, hatinya berbunga-bunga, seolah-olah dia sedang mengalami jatuh cinta.
Jujur, sebenarnya Jinyo merasa ini seperti mimpi, karena ini adalah pertama kalinya Jinyo memandangi wajah tidur Clara dari dekat, wajah galak yang selalu memarahinya kini terlihat tenang di bawah alam sadar.
Apalagi kelopak mata yang mirip seperti serpihan mawar itu dan kedua bulu mata lentiknya, membuat Jinyo betah memandangi pahatan wajah Clara lama-lama, jadi, apakah wajah peri seperti ini?
"Saya gak yakin gadis itu teman perempuan anda, sejak tadi tuan terus memandanginya, jadi apakah gadis itu pacar anda?"
"Bu-bukan pak!!! Dia bukan pacar aku!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MY LIVE - ||BAE JINYOUNG||
No Ficción"Tanpa adanya kegelapan, cahaya mungkin saja tidak pernah ada di dunia, begitupula juga hidupku, jika saja kehidupanku tidak gelap saat aku terpuruk, mungkin saja aku tidak pernah bertemu denganmu." "Aku ingin bunuh diri, hanya itu saja yang aku ing...